Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

KRISIS HIPERTENSI
Oleh:
DINI MAYRISDAYANI
0808121365

Pembimbing
dr. LIGAT PRIBADI SEMBIRING, Sp. PD

Pendahuluan
Krisis hipertensi TD sistolik > 180 mmHg dan TD

diastolic > 110 mmHg


Pada pasien yang tidak mendapat terapi antihipertensi
atau mendapat terapi antihipertensi tetapi tidak
adequat
JNC VII: krisis hipertensi ini menjadi 2 golongan yaitu:
hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak).
Angka kejadian krisis hipetensi menurut laporan dari
hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2
7% dari populasi hipertensi, terutama pada usia 40 60
tahun dengan pengobatan yang tidak teratur selama 2
10 tahun
Di Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian
ini.

Definisi & Klasifikasi

Patofisiologi

Diagnosis

Penatalaksanaan
First line

Hipertensi urgensi
Hipertensi urgensi dapat di tatalaksana

dengan pemberian obat oral dengan dosis


rendah untuk mengurangi pengurangan
tekanan darah yang berlebihan sehingga
terjadi hipotensi, khusunya pada orang tua,
PAD dan sebagainya. Tujuan utamanya
yaitu untuk mengurangi tekanan darah
menjadi 160/10 mmHg dalam beberapa
jam sampai hari. MAP harus turun 25 %
dalam 24 jam.

Hipertensi emergensi
Penatalaksanaan hipertensi emergensi

menggunakan obat-obat antihipertensi


yang diberikan secara parenteral. Penderita
biasanya dirawat di ruang ICU. Tekanan
darah harus segera turun, MAP dalam satu
jam pertama turun 10 % dan dalam 2-3 jam
berikutnya 15 %. Penurunan yang
mendadak secara cepat dapa
menyebabkan hipoperfusi ke jantung dan
cerebrovaskular. Penatalaksanaan
hipertensi emergensi dipengaruhi oleh
kerusakan organ target yang telah terjadi

Ilustrasi Kasus
Identitas pasien
Nama

: Ny. ST
Umur
: 63 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Suka Karya Tampan
Pekanbaru
No. MR : 77 65 13
Masuk RS : 07 Agustus 2012

Keluhan utama : Sakit kepala yang tidak tertahankan


2 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
2 jam SMRS pasien merasakan nyeri kepala yang
tidak tertahankan di daerah dahi, nyeri
berdenyut,jantung berdebar-debar, pandangan mata
kabur, oyong saat berjalan, badan terasa lemah, mual
(+), muntah (-), nyeri di daerah belakang kepala (-).
Pasien juga telah berobat ke Puskesmas di Pekanbaru.
Pihak Puskesmas menganjurkan pasien untuk ke IGD
RSAA karena tekanan darah pasien 220/100.
1 minggu SMRS pasien juga sudah mengeluhkan sakit
kepala namun masih dapat ditahan.

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat asma (+)
Riwayat TB (+) sejak 1 tahun
yang lalu
Riwayat hipertensi (+) sejak 16
tahun yang lalu.
6 tahun SMRS pasien juga sudah
pernah mengalami sakit kepala
hebat dengan keluhan yang sama
seperti saat ini dan dirawat di RS
di Pekanbaru dengan tekanan
darah saat masuk 230 mmHg
Riwayat maag (+)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-)

Riwayat Penyakit keluarga


Riwayat asma (+)
Riwayat TB (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat DM (+)

Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi obat untuk
menurunkan tekanan darah yaitu captopril
12,5 mg 2x1 selama 2 tahun terakhir
Pasien juga sering mengkonsumsi
parasetamol untuk menurunkan panas jika
sedang demam

Riwayat Kebiasaan
Pasien sering mengkonsumsi makanan
yang asin, merokok (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS 15
Vital sign saat tiba di IGD : TD: TaKa : 220/120 mmHHg
TaKi: 220/110 mmHg
T :36,5C HR: 88x/mnt RR:
20 x/ mnt
Vital sign saat di ruangan : TD: TaKa : 170/100 mmHg
TaKi: 160/100 mmHg
T :36,5C HR: 96x/mnt RR:
20 x/ mnt
Keadaan gizi : BB: 38 Kg TB: 155 Cm IMT: 15, 8 Kg/m2

Pemeriksaan Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil
(+/+)
Leher : pembesaran KGB leher (-), aksila (-), JVP 5-2 cmH 2O

Pemeriksaan Thorak
Paru :
Inspeksi : bentuk dinding dada tidak simetris, kiri lebih tinggi
dibanding kanan, gerakan dada simetris kiri dan kanan, retraksi (-)
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi: sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS VI, 2 jari LMCS
Perkusi: batas jantung kiri di ICS VI, 2 jari lateral LMCS, batas
jantung kanan di ICS V linea sternalis
Auskultasi : bunyi jantung normal, teratur, bising (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal

Pemeriksaan Ekstremitas (Status Lokalis)


Akral hangat, CRT < 2 detik, edema tungkai (-),
sianosis (-), clubing finger (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Laboratorium darah rutin dan kimia darah
Hb
: 12,2
gr% GDS : 103
AST : 23
Ht
: 35,9
Cr-S: 0,72
ALT : 24
Leukosit : 9300/mm3 BUN: 10 Ureum 21,4
Trombosit : 288.000/mm3
Foto Thoraks
Menunjukkan gambaran kardiomegali, CTR >
50%

Elektrokardiografi

Resume:

Ny. ST, 63 tahun masuk ke RSUD AA dengan keluhan


nyeri kepala nyeri kepala yang tidak tertahankan di
daerah dahi 2 jam SMRS. Nyeri berdenyut, jantung
berdebar-debar, pandangan mata kabur, oyong saat
berjalan, badan terasa lemah, mual (+), muntah (-),
nyeri di daerah belakang kepala (-). Pasien juga telah
berobat ke Puskesmas di Pekanbaru. Pihak Puskesmas
menganjurkan pasien untuk ke IGD RSAA karena
tekanan darah pasien 220/100. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah saat tiba di IGD RSUD AA
220/120 mmHg dan tekanan darah saat di ruangan
170/100 mmHg, batas jantung kiri di ICS VI, 2 jari
lateral LMCS, batas jantung kanan di ICS V linea
sternalis. Dari pemeriksaan penunjang, pemeriksaan
darah rutin dan kimia darah dalam batas normal,
pemeriksaan ronsen thorax menunjukkan
kardiomegali yaitu left ventricel hypertrophy dan
pada pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran LVH.

Diagnosis Kerja : Krisis Hipertensi, hipertensi mendesak


(urgency hypertension)
Diagnosis Banding : Krisis Hipertensi, hipertensi darurat
(emergency
hypertension)
Hipertensi stage 2
Resistant hypertension
Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
Bed rest
Modifikasi gaya hidup

Farmakologis
IVFD RL 20 tpm
Amilodipin 10 mg
Captopril 2 x 25 mg
HCT - 0 -0

Follow up
Tanggal
8 Agustus 2012

Subjektif
Objektif
Pasien tampak lemah, Kes : CM

Assesment
HIPERTENSI grade

Planning
Istirahat

nyeri kepala sudah

Td: 160/90 mmHg

II

Diet MB

berkurang

HR : 82 X/i

IVFD RL 20 tpm

RR: 20 x/i

Amilodipin 1 x 10 mg

T : 36,80C

Paracetamol 3 x 500
mg
Clobazam 2 x 1

9 Agustus 2012

Pasien tampak lemah, Kes : CM

HIPERTENSI grade I Istirahat

nyeri kepala sudah

Td : 150/80 mmHg

Diet MB

berkurang

HR : 86 X/i

IVFD RL 20 tpm

RR: 18 x/i

Amilodipin 1 x 10 mg

T : 36,30C

Paracetamol 3 x 500
mg
Clobazam 2 x 1

Daftar Masalah
Nyeri kepala
Tekanan darah 220/100
Kardiomegali

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai