Anda di halaman 1dari 30

CASE REPORT

HIPERTIROID ec GRAVES DISEASE

Oleh : Egi Zainal Muttaqien Tri Hasan Basri Abigail Pheilia YT Agustia Pratiwi

Pembimbing : dr. Juspeni , Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG MARET 2014

STATUS PASIEN IDENTIFIKASI PASIEN Nama Lengkap : Ny. R Jenis kelamin : Perempuan Umur : 30 tahun Suku bangsa : Jawa Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pendidikan : SD Alamat : Jl. Kepodang No.3 Gedong Air, TKB

ANAMNESA Riwayat Penyakit

Keluhan utama

: Sesak Napas

Keluhan tambahan : Jantung berdebar, sering berkeringat, sering makan namun tetap kurus, sering merasa panas, kaki bengkak

Keluhan Utama

Sesak Napas

Keluhan Tambahan

Jantung berdebar Sering merasa panas dan berkeringat Sering makan namun tetap kurus Kaki bengkak

Pasien mengalami sesak napas sejak 1 minggu SMRS, dan semakin memberat 4 hari SMRS, diperberat oleh aktivitas. Sesak napas biasanya berkurang jika beristirahat.
Pasien cepat merasa lelah, berdebar-debar, tangan terasa gemetar, dan sering berkeringat. Sesak napas juga disertai dengan nyeri dada seperti ditimpa beban berat. Selain itu kaki pasien juga bengkak sejak 4 hari SMRS.

Nafsu makan pasien baik namun keluarga mengatakan bahwa pasien terlihat mengalami penurunan berat badan sejak beberapa tahun ini, BAB lancar warna kuning muda, BAK lancar warna kuning.
Pasien mengaku belum pernah mengalami pembesaran kelenjar di bawah leher. Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit gondok racun dan penyakit jantung. Pasien juga tidak memiliki riwayat darah tinggi.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak pasien pernah mengalami keluhan yang sama

Keadaan Umum KU = Tampak Sakit Sedang Kesadaran = CM BB = 42 kg TB = 155 cm IMT = 17,5 kg/m2

Vital Sign TD = 150/80 mmHg HR = 120x/menit RR = 24x/menit Suhu = 36,50C

Kepala

CA -/- ; SI -/- ; bibir tidak sianosis Mata eksoftalmus

Leher

Massa tumor di regio colli anterior dan ikut gerakan menelan JVP 5 + 3 H2O

Thoraks (Paru)

I = simetris, normochest P = vokal fremitus kiri = kanan P = sonor di kedua lapang paru A = vesikuler di seluruh lapang paru, rh -/-, wh -/-

Jantung

I = Ictus cordis tampak pada ICS V linea midclavicula sinistra P = Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra P = BJA: ICS III linea sternal sinistra, BJKa: ICS IV linea parasternal dextra, BJKi: ICS V sebelah kanan linea axilla anterior A = BJ I/II ireguler, murmur (-), gallop (+)

Abdomen

I = datar A = bising usus (+) P = Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba P = timpani

Edema ekstremitas inferior +/+

Ekstremitas

Diagnosis Sementara ADHF Susp hipertiroid

Penatalaksanaan Awal IVFD D5% 20 gtt/menit Furosemid tab 40 mg 1-0-0 Captopril tab 6,2 mg 2x1 PTU 100mg 3x1 Propanolol 1x1 Digoxin 2x1/2

Rencana Pemeriksaan Darah lengkap, urinalisis Kadar T3, T4, TSHs SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, GDS EKG Foto Thoraks PA FNAB

Hb : 10,3 gr/dl GDS : 100 mg/dl LED : 9 mm/jam Leukosit : 5800/ul Hitung Jenis : 0/3/1/59/27/11 Trombosit : 231.000/ul Natrium : 138 mmol/L Kalium : 3,1 mmol/L Calsium : 7,2 mmol/L Clorida : 105 mmol/L Ureum : 8 mg/dl Creatinin : 0,4 mg/dl

Prognosa Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam

: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

Analisa Kasus

Pasien ini didiagnosa sebagai Hipertiroid ec Graves Disease dengan ADHF berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan lebih ditujukan pada pengendalian hipertiroid dan ADHF.

Indeks Wayne = 26, hipertiroid > 19. Dispnea d effort +1, palpitasi +2, lelah +2, suka dingin +2, keringat banyak +3, nervous +2, tangan basah +1, nafsu makan meningkat meningkat +3, BB menurun +3, tiroid teraba +3, exopthalmus +2, nadi lebih dari 90x/menit +3. Indeks New Castle = 55, hipertiroid 40-80. Umur mulai timbul gejala 40 tahun +8, nafsu makan meningkat +5, tiroid teraba +3, exopthalmus +19, tremor halus +4, nadi > 90 +16.

Penatalaksanaan dengan PTU sebagai pengendali hormone tiroid dan gejalanya . Propanolol untuk mengatasi hipertensi mengurangi gejala hipertiroid. Captopril juga diberikan untuk menurunkan tekanan darah pasien yang tinggi. Digoxin diberikan untuk meningkatkan cardiac output sedangkan Furosemid dari golongan loop diuretik diberikan untuk mengurangi bengkak pada kaki pasien.

19 Maret 2014
Dada berdebar-debar Sulit tidur Berkeringat Suka dingin Gemetar Nafsu makan menurun BB menurun Tenggorokan kering Mudah lelah Sesak bila beraktifitas Tekanan Darah Suhu Frekuensi Nadi Respirasi Pembesaran tiroid Kulit Mata Edema (+) (+) (+) (+) (+) (-) (+) (+) (+) (+) 150/80 mmHg 36,8oC 120 x/menit 28 x/menit (+), difus Lembab Exopthalmus Edem pada kedua

20 Maret 2014
(+) (+) (+) (+) (+) (-) (+) (+) (+) (+) 130/70 mmHg 36,1oC 74 x/menit 20 x/menit (+), difus Lembab Exopthalmus Edem pada kedua

21 Maret 2014
(berkurang) (-) (+) (+) (+) (-) (+) (-) (+) (+) 120/70 36,4oC 76 x/m 24 x/m (+), difus Lembab Exophtalmus Edema pada kaki

9 Maret 2009
Terapi RL 30 gtt/menit PCT 3x1 Digoxin 1x tab Lasix 1 amp/12 jam Propanolol 1x10 mg

10 Maret 2009
Ranitidin 1 amp/12jam Neurodex 3x1 Propanolol 2x 10mg Kaptopril 2x12,5mg

Merupakan overfungsional kelenjar tiroid atau dengan kata lain hipertiroid terjadi karena adanya peningkatan hormon tiroid dalam darah dan biasanya berkaitan dengan keadaan klinis tirotoksikosis

Etiologi

Lebih dari 90% kasus hipertiroid adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik. Penyakit graves sekarang ini dipandang sebagai penyakit autoimun yang tidak diketahui penyebabnya.

faktor yang mendorong respon imun pada penyakit Graves antara lain : Kehamilan, khususnya pada masa nifas Kelebihan iodida di daerah defisiensi iodida Terapi litium Infeksi bakterial atau viral Penghentian glukokotrikoid

PATOGENESIS Perjalanan penyakit hipertiroid biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada penyakit graves, hipertiroid merupakan akibat dari antibodi reseptor thyroidstimulating antibody (TSI) yang merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.

MANIFESTASI KLINIS

Pada individu yang lebih muda, manifestasi yang umumnya terlihat adalah palpitasi, gelisah, mudah lelah, hiperkinesia, diare, keringat yang berlebihan, tidak tahan panas, suka dengan dingin, dan sering terjadi penurunan berat badan tapi tanpa disertai dengan penurunan nafsu makan, Pembesaran tiroid.

Pada pasien-pasien di atas 60 tahun manifestasi yang mendominasi adalah manifestasi kardiovaskular dan miopati dengan keluhan palpitasi, diseupnea saat latihan, tremor, gelisah, dan penurunan berat badan.

Pada dermopati terjadi penebalan kulit hingga tidak dapat dicubit. Kadang-kadang mengenai seluruh tungkai bawah dan dapat meluas sampai ke kaki.

PROGNOSIS

Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa

Hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah perlahanlahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.

TREATMENT

Walaupun mekanisme autoimun bertanggung jawab atas penyakit sindrom Graves, tapi pengelolaannya lebih ditujukan untuk mengendalikan hipertiroid Terapi obat antitiroid (PTU atau metimazol) dan prekursornya carbimazole, untuk mengurangi pembentukan hormon tiroid.

metode yang dapat dilakukan:

Obat-obat beta bloker (misalnya propanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala hipertiroidisme. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan.

Terapi bedah (tiroidektomi subtotal), diperuntukkan bagi pasien-pasien dengan kelenjar yang sangat besar atau goiter multinodular. Terapi ini juga dapat menjadi pilihan bagi mereka yang mengalami penyakit graves pada masa kehamilan jika tidak ada toleransi pada obat-obat antitiroid.
Terapi iodin radioaktif. Aman dan cocok untuk segala jenis hipertiroid khususnya pada mereka yang berusia lanjut. Dapat juga diberikan kepada pasien dengan komplikasi penyakit graves dan ophthalmopathy.

Anda mungkin juga menyukai