Anda di halaman 1dari 5

Lapsus

Hipertensi Emergensi,

Topik Kegiatan:

Tgl Pelaksanaan Paparan: 18-SEP-2023


Sumber Data: RUMAH SAKIT
Nama Pendamping:
NARA SUMBER:
Dokter Pendamping
PESERTA HADIR:
Peserta PIDI

S;

Nama : Ny. Ina Chaniago

Umur : 71 tahun

Status Marital : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Poriaha

Kelompok Pasien : BPJS

Keluhan Utama : Nyeri Kepala

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSU DR FL TOBING dibawa oleh keluarganya dengan

keluhan nyeri pada kepala dan tengkuk yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit, dan memberat hingga hari ini. Pasien merasa lemas sudah ± 2 hari ini.

Pasien juga merasakan mual, yang disertai penurunan nafsu makan, riwayat muntah

tidak ada. Nyeri pada seluruh tubuh tidak ada, riwayat batuk dan flu tidak ada, sesak

nafas tidak ada. BAK dan BAB dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Penyakit Kencing Manis : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Stroke : Disangkal

Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal

Keluhan Seperti saat ini : Disangkal

Riwayat Trauma : Disangkal

Riwayat Operasi : (-)

Riwayat Alergi : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Penyakit DM : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Penggunaan Obat :

Obat Pereda Nyeri : Disangkal

Obat Lain : Disangkal

Riwayat Pribadi Sosial dan Ekonomi :

Merokok (-)

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis :

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Pupil : isokor (3mm/3mm),

palpebral edema (-/-), ptosis (-/-), refleks cahaya (+/+)

Mulut: Bibir sianosis (-), faring hiperemis (-)

Leher : Simetris, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),


peningkatan TVJ (-), deviasi trakea (-)

THT : Tidak ada kelainan

Pulmo

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, ketinggalan pernapasan (-)

Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Suara pernapasan : Vesikuler (+/+), Suara tambahan : (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba

Perkusi : Dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung S1/S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi : Dinding perut simetris (+), Ascites (-)

Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal

Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas : Akral hangat , edema (-/-), capilary refill <2detik, deformitas (-)

Keadaan Umum : Tampak lemah

Sensorium : Compos Mentis (GCS : E4 V5 M6)

Vital Sign : TD : 180/110 mmHg

Nadi : 78x/menit

Suhu : 36,2ºC

RR : 18x/menit
Sp O2 : 96%

BB : 52kg

TB : 155cm

IMT : 21,66 (normoweight)

O;

- Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi
sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah
terjadi kelainan organ target. Pada umumnya krisis hipertensi terjadi pada pasien hipertensi yang tidak
atau lalai memakan obat anti hipertensi. Sedangkan, hipertensi emergensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg secara mendadak
disertai kerusakan organ target. Pada kondisi klinis ini terjadi kerusakan organ diperantarai hipertensi
(hypertensive mediated organ damage) yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan intervensi
penurunan tekanan darah segera dalam kurun waktu menit/jam dengan obat- obatan intravena.

- Klasifikasi Hipertensi berdasarkan JNC VII

Normal apabila sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg

Pre Hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolic / 80-89 mmHg

Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolic / 90-99 mmHg

Hipertensi stadium II apabila sistolik 160 mmHg dan diastolic / 100 mmHg

- Etiologi Hipertensi

Faktor penyebab hipertensi yaitu terdapat perubahan vaskular, berupa disfungsi endotel, remodeling,
dan arterial stiffness. Namun faktor penyebab hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi masih belum
dapat dipahami. Diduga karena terjadinya peningkatan tekanan darah secara cepat disertai peningkatan
resistensi vaskular. Peningkatan tekanan darah yang mendadak ini akan menyebabkan jejas endotel dan
nekrosis fibrinoid arteriol sehingga membuat kerusakan vaskular, deposisi platelet, fibrin dan kerusakan
fungsi autoregulasi.

- Penatalaksanaan

Manajemen penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi urgensi tidak membutuhkan obat-
obatan parenteral. Pemberian obat-obatan oral aksi cepat akan memberi manfaat untuk menurunkan
tekanan darah dalam 24 jam awal Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan tidak lebih dari 25%.

Pada fase awal standard goal penurunan tekanan darah dapat diturunkan sampai 160/110 mmHg.
Penggunaan obat-obatan anti hipertensi parenteral maupun oral bukan tanpa risiko dalam menurunkan
tekanan darah. Pemberian loading dose obat oral anti hipertensi dapat menimbulkan efek akumulasi
dan pasien akan mengalami hipotensi saat pulang ke rumah. Optimalisasi penggunaan kombinasi obat
oral merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi urgensi.

A;

Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah akut dan sering berhubungan dengan
gejala sistemik yang merupakan konsekuensi dari peningkatan darah tersebut. Ini merupakan komplikasi
yang sering dari penderita dengan hipertensi dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah

komplikasi yang mengancam jiwa.

P;

- IVFD RL 20 gtt/i

- Inj. Furosemide 40mg/12 jam

- Inj. Ondansentron 4mg/8 jam

- Inj. Omeprazole 40mg/12 jam

- Inj. Ketorolac 30mg/ 12 jam

- Captopril Tab 3 x 25 mg

- Amlodipine Tab 1 x 10 mg

- Sucralfat Syr 3 x CI

Anda mungkin juga menyukai