Anda di halaman 1dari 36

CASE REPORT I

HIPERTENSI DENGAN VERTIGO


PEMBIMBING:
D R . A . S E N T O T S U R O P AT I , S P.P D
OLEH:
A D J E N G R E T N O B I N TAR I S . K E D ( J 5 1 0 1 6 5 0 4 0 )
F A K U L TA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TAS M U H A M M A D I YAH S U R A K A R TA
2017

PENDAHULUAN
Hipertensi termasuk salah satu penyakit pembuluh
darah (vascular disease). Definisi hipertensi menurut
Ganong (2010), Guyton (2014), WHO (2013) and JNC
VIII
adalah
suatu
keadaan
dimana
terjadi
peningkatan tekanan darah didalam arteri diatas
140/90 mmHg pada orang dewasa dengan sedikitnya
tiga kali pengukuran secara berurutan.
Penyakit hipertensi menempati proporsi terbesar
yaitu sebesar 57,89%, sedangkan urutan kedua
terbanyak adalah Diabetes Melitus sebesar 16,53%.
(Dinkes Jateng., 2014).

Indonesia

VERTIGO
Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang
yang secara definitive merupakan ilusi gerakan, dan
yang paling sering adalah perasaan atau sensasi
tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau
sebaliknya,lingkungan sekitar kita rasakan berputar.
(Kupiya, 2012).
Asal
terjadinya
vertigo
dikarenakan
adanya
gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa
berupa trauma, infeksi, keganasan, vaskuler. Sistem
keseimbangan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu sistem
vestibuler (pusat dan perifer) dan non vestibuler.
(Colombo dan Teggi, 2014).

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S.S.
Usia
: 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Ngowan 2/2 Sugihan, Bendosari,
Sukoharjo
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tanggal Masuk RS : 3 Januari 2017
No. CM
: 2221xx
Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2017

ANAMNESIS
Keluhan utama
: Pusing Berputar

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien perempuan usia datang ke IGD dengan keluhan
pusing berputar selama kurang lebih 5 menit yang
diperberat saat kerja dan istirahat, leher tegang, dan
muntah 2 kali. Pasien mengatakan 3 hari yang lalu sudah
mengalami keluhan tersebut kemudian mengosumsi obat
rutin yaitu Amlodipin Tetapi keluhan tidak membaik. Pasien
mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu dan pernah jatuh kecelakaan sekitar 9 bulan
yang lalu dengan keluhan yang sama.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


RPD

ANAMNESIS SISTEM
Sistem cerebrospinal: lemas (+), pusing (+), gelisah (-)
Sistem cardiovaskular : sianosis (-) anemis (-) tidak
ada kelainan
Sistem respiratorius
: Sesak (+), SDV (+/+)
Sistem genitourinarius : BAB dan BAK lancar tidak ada
keluhan
Sistem gastrointestinal : Nyeri perut(-), mual(+)
muntah (+)
Sistem muskuloskeletal
: Badan lemas (+), atrofi otot
(-), kaku (-), nyeri (-)
Sistem integumentum
: Pucat (-)

PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Baik
B. Kesadaran : Compos mentis
C. Vital Sign : Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 83 x/menit,regular
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,5
D. Status Generalis
Kepala
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), nafas cuping
hidung (-), edema palpebra (-)
Leher : Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trachea (-), peningkatan
Jugular Venous Pressure (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
Thorax
Paru
Inspeksi
: simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak.
Palpasi : tidak terdapat ketinggalan gerak, fremitus normal.
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler normal, tidak terdapat ronki maupun
wheezing.

PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : iktus cordis kuat angkat
Perkusi: dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-)
Abdomen :
Inspeksi: Lebih tinggi dari dada, simetris
Auskultasi: Peristaltik (+), bising usus (-)
Perkusi: Timpani (+)
Palpasi : Massa abnormal (-), berbenjol-benjol (-), supel (+),
Ascites (-), Nyeri tekan epigastrium (-)
Hati
: Tak teraba membesar
Limpa
: Tak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah lengkap
Eritrosit : 5.89, Hemoglobin 17.9. Hematrokrit
51.5
Kimia klinik
GDS : 108 mg/dL
Elektrokardiografi (EKG)

DIAGNOSIS KERJA & TERAPI


Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II dengan
Vertigo
Terapi
:
RL 20 tpm
Inj. Ondancetrin/12 jam
inj. Ranitidin /12 jam
Inj. Antalgin /8 jam
Betahistin 3x1
Amlodipin 0-0-1

FOLLOW UP
Tanggal
4
Januari
2017

SOAP

Tatalaksana

S/ Pasien mengelukan pusing berputar (+), mual (+), Terapi:


muntah (+), BAK (+), BAB (-)
O/ Vital sign:
S: 36.6 C, HR: 86X/menit, RR: 20X/menit, TD
110/70
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Amlodipin 1x10mg 0-01
4. Captopril 3x25mg
5. Betahistin 3x16mg

FOLLOW UP
5
Januari
2017

S/

Pasien

mengelukan

pusing

berputar

(+) Terapi:

berkurang, mual (+), muntah (-), BAK (+),BAB (-)


O/ Vital sign:
S: 36.5 C, HR: 84X/menit, RR: 20X/menit, TD
110/70
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Amlodipin 1x10mg 0-0-1
4. Captopril 3x25mg
5. Betahistin 3x16mg
6. Clonidin 2x0,15mg

FOLLOW UP
6
Januari
2017

S/ Pasien mengelukan pusing berputar (+) berkurang, Terapi:


mual (+), muntah (-), BAK (+),BAB (-)
O/ Vital sign:
S: 36.5 C, HR: 92X/menit, RR: 18X/menit, TD
160/100
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Amlodipin 1x10mg 0-0-1
4. Captopril 3x25mg
5. Betahistin 3x16mg
6. Clonidin 2x0,15mg

FOLLOW UP
7
Januari
2017

S/

Pasien

mengelukan

pusing

berputar

(+) Terapi:

berkurang, mual (+), muntah (-), BAK (+), BAB (+)


O/ Vital sign:
S: 36.8 C, HR: 84X/menit, RR: 20X/menit, TD
100/70
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Betahistin 3x16mg
4. Clonidin 2x0,15mg

FOLLOW UP
8
Januari
2017

S/

Pasien

mengelukan

pusing

berputar

(+) Terapi:

berkurang, mual (+), muntah (-), BAK (+), BAB (+)


O/ Vital sign:
S: 36.8 C, HR: 84X/menit, RR: 20X/menit, TD
120/80
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Betahistin 3x16mg
4. Clonidin 2x0,15mg

FOLLOW UP
9
Januari
2017

S/

Pasien

mengelukan

pusing

berputar

(+) Terapi:

berkurang, mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+)


O/ Vital sign:
S: 36.8 C, HR: 84X/menit, RR: 20X/menit, TD
140/90
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. Infus D5 20 tpm
2. Inj Ranitidine/8jam
3. Betahistin 3x16mg
4. Clonidin 2x0,15mg

FOLLOW UP
10
Januari
2017

S/ Pasien mengelukan pusing berputar (-),mual (-), Terapi:


muntah (-), BAK (+), BAB (+)
O/ Vital sign:
S: 36.8 C, HR: 80X/menit, RR: 18X/menit, TD
10/70
KU : CM
Kepala/Leher: CA -/-, SI -/Thorax: Paru :SDV +/+, RH -/-, Wh -/Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: peristaltik (+)
Ekstemitas: Akral dingin (-), Udem (-)
A/ Hipertensi grade II dengan Vertigo

1. BLPL
2. Betahistin 3x16mg
3. Ranitidine 2x150mg

TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi termasuk salah satu penyakit
pembuluh darah (vascular disease). Definisi
hipertensi menurut Ganong (2010), Guyton
(2014), WHO (2013) and JNC VIII adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah didalam arteri diatas 140/90 mmHg pada
orang dewasa dengan sedikitnya tiga kali
pengukuran secara berurutan.

KLASIFIKASI
Etiologinya

PRIMER

SEKUNDER

MANIFESTASI KLINIS
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala. Jika menunjukkan gejala, gejala tersebut bukan gejala
yang spesifik untuk mengindikasikan hipertensi
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala, antara lain sakit kepala, kelelahan, mual dan
muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur, mata
berkunang-kunang, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat
di tengkuk, nyeri di kepala bagian belakang, otot lemah,
pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat
berlebihan, kulit tampak pucat, denyut jantung yang kuat,
cepat, atau tidak teratur, mimisan (Indriyani,2009).

DIAGNOSIS

Diagnosis hipertensi ditegakkan


berdasarkan data anamnesis,
pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan laboratorium maupun
pmeriksaan penunjang.

PENGOBATAN NON FARMAKOLOGIS


Menghentikan merokok dan mengurangi
konsumsi alkohol
Menurunkan berat badan berlebih
Latihan fisik dan olahraga
Meningkatkan asupan buah sayur menurunkan
asupan lemak

Diet Untuk Penderita Hipertensi


rendah garam, diet rendah kolesterol
dan lemak terbatas, diet tinggi serat,
dan diet rendah energi bagi yang
kegemukan(Indriyani, 2009).

PENCEGAHAN
primordial

KOMPLIKASI
Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikontrol
dengan baik atau biasa disebut dengan
komplikasi. Komplikasi hipertensi terjadi karena
kerusakan organ yang diakibatkan peningkatan
tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama
dan organ-organ yang paling sering rusak antara
lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal (Marliani, 2007).

PROGNOSIS
Diagnosis dini penderita
hipertensi serta pengobatan
tepat memiliki tujuan untuk
mencegah proses penyakit
hipertensi lebih lanjut dan
timbulnya komplikasi.
Pada penderita hipertensi
menahun khususnya tidak
terkontrol, akan memberikan
komplikasi pada otak ,
jantung, dan ginjal (Junaidi,
2010).

HUBUNGAN VERTIGO DENGAN


HIPERTENSI
Sunami et al (2005) melaporkan adanya korelasi
yang signifikan antara rekurensi BPPV (Benign
Paroxysmal Positional Vertigo) dengan penyakit
yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti
hipertensi hal ini terjadi karena takanan yang
tinggi tersebut diteruskan hingga ke pembuluh
darah di telinga, akibatnya fungsi telinga akan
keseimbangan akan terganggu dan menimbulkan
vertigo sebagai gejalanya.

HUBUNGAN VERTIGO DENGAN


HIPERTENSI
Wada et al (2005) juga melaporkan adanya hubungan
yang signifikan antara lama kesembuhan BPPV dengan
riwayat hipertensi dan hiperlipidemi. Beberapa faktor
yang berhubungan dengan BPPV yang sudah dilaporkan
diantaranya umur, jenis kelamin wanita, penyakit
telinga, trauma kepala, migren, diabetes dan
osteoporosis (Cohen et al., 2004).
Cukup banyak penyebab vertigo, baik vertigo tipe
perifer maupun tipe sentral. Kelainan anatomi dan atau
fisiologi vertigo terletak pada alat keseimbangan tubuh,
penyebabnya dapat meliputi degenerasi, vaskuler,
tumor, infeksi, inflamasi, kongenital, dan trauma
(Sturzenegger, 1994).

DAFTAR PUSTAKA
Adib, M., 2009.Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, danStroke.
Yogyakarta : Dianloka Printika.
Armilawaty, et al. 2007.Hipertensi dan Faktor Risiko Dalam
KajianEpidemiologi.BagianEpidemiologi FKM UNHAS
Colombo, B., and Teggi, R. 2014. Vestibular Migraine and Related Syndrome.
Switzerland : Springer.
Dewar, H.A. 2005. Epistaxis in Hypertension. British Medical Journal Vol.15 hal.169-70.3.
Dinkes Jateng. 2014. Prevalensi Penyakit Tidak Menular-Hipertensi. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Dinkes Jateng. 2014. Prevalensi Penyakit Tidak Menular-Hipertensi. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Ganong, W. F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Jakarta: EGC.
Gofir, A., 2009. Evidence Based Medicine Manajemen Stroke. Yogyakarta : Pustaka
Cendikia Press.
Gray, et al., 2005.Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Guyton, A. C., Hall, J.E. 2010.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Penterjemah: M.
Djauhari Widjajakusumah dan Antonia Tanzil. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

DAFTAR PUSTAKA
Hafiz, Muhammad. 2016. Faktor - Fator yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
pada Kelompok Lanjut Usia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten
Bandung Tahun 2016. E- Jurnal Medika Vol. 5, No.7
Herkner, H., Laggner, A. N., Muller, M., Formanek. M., Bur, A et al. Hypertension in
Patients Presenting With Epistaxis. Annals of Emergency Medicine 2000 Vol. 35(2): 12630.
Indriyani, W.N., 2009. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi, dan Stroke. Jakarta :
Millestone.
Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi. Jakarta: PTBhuana Ilmu Populer.
Kupiya, Wahyudi tibul. 2012. Vertigo. Jakarta : Medical Departement, PT. Kalbe Farma
Tbk. CDK-198/39:10.
Marliani, L., 2007. 100 Questions & Answers Hipertensi.Jakarta : Elex Media Komputindo
Muhadi. 2016. JNC 8: Evidence-Based Guideline Penanganan Paien Hipertensi Dewasa.
Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. CDK-236/ Vol.43 No.1
Munir,Delfitri., Haryono,Yuritna., Rambe, A. Y.M. 2006. Epistaksis. Majalah Kedokteran
Nusantara Vol. 39 No. 3
Padgham N. 2000. Epistaxis: Anatomical and Clinical Correlates. J Laryngol Otol 104:
308-11

DAFTAR PUSTAKA
Phibbs, B., 2007. The Human Heart.2nd Edition. Arizona: Lippincott
Williams &Wilkins.
Rampengan, H. 2015. Hipertensi Resisten. Jurnal Kedokteran Yarsi Vol.
23(2): 114-127.
Rubenstein, David, dkk., 2007. Kedokteran Klinis. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh
Darah dan Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
297-340.
Tessy A, Ardayo., 2009. Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam.Jilid 3.Edisi
5.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
WHO. 2013. Hipertensi
Yogiantoro, M., 2009.Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna
Publishing, 1079-1085.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai