Anda di halaman 1dari 25

DRUG-INDUCED

HEMATOLOGIC DISORDERS

Fina Aryani, M.Sc., Apt


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Riau

Hematologic Disorder

GEJALA DAN TANDA KLINIK


1. Anemia aplastik
Gejala

GEJALA DAN TANDA KLINIK


2. Agranulositosis
Gejala

GEJALA DAN TANDA KLINIK


3. Anemia hemolitik
Gejala

GEJALA DAN TANDA KLINIK


4. Anemia hemolitik oksidatif
IgG dan atau IgM berikatan dengan Ag
pada permukaan RBC
Gejala

GEJALA DAN TANDA KLINIK


5. Anemia megaloblastik
Gejala

GEJALA DAN TANDA KLINIK


6. Trombositopenia
Gejala

PATOGENESIS
1. Anemia aplastik
Kerusakan pada pluripotential hematopoietic stem cells sebelum
berdiferensiasi menjadi stem cells.Kerusakan ini menyebabkan
berkurangnya eritrosit, neutrofil dan platelet. Ada 3 mekanisme
kerusakan yaitu :
Kerusakan secara langsung yang tergantung dosis obat :
kerusakan pada sumsum tulang belakang supresi langsung
proliferasi sel dan supresi hematopoietin
Idiosinkratik dan terkait metabolic toksik : variasi individu pada
farmakokinetik dan hipersensitivitas dari stem sel terhadap efek
destruktif sehingga meningkatkan potensi apoptosis.
Obat dan metabolitnya menginduksi reaksi imun spesifik pada
kumpulan stem sel, aktivasi sitokin yang memicu kematian stem
sel.

PATOGENESIS
2. Agranulositosis
Reaksi dimediasi oleh sistem imun dan melibatkan obat dan metabolit
obat, antibody dan neutrofil
Terbagi dalam 4 mekanisme :
a.Absorbsi pd membran neutrofil membentuk hapten
membentuk antibodi destruksi WBC
b.Kombinasi obat dengan obat-antibodi spesifik diabsorbsi dengan
tidak spesifik pada membrane neutrofilaktivasi komplemen
menghancurkan sel
c. pembawa protein-obat melekat ke membrane sel formasi
antibodi melekat ke kompleks obat-pembawa protein
mengaktivasi komplemennya
d.Penempelan obat pada membrane neutrofil membentuk
autoantibodi destruksi selluler oleh sistem fagositosis.
. Reaksi terjadi karena akumulasi toksisitas obat pada individu yang
hipersensitif
. Kombinasi dari mekanisme imun dan toksisitas

PATOGENESIS
3. Anemia Hemolitik
Hemolisis proses destruksi sel darah merah yang
prematur karena sel darah merah defective atau
perubahan abnormal pada lingkungan intravaskular.
Obat dapat memicu hemolisis melalui kedua proses
tersebut.
Penyebabnya dibagi menjadi 2 kategori :
a.Imun melibatkan proses menuju agranulositosis
diregulasi imun, atau menekan sel regulator yang
menyebabkan produksi autoantibodi
b.Metabolik melibatkan proses induksi hemolisis
oleh abnormalitas metabolik dalam sel darah merah

Cont
Anemia Hemolitik
Misalnya pada penggunaan Rifampisin :
absorpsi Rifampisin ke membran sel darah
merah membentuk hapten
membentuk antibodi menempel ke
Rifampisin tanpa berinteraksi langsung
dengan eritrosit. Selanjutnya diikuti
ekstravaskular anemia yang disebabkan
oleh IgG. Secara umum tidak ada aktivasi
komplemen.

PATOGENESIS
4. Anemia hemolitik oksidatif
Reduksi glutation yang merupakan substrat dari
glutation peroksidase, suatu enzim yang
menghilangkan peroksida dari eritrosit sehingga
melindungi eritrosit dari stress oksidatif.
Kalau kekurangan glutation peroksidase ini maka
obat bersifat oksidatif bisa mengoksidasi gugus
sulfhidril dari hemoglobin, dan akan beredar
premature pada sirkulasi sehingga menyebabkan
hemolisis.

PATOGENESIS
5. Anemia megaloblastik
Defisensi B12 atau folat lemahnya proliferasi dan
maturasi sel hematopoietic Perkembangan
precursor RBC yaitu megaloblast pada sumsum
tulang belakang abnormal

6. Trombositopenia
reaksi direct toxicity berupa supresi thrombopoiesis
(pembentukan trombosit) di sumsum tulang belakang
reaksi sistem imun yang mengakibatkan destruksi
(kerusakan) platelet

FAKTOR RESIKO
1. Anemia Aplastik
Usia < 30 tahun, usia > 60 tahun

FAKTOR RESIKO
2. Agranulositosis
Penggunaan

FAKTOR RESIKO
3. Anemia Megaloblastik
Kondisi Hamil dan menyusui

FAKTOR RESIKO
4. Trombositopenia

Penggunaan obat obat tertentu seperti quinine, quinidine,rifampin

FAKTOR RESIKO
5. Anemia Hemolitika
Menggunakan

PENCEGAHAN
1. Anemia Aplastik
Hindari paparan bahan kimia berlebih, misal benzen
Hindari konsumsi obat yang dapat memicu anemia
aplastik : Azathioprine, Karbamazepine, Inhibitor
carbonic anhydrase, Kloramfenikol, Ethosuksimide,
Indomethasin, Imunoglobulin limfosit, Penisilamine,
Probenesid, Quinacrine, Obat-obat sulfonamide,
Sulfonilurea, Obat-obat thiazide, Trimethadione).
Kalaupun memang harus mengonsumsi obat-obat
yang demikian, sebisa mungkin jangan
mengonsumsinya secara berlebihan.
Menjauhi radiasi seperti sinar X dan radiasi lainnya.

PENCEGAHAN
2. Trombositopenia
menghindari faktor penyebab adanya
perdarahan baik intern maupun
ekstern,
menghindari konsumsi obat-obatan
yang dapat menyebabkan
trombositopenia
mengkonsumsi bahan makanan atau
pun suplemen yang dapat
meningkatkan trombosit.

TATALAKSANA TERAPI
1. Drug Induced Anemia Aplastik
Terapi suportif yang cukup yaitu dengan
treatment gejala infeksi dan transfusi dengan
eritrosit dan platelet
Bone Marrow Transplantation (BMT)
menggunakan terapi imunosupresif dengan
pilihan antithymocyte globulin, antilymphocyte
globulin, siklosporin dan glukokortikoid
Pemberian Granulosit Colony Stimulating Factor
(G-CSF), Granulosit-Macrophage Colony
Stimulating Factor (SM-CSF), Interleukin-1

TATALAKSANA TERAPI
2. Drug Induced Agranulositosis
Menghentikan obat penyebab
Pengobatan gejala, misalnya antimikroba untuk
infeksi ( misal, pemberian G-CSF (filgrastim)
3. Drug-Induced Anemia Hemolitik
Pemberian supportive care
Pada kasus berat, boleh diberikan
imunoglobulin iv obat yang boleh
menyebabkan hemolisis

TATALAKSANA TERAPI
4. Drug-Induced Anemia Megaloblastik
Pada kemoterapi, efek samping dari obat harus
diterima dan tidak dapat dihindari
Akibat pemberian cotrimoksazole, dapat
diberikan asam folinat 5-10 mg sampai 4x sehari
Akibat fenitoin dan fenobarbital, dapat diberi
asam folat 1 mg/hari

5. Drug-Induced Trombositopenia
Menghentikan obat penyebab

TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai