TERKAIT PENGELOLAAN
LIMBAH
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
Convention
Diperkirakan timbulan
limbah medis dari
Rumah Sakit dalam satu
tahun sebanyak 9.890
ton dari 2.122 RS di
seluruh Indonesia
Puskesmas
7,5 gr/pasien/hari (PATH,
2004)
PENGERTIAN
PENGERTIAN
3. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan
yang
mencakup
reduksi,
penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan limbah B3 ( PP No.
18 Tahun 1999)
Pasal 8
Ayat 1
Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang,
serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
Pasal 11
Prasarana rumah sakit dapat
meliputi:
a.Instalasi air
b.Instalasi mekanikal dan
elektrikal
c.Instalasi gas medis
d.Instalasi uap
e.Instalasi pengelolaan limbah
f. .dst
JENIS
KEGIAT
AN
KODE
KEGIATA
N
D227
RUMAH
SAKIT
7511
9309
SUMBER
PENCEMAR
AN
ASAL/URAIAN
LIMBAH
PENCEMAR
AN UTAMA
Seluruh RS
dan
Laboratoriu
m Klinis
Limbah klinis
Produk
farmasi
kadaluarsa
Peralatan
laboratorium
terkontamina
si
Kemasan
produk
farmasi
Limbah
Laboratorium
Residu dari
proses
Limbah
terinfeksi
Residu
produk
farmasi
Bahanbahan
kimia
Pengolahan
limbah
B3
degan
cara
thermal
dengan
mengoperasikan insinerator wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. mempunyai insinerator dengan spesifikasi sesuai dengan
karakteristik dan jumlah limbah B3 yang diolah;
b. mempunyai insinerator yang dapat memenuhi efisiensi
pembakaran minimal 99,99 % dan efisiensi penghancuran dan
penghilangan sebagai berikut :
1)efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Principle
Organic Hazard Constituent (POHCs) 99,99%;
2)efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Biphenyl (PCBs) 99,9999 %;
3)efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Dibenzofurans 99,9999 %;
4)efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Polyclorinated
Dibenso-P-dioxins 99,9999 %.
c. memenuhi standar emisi udara;
d. residu dari kegiatan pembakaran berupa abu dan cairan wajib
PENGANGKUTAN
PENYIMPANAN
SEMENTARA
PENGUMPULAN
PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN
Menteri Perhubungan
Bupati/Walikota
Menteri
Lingkungan
Hidup
Gubernur
Bupati/Walikota
Menteri instansi terkait
Menteri Lingkungan
Hidup
LIMBA
H
MEDIS
MENGANDUNG
LOGAM BERAT
KONTAINER
BERTEKANAN
RADIOAKTIF
(KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN No.
1204/MENKES/SK/X/2004)
MINIMISASI
Melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber
Mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun
Melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
limbah
medis
mulai
dari
pengumpulan,
pengangkutan
Pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang
berwenang
PEMILAHAN, PEWADAHAN,
PEMANFAATAN KEMBALI & DAUR
ULANG
PENGOLAHAN
Limbah medis padat tidak diperbolehkan
membuang langsung ke tempat pembuangan
akhir limbah domestik sebelum aman bagi
kesehatan.
Cara
dan
teknologi
pengolahan
atau
pemusnahan limbah medis padat disesuaikan
dengan kemampuan rumah sakit dan jenis
limbah medis padat yang ada, dengan
pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan
pembakaran dengan menggunakan insinerator.
Ada apa
dengan
Insinerasi?
Regulasi terhadap
proses insinerasi sangat
ketat
Biaya instalasi,
operasional,
pemeliharaan MAHAL
Kewajiban Stockholm
Convention untuk
mengeliminasi POPs
Arahan Kebijakan
Nasional terkait limbah
medis dan logam berat
KEBIJAKAN FREE-MERCURY
Hasil Pertemuan
Intergovernmental Negotiating Committee (INC) ke-5
Geneva, Januari 2013
Pengaturan terhadap:
suplai dan perdagangan merkuri,
produk dan proses yang menggunakan merkuri,
penambangan emas skala kecil (artisanal and smallscale gold mining/ASGM),
emisi ke udara dan pembuangan merkuri ke tanah
dan air,
penyimpanan dan pengelolaan limbah merkuri,
peran sektor medis dalam mencegah dan
menangani dampak merkuri pada kesehatan,
penyusunan rencana implementasi nasional,
mekanisme pendanaan,
peningkatan kapasitas dan alih teknologi untuk
membantu implementasi konvensi.
Perkiraan Kandungan
Merkuri
Termometer klinis
0.5 - 1.5 g
Termometer laboratorium
3.0 - 4.0 g
110 - 200 g
contain up to
1361 g of mercury
54 - 136 g
Miller-Abbott tubes
136 g
Dennis tubes
136 g
Foley catheter
68 g
LANGKAH-LANGKAH
PENGHAPUSAN MERKURI NASIONAL BIDANG
KESEHATAN
Peninjauan
dan
penyusunan
regulasi
terkait
penghapusan alat mengandung merkuri
Inventarisasi peralatan yang mengandung merkuri
Kajian
terhadap
dampak
penggunaan
alat
mengandung merkuri
Evaluasi dan kajian peralatan pengganti non merkuri
Peningkatan kapasitas bagi petugas dan masyarakat
Melakukan kemitraan dengan berbagai pihak dalam
eliminasi penggunaan merkuri di sektor kesehatan
Monitoring dan evaluasi
LANGKAH-LANGKAH PENGHAPUSAN
MERKURI
DI RUMAH SAKIT
1. Membuat Gugus Tugas ELIMINASI MERKURI
2. Manajemen Rumah Sakit menandatangani
Surat Komitmen untuk PENGHAPUSAN
MERCURY
3. Melakukan Inventarisasi Merkuri
4. Menyusun program substitusi merkuri
Mengganti termometer dan alat ukur tekanan
darah dengan yang aman, akurat, afordabel
Mengadopsi kebijakan pembelian mercury-free
Menetapkan
program
pengelolaan
dan
penyimpanan limbah merkuri
Pelatihan dan pendidikan
Untuk
permohonan
izin
pengolahan limbah medis
menggunakan
incinerator
oleh rumah sakit pada tahun
2013
tidak
memerlukan
analisis limbah medis input
dan DRE, cukup dengan
baku mutu dan efiseiensi
pembakaran
sebesar
99,50%
KEBIJAKAN
GREEN HOSPITAL
Prinsip
1) Melindungi kesehatan para penghuni
gedung (pasien, karyawan, pengunjung)
2) Melindungi kesehatan masyarakat sekitar
3) Melindungi
kesehatan
masyarakat/
komunitas global dan sumber daya alam
4) Efisiensi penggunaan sumber daya RS
Food
Waste
Wate
r
Provide
sustainably
grown local
food for staff
and patients.
Conserve
water; avoid
bottled water
when safe
alternatives
exist.
PRI
NSIP
PEN
GEL
OLA
AN
PRIN
SIP
KEBIJ
AKAN
UPAYA PEMERINTAH
terima kasih