Anda di halaman 1dari 23

PERBEDAAN KENAIKAN BERAT BADAN

ANTARA BAYI YANG DIPIJAT DENGAN BAYI


YANG TIDAK DIPIJAT DI PUSKESMAS
IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG TAHUN
2016

Afina Faza
10100112073

Faktor
Interna
l

Genetik
Jenis Kelamin
Ras

Faktor
Ekstern
al

Pertumbuhan
Asupan ASI
Lingkungan
Ekonomi
Budaya

Biolo
gi

Lingkungan

Fisik

Sosia
l

Stimulus
pada Bayi
Pijat Bayi

Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran berat badan
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Ibrahim Adjie Bandung?
2. Bagaimana kenaikan berat badan
bayi yang dipijat dan tidak dipijat?
3. Apakah terdapat perbedaan kenaikan
berat badan bayi yang dipijat dan
yang tidak dipijat?

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui gambaran berat badan
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Ibrahim Adjie.
2. Mengetahui perbedaan kenaikan
berat badan pada bayi yang dilakukan
pijat bayi dengan yang tidak dipijat.
3. Mengetahui perbedaan kenaikan
berat badan bayi yang dipijat dan
yang tidak dipijat.

Kerangka Pemikiran
Bayi
Dilakukan pijat
bayi
Peningkatan
tonus saraf
vagus
Meningkatkan
kadar hormon
gastrin dan
insulin
Digesti dan
absorpsi nutrisi
menjadi lebih
optimal

Pengosongan
lambung
menjadi lebih
cepat
Bayi mudah
lapar

Bayi sering
menyusu

Asupan nutrisi
meningkat

Stimulasi
hormon
prolactin dan
oxytocin
meningkat
Produksi dan
ejeksi ASI
meningkat

Berat badan
bayi
meningkat

BAB III METODOLOGI


PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Kriteria Inklusi Eksklusi
3.4 Penghitungan Sampel
3.5 Metode Penelitian
3.6 Pengumpulan dan Pengolahan
Data
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.8 Aspek Etika Penelitian

a. Populasi dan Sampel


Populasi target dalam penelitian ini adalah
bayi yang
dipijat di Kota Bandung.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah bayi
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Ibrahim Adjie
Kota Bandung tahun 2016.
b. Subjek Penelitian
Bayi yang dipijat dan datang ke Posyandu atau
Puskesmas
Ibrahim Adjie Kota Bandung tahun 2016

c. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria Inklusi
Bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan
pertama
Mempunyai catatan berat badan saat berusia 2
bulan dan 4 bulan
Orang tua yang bersedia mengikuti penelitian
Bayi yang sehat dan tidak memiliki penyakit
bawaan atau penyakit kronis
Bayi yang rutin dipijat minimal tiga kali dalam satu
minggu
Kriteria Eksklusi
Bayi yang tidak memiliki atau tidak membawa KMS

d. Penghitungan Sampel
Dari rumus slovin dengan jumlah populasi
sebanyak
350 bayi berusia kurang dari 1 tahun, dan error
tolerance
sebanyak 5% (0,05) maka
didapatkan jumlah sampel sebanyak 35 bayi.
e. Metode Penelitian
Metode cross-sectional. Uji statistik pada
penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney.
Pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling yang merupakan non probability
sampling hingga jumlah sampel terpenuhi.

Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pijat
bayi
yang dilakukan pada bayi usia kurang dari 1 tahun
di Puskesmas Ibrahim Adjie.
b. Variabel Tergantung
Peningkatan berat badan pada bayi usia kurang
dari 1 tahun yang dilakukan pijat bayi.

f. Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pengumpulan Data
Data sekunder berupa Kartu Menuju Sehat untuk melihat
kenaikan berat badan bayi di Wilayah kerja Puskesmas
Ibrahim Adjie Bandung.
Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan SPSS Windows 10
g. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Ibrahim Adjie dan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie
Bandung.
Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada bulan April sampai Mei
2016.

Alur Penelitian

Pembahasan
Hasil Penelitian

Karakteristik Subjek Penelitian


Karakteristik

Dipijat
(n=35)

Tidak dipijat
(n=35)

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

21
20

20
15

Status Gizi
Gizi Baik
Gizi Kurang

34
1

33
2

Berat badan bayi yang dipijat dan yang


tidak dipijat

Dipijat
Tidak Dipijat

Berat badan saat berusia 2 bulan

Perbedaan kenaikan berat badan


bayi yang dipijat dengan yang
tidak dipijat

Pembahasan
Terdapat perbedaan kenaikan
berat badan antara bayi yang
dipijat dengan yang tidak dipijat.
Pijatan pada bayi meningkatkan
tonus saraf vagus sehingga akan
meningkatkan kadar hormon
gastrin dan insulin serta
peningkatan stimulasi gerakkan
peristaltik.

Pijatan dapat meningkatkan


aliran darah sehingga oksigen
dan nutrisi dapat mencapai
seluruh sel dan jaringan.
Pertumbuhan sel dan jaringan
yang berjalan optimal dapat
meningkatkan berat badan bayi
Uji statistik dilakukan
menggunakan Uji Mann-Whitney
dengan derajat kepercayaan 95%
didapatkan nilai P sebesar 0,44

Perbedaan frekuensi dan durasi pijat


bayi menyebabkan perbedaan
kenaikan berat badan
Peneliti menilai secara kualitatif dan
kuantitatif, tetapi penilaian kuantitatif
hanya mengacu pada frekuensi, tidak
mengacu pada durasi pemijatan
Frekuensi ideal pemijatan pada bayi
yaitu minimal 3 kali dalam seminggu
dengan durasi minimal 15 menit.

Keterbatasan Penelitian
Indikator

pemijatan pada bayi


hanya dilakukan secara kualitatif,
penilaian secara kuantitatif pada
penelitian ini hanya menilai
frekuensi pemijatan.
Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode cross
sectional, yang menilai dalam
kurun waktu yang sama tanpa
melihat riwayat kelahiran.

Bab V Simpulan dan Saran


Simpulan
Gambaran berat badan bayi pada bayi
yang dipijat maupun yang tidak dipijat
sebagian besar dalam status gizi baik.
Rata-rata kenaikan berat badan bayi yang
dipijat sebesar 1560 gram, sedangkan
rata-rata kenaikan berat badan bayi yang
tidak dipijat sebesar 1448 gram
Terdapat perbedaan kenaikan berat badan
antara bayi yang dipijat dan tidak dipijat
tetapi tidak bermakna

Saran
Edukasi pemijatan bayi kepada ibu bayi
secara berkala.
Pemantauan durasi dan frekuensi pijat
bayi yang dilakukan secara mandiri
dirumah oleh petugas kesehatan secara
berkala.
Penelitian lebih lanjut menggunakan
metode lain untuk menilai pengaruh
pijat bayi terhadap kenaikan berat
badan.

Terima Kasih
Wassalammualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh
Afina Faza

Anda mungkin juga menyukai