Anda di halaman 1dari 21

INTERVENSI

Anggota Kelompok :
1. Sri Ariani

142310101005

2. Ayunda Hardiyanti

142310101015

3. Anggi Kurniawati 142310101039


4. Nanda Khoiril M.S.

142310101048

5. Dinda Krisdayanti 142310101057


6. Devia Elsyana D.P.
7. Laili Puji Astutik
8. Eka Marta

142310101066

142310101096

142310101108

9. Prasetyo Panji 142310101117

Risiko Infeksi
Intervensi
Infection protection
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan lokal
2. Inspeksi kulit dan membran mukosa untuk kemerahan,
hangat, dan kering
3. Anjurkan pasien minum antibiotik yang sudah
diresepkan
4. Pertahankan pengawasan penggunaan antibiotic
5. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
mengatasi infeksi

Rasional
1. untuk mengetahui ada tidaknya proses infeksi
2. Untuk membuktikan apakah benar-benar terjadi tandatanda infeksi.
3. Agar infeksi yang terjadi cepat teratasi
4. Agar proses infeksi cepat teratasi
5. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang

KURANG PENGETAHUAN BERHUBUNGAN DENGAN


KURANG INFORMASI
Intervensi :
Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan
fisiologi sesuai kebutuhan
Review pengetahuan pasien dengan kondisinya
Kenali pengetahuan pasien dengan kondisinya
Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai kebutuhan
Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan

Rasional
meningkatkan pemahaman pada pasien
mempermudah intervensi
untuk mempermudah intervensi
Mencegah keparahan penyakit
Mencegah keparahan penyakit dan mempermudah intervensi

Ansietas
Intervensi :
1. Pengurangan Kecemasan
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami klien selama prosedur dilakukan
Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis
Berada di sisi pasien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
ketakutan
Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan dengan
tepat

Cont
2. Terapi relaksasi
Gambarkan rasionalisasi dan manfaat serta jenis relaksasi yang
tersedi
Uji penurunan tingkat energi saat ini, ketidakmampuan konsentrasi,
atau gejala lain yang mengiringi yang mungkin mempengaruhi
kemampuan kognitif untuk berfokus pada teknik relaksasi
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu
yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman
Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaian
longgar dan mata tertutup
Gunakan relaksasi sebagai strategi tambahan dengan penggunaan
obat-obat nyeri atau sejalan dengan terapi lainnya dengan tepat

Rasional
1. Pengurangan Kecemasan
Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien dan keluarga
Untuk memberikan lingkungan yang aman kepada klien dan keluarga
sehingga kecemasan akan berkurang
Untuk meningktkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai prosedur
perawatan sehingga kecemasan klien dan keluarga akan berkurang
Untuk meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyalit
yang diderita klien
Untuk menciptakan lingkungan dimana klien merasa aman dan menciptakan
hubungan saling percaya antara klien dan perawat
Untuk membantu memberikan dukungan kepada klien sehingga klien akan
merasa lebih aman dan nyaman
Untuk mengurangi kecemasan klien
Untuk mengetahui penggunaan obat yang tepat

Nyeri Akut
Intervensi :
Managemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi,frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan
perkembangan yang memungkinkan untuk memonitor perubahan
nyeri dan akan dapat membantu mengidentifikasi faktor pencetus
actual dan potensial
Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri
Dukung istirahat yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri, jika
memungkinkan

Cont
Kolaborasi pemberian analgesic
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan
nyeri sebelum mengobati pasien
Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesic yang diresepkan
Cek adanya riwayat alergi obat
Evaluasi keefektifan analgesic dengan intervensi yang
teratur pada setiap setelah pemberian khususnya
setelah pemberian pertama kali, juga observasi adanya
tanda dan gejala efek samping
Dokumentasikan respon terhadap analgesic dan adanya
efek samping

Rasional
Managemen nyeri
Menegtahui letak, karakteristik, lamanya terjadi nyeri
dan penyebab nyeri. Sehingga tepat dalam
penanganannya
Kesesuaian dapat mempengaruhi katepatan dan
keefektifan penanganan nyeri
Mengurangi nyeri
Merelaksasikan tubuh agar lebih nyaman dan nyeri bisa
dikurangi
Bisa menjadi pendekatan yang terapeutik, karena
sebagian besar klien menganggap keluarga merupakan

Contd
Kolaborasi pemberian alagesic
Ketepatan pengobatan
Agar tidak terjadi kesalahan dosis. Jika hal tersebut terjadi
bisa jadi bukan menyembuhkan atauengurangi nyeri tapi
dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan
Agar tidak terjadi efek alergi obat yang dapat
memberikan gejala berbahaya pada pasien
Menilai keberhasilan atau keefektifan analgesic pada
pasien nyeri
Sebagai bukti legal dan keamanan bagi pasien dan
petugas kesehatan

Gangguan Eliminasi Urin


Intervensi (NIC)
a. Manajemen Cairan
o
o
o
o
o
o

Timbang setiap hari dan memantau tren


Menjaga catatan intake dan output akurat
Memasang kateter urin
Monitor tanda-tanda vital
Monitor status hidrasi (misalnya, membran mukosa lembab,
tekanan nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
Memantau hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan
(misalnya, peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan kadar osmolalitas urin)
Mengelola terapi IV, seperti yang ditentukan

b. Monitoring Cairan
o. Menentukan riwayat jumlah dan jenis asupan cairan
dan kebiasaan eliminasi
o. Menentukan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk
ketidakseimbangan cairan
o. Menentukan apakah pasien mengalami kehausan
atau gejala perubahan cairan (mis, pusing, mual,
berkedut)
o. Monitor input dan output
o. Monitor nilai-nilai serum dan elektrolit urin
o. Memantau serum albumin dan kadar total protein
o. Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan kehausan
o. Monitor warna, kuantitas, dan berat jenis urine

c. Katerisasi Urin
o. Menjelaskan prosedur dan tujuan kateterisasi
o. Menyiapkan peralatan
o. Prefill kateter bola untuk memeriksa patensi dan ukuran
o. Mempertahankan teknik aseptik yang ketat
o. Menjaga kebersihan tangan yang tepat sebelum, selama, dan
setelah insersi kateter atau manipulasi
o. Posisikan pasien dengan tepat
o. Membersihkan daerah sekitar meatus uretra dengan larutan
antibakteri, garam steril, atau air steril, per protokol lembaga
o. Masukkan kateter lurus atau retensi ke dalam kandung kemih
o. Yakinkan kateter yang dimasukkan cukup jauh ke dalam
kandung kemih untuk mencegah trauma pada jaringan uretra
dengan inflasi ballon
o. Hubungkan retensi kateter ke tas samping tempat tidur
drainase atau tas leg
o. Tempatkan tas drainase bawah permukaan kandung kemih

d. Manajemen Eliminasi Urin


o. Memantau eliminasi urine termasuk frekuensi,
konsistensi, bau, volume, dan warna
o. Monitor tanda-tanda dan gejala retensi urin
o. Ajarkan pasien tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
o. Catat waktu eliminasi urine terakhir
o. Ajarkan pasien untuk mendapatkan spesimen
midstream urine pada tanda pertama dari
kembalinya tanda dan gejala infeksi
o. Ajarkan pasien untuk minum 8 ons cairan dengan
makanan, antara waktu makan, dan di sore hari
o. Membantu pasien dengan pengembangan toileting
rutin
o. Mencatat waktu berkemih pertama prosedur berikut

Rasional
a. Manajemen cairan
1) Mengetahui perubahan trend
2) Menjaga keseimbangan cairan dan mengetahui resiko
kelebihan atau kekurangan cairan
3) Alat bantu eliminasi urin (BAK)
4) Mengetahui stabilitas tubuh
5) Memastikan status jaringan perifer yang adekuat
6) Mengetahui bila adanya ketidaknormalan pada tubuh pasien
yang berhubungan dengan penyakit atau kondisi pasien saat
itu
7) Mencegah terjadinya keadaan dehidrasi atau kekurangan
cairan

Cont
b. Monitoring Cairan
1) Mengetahui riwayat jumlah dan jenis asupan cairan dan kebiasaan
eliminasi
2) Mencegah kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan cairan
3) Sebagain indikasi kekurangan cairan
4) Menjaga keseimbangan cairan dan mengetahui adanya kelebihan
atau kekurangan cairan
5) Untuk mengidentifikasikan acumulasinya elektrolit
6) Sebagai salah satu indikasi untuk mengetahui kondisi ginjal atau
sistem perkemihan pasien
7) Sebagai indikasi adanya kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan
8) Mengetahui adanya ketidaknormalan pada urin pasien

Cont
c. Katerisasi Urin
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Pasien lebih siap sebelum menjalani pemasangan kateter


Sebagai langkah persiapan perawat sebelum melakukan pemasangan kateter
Memastikan kateter bola tidak ada masalah dan ukurannya pas
Mencegah terjadinya resiko infeksi
Meminimalisir terjadinya perpindahan kuman dari pasien atau perawat
Memastikan pasien dalam posisi yang nyaman dan memudahkan perawat untuk
memasang kateter
7) Menjaga daerah genetalia pasien tetap steril atau mengurangi resiko infeksi kuman
8) Kateter terpasang dengan benar dan memastikan pasien tidak kesakitan ketika
pemasangan kateter berlangsung
9) Mencegah terjadinya trauma pada jaringan uretra
10)Pasien lebih nyaman dan diharapkan tidak mengganggu ruang gerak pasien
11)Diharapkan tidak mengganggu gerak pasien dan memudahkan dalam monitoring
keluaran urin.

Cont
d. Manajemen Eliminasi Urin
1) Mengidentifikasi adanya ketidaknormalan pada urin pasien sebagai salah
satu indikasi untuk mengetahui kondisi ginjal atau sistem perkemihan pasien
2) Mengetahui tanda-tanda dan gejala retensi urin
3) Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih
4) Mengetahui frekuensi eliminasi urin/BAK
5) Mencegah terjadinya infeksi
6) Menjaga input yang adekuat
7) Menjaga eliminasi urin yang adekuat atau memastikan pasien melakukan
BAK untuk mencegah resiko penumpukan cairan dan ketidaknyamanan pada
pasien
8) Mengetahui frekuensi eliminasi urin/BAK
9) Mengurangi kelebihan cairan pada tubuh pasien

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai