Anda di halaman 1dari 22

DOSEN : Septi Muharni, M.

Farm Apt

FARMAKOTERAPI MALARIA
Oleh :
Kelompok 2
Ade Syafarullah
Agin Delthia Sautaki
Alvina Noprianty
Bella Ardhiyati
Dwi Muharrani
Frehmi Yulianti
Geby Orlance
Jayanti Pratiwi
Maghfira Maulani P
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2016

KASUS

Nama : AS
Jenis kelamin
Laki-laki
Usia
:4
Berat badan
kg
Tinggi badan
cm

:
Th
: 13
: 95

ANALISA KASUS
DENGAN METODA
SOAP

A. SUBJEKTIF
Nama: AS
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 4 Th
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 95 cm

B. OBJEKTIF

C. ASSESMANT

Malaria Falciparum
Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium
yakni penurunan nilai hemoglobin (9 gr/dl) dan Hematokrit
(25%). Selain itu adanya keluhan yang dialami pasien
seperti demam, berkeringat, mual dan muntah, batuk, flu,
sakit kepala, nyeri pada badan, kejang demam.
Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan splenomegali
(pembesaran limpa) , tangan pucat, mata pucat, timbulnya
ptekie pada kulit, serta saat pemeriksaan spesimen darah
ditemukan jenis parasit yakni plasmodium falciparum
sehingga diagnosa dari penyakit pasien ini ialah malaria
falciparum.

D. PLAN
1.

.
.
.
.

Terapi Nonfarmakologi
The Center for disease Control and Prevention (CDC)
merekomendasikan hal berikut untuk membantu
mencegah merebaknya malaria:
Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di
sekitar tempat tidur
Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja
sampai fajar
Atau bisa menggunkan kelambu di atas tempat tidur,
untuk menghalangi nyamuk mendekat
Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi,
bekas kaleng atau tempat lain yang bisa menjadi sarang
nyamuk

D. PLAN

Jangan Dekatkan Air Dingin, Untuk mandi penderita dapat


menggunakan air hangat.
Kompres Demam, Untuk mengurangi rasa panas akibat
dari demam yang tinggi
Istirahat Cukup, istirahat yang baik untuk penderita
penyakit malaria adalah selama kurang lebih 10 jam.
Perbanyak Konsumsi Air, penderita diperkenankan untuk
minum air putih minimal sebanyak 10 gelas setiap harinya

D. PLAN
2.

Terapi Farmakologi
Malaria untuk pengobatan lini pertama Malaria falsiparum
digunakan obat Artemisinin Combination Therapy (ACT) +
Primakuin.
Berdasarkan sumber primer (jurnal) yakni Diagnosis dan
Penatalaksanaan Malaria Tanpa Komplikasi pada Anak
CDK-229/ vol. 42 no. 6, th. 2015, Lini pertama adalah :
. Dehidroartemisin + piperakuin (fixed dose combination) +
Primakuin
. Dosis dehidroartemisin 2-4 mg/kgBB dan piperakuin 16-32
mg/kgBB/dosis tunggal, diberikan selama 3 hari.
. Untuk P. falciparum khusus untuk anak >1 tahun, dosis
primakuin: 0,75 mg-basa/kgBB/ dosis tunggal 1 hari.

D. PLAN
2.

Terapi Farmakologi
Obat program untuk dihidroartemisinin - piperakuin
adalah Fixed Dose combination (FDC) setiap kemasan
terdapat
8
tablet,
setiap
tablet
mengandung
dihydroartemisinin 40 mg dan piperakuin 320 mg.

D. PLAN
2. Terapi Farmakologi
. Terapi simptomatik
. Pemberian antipiretik pada anak demam untuk mencegah
hipertermia dengan dosis paracetamol 15 mg/kgBB/dosis
setiap 4-6 jam. Apabila terjadi hipertermia (suhu rektal
>40C), berikan paracetamol dosis inisial 20 mg/kgBB/dosis
dilanjutkan dengan dosis rumatan 15 mg/kgBB/dosis.
. Pada anak kejang, sebaiknya berikan diazepam intravena
perlahan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/dosis atau
diazepam rektal 5 mg (berat badan <10 kg) atau 10 mg
(berat badan >10 kg), dan segera rujuk ke rumah sakit,
karena kejang merupakan salah satu gejala malaria berat
yang membutuhkan penanganan lanjutan.

D. PLAN
2.

.
.
.
.
.
.

Terapi Farmakologi
Sehingga, untuk pasien AS dengan usia 4 tahun dan BB
13 kg yakni untuk dosis :
Dihydroartemisinin 2-4 mg/kgBB
: 26 mg - 52 mg
Piperakuin 16-32 mg/kgBB
: 208 mg 416 mg
Primakuin 0.75 mg/kgBB
: 9.75 mg
Paracetamol 15 mg/kgBB
: 195 mg
Paracetamol 20 mg/kgBB (>400C) : 260 mg
Diazepam
: 10 mg (>10 kg)

E.
MONITORING

E.
MONITORING

F. KIE
1. Mengarahkan pasien yang diduga menderita
penyakit malaria untuk memeriksakan diri.
2. Memotivasi pasien untuk patuh pada pengobatan.
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
untuk mempercepat proses penyembuhan. Hal ini
dilakukan dengan cara :
. Memberikan informasi kepada pasien tentang
penyakit dan pengendalian diri dan lingkungan dalam
upaya mencegah penularan.
. Menjelaskan obat-obat yang harus digunakan,
indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu
penggunaannya.

F. KIE

Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada


pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek
samping yang mungkin timbul selama pengobatan.
Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminum obat
sesuai jadwal yang diberitahukan oleh dokter atau
petugas kesehatan lain misalnya pada pagi hari.
Memberikan informasi mengenai bahaya bila tidak patuh
yaitu adanya resisten dari parasit plasmodium
falciparum.
Memberi informasi terhadap tanda-tanda kegawatan
kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa
ke rumah sakit terdekat untuk perawatan

F. KIE

Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga agar


memodifikasi gaya hidup sehat serta menjaga keberihan
diri maupun lingkungan
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
mengkonsumsi banyak air putih, olahraga ringan teratur
dan istirahat yang cukup.
Melakukan konseling kepada pasien untuk melihat
perkembangan terapi dan memonitor kemungkinan
terjadinya masalah terkait obat Membuat pencatatan
penggunaan obat pasien (P3) untuk evaluasi pengobatan
dan pelaporan

TPN
Pada pasien rawat jalan tidak diberikan TPN namun
disarankan kepada pasien agar banyak mengkonsumsi air
putih (air mineral) sedangkan pasien rawat inap diberikan
nutrisi total parenteral yakni sebagai berikut :
1. Infus RL (Ringer laktat), Elektrolit
Komposisi :
Per 1000 mL Na 130 meq/L, Cl 109 meq/L, K 4 meq/L, Ca
2,7 meq/L, Lactate 28 meq/L, (NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2
0,2 g, Na Lactate 3,1 g, Water for injection 1000 mL).
Osmolaritas ; 273 mOsm/L
Indikasi :
Terapi untuk mengatasi deplesi volume berat saat tidak
dapat diberikan rehidrasi oral.

TPN
Pada Anak-anak :
Lakukan Rehidrasi (Pemberian cairan infus),
larutan dektrosa 5 % atau 10 % atau NaCL 0,9 %,
Dosis 1 jam pertama, 30 ml/kgBB atau 10 x kgBB per
tetes/menit.
Misalnya : anak dengan BB 10 kg = 10 x 10
tetes/menit, dilanjutkan 20 ml/kgBB (23Jam sisa),
atau 7 tetes x kgBB/menit, dilanjutkan pemberian
maintenace 10 ml/kgBB/hari atau 3 tetes/kgBB/menit.

TERAPI
RASIONAL
OBAT

EFEKTIFITAS
OBAT & KASUS
LANJUTAN

Bila pengobatan lini pertama tidak efektif, gejala klinis


tidak memburuk tapi parasit aseksual tidak berkurang
(persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi) maka
diberikan pengobatan lini kedua malaria falsiparum.
Kina + Klindamisin + Primakuin
Kina (tablet 200 mg kina fosfat/sulfat), Dosis kina 10
mg/kgBB/dosis, diberikan 3 kali sehari selama 7 hari.
Klindamisin , Dosis klindamisin: 20 mg basa/kgBB/hari
dibagi 3 dosis selama 7 hari.
Primakuin , Dosis Primakuin : 0,75 mg-basa/kgBB/ dosis
tunggal 1 hari.

Anda mungkin juga menyukai