Digitalis purpurea;
Cara Pengumpulan
Pada
Kandungan Kimia
Digitalis mengandung :
a. beberapa glikosida :
.digitoxin (0,2-0,3%) yang merupakan senyawa yang paling
penting,
.digitalin (kristal),
.gitalin (kristal),
.gitoxin,
b. senyawa lainnya, seperti saponin digitonin;
c.minyak atsiri yang mengandung stearoptene, digitalosmin, yang
memberikan aroma dan rasa yang tajam pada digitalis;
d.antirhinic acid dengan sifat yang menyerupai valeric acid;
e.digitalic acid;
f. enzim oksidase yang terbentuk pada daun kering;
g.asam tannat dalam jumlah yang kecil.
.Angka total abu 7-12% dengan kira-kira 0,5%-nya adalah abu yang
tidak larut dalam asam.
Digitoxin (C41H64O13)
Contd Digitoxin
Digitoxin
Berwarna putih atau kekuning-kuningan pucat, tidak
berbau, berupa serbuk mikrokristal, sangat pahit,
tidak larut dalam air, lebih atau sedikit larut dalam
alkohol dan berwarna hijau dengan HCl.
Diidentifikasi melalui reaksi Keller, yaitu:
larutkan dalam asam asetat glasial, tambahkan satu
tetes larutan FeCl3 kemudian perlahan-lahan
tambahkan asam sulfat hingga membentuk lapisan di
bawah asam asetat. Terbentuk pertama sekali selapis
pita hijau kecoklatan, setelah itu lapisan asam asetat
menjadi biru kehijauan lalu biru keunguan, sementara
itu lapisan asam sulfat menjadi merah kecoklatan.
Senyawa Digitoxin
Perusakan Glikosida
Jantung
Glikosida jantung dapat rusak dengan cara :
Lingkaran lakton di dalamnya mudah terbuka dengan
adanya alkali, yang akan membentuk garam dari asam
aldehid. Sekali terbuka, lingkaran tersebut tidak dapat
dibentuk kembali menjadi lakton yang asli (cardenolide);
sehingga menghasilkan isogenin, cardanolide, yang secara
fisiologi tidak aktif.
Glikosida Kardioaktif
Family Scrophulariaceae
GLIKOSIDA KARDIOAKTIF
STROPHANTHIN
Merupakan glikosida kardioaktif yang bekerja seperti digitalis,
namun lebih ringan.
Obat dari golongan ini sulit diserap oleh saluran cerna.
Komposisi kimia strophanthin berbeda, tergantung spesiesnya.
g-strophanthin
(Ouabain) : berasal dari tanaman
Strophanthus gratus
k-strophanthin : Strophanthus kombe
e-strophanthin : Strophanthus emini,
h-strophanthin : Strophanthus hispidus.
STROPHANTHUS
Selama ratusan tahun, penduduk asli afrika
membuat racun pada anak panah untuk berburu
dengan
menggunakan
racun
dari
biji
strophanthus.
Racun tersebut sangat efektif, karena dapat
memasuki aliran darah dengan cepat hanya
melalui luka kecil, yang mengakibatkan kegagalan
fungsi jantung yang menyebabkan kematian.
Pada
pertengahan
abad
19,
livingstone
membawanya ke Eropa.
Strophanthus gratus
KONSTITUEN
Cardioactive
steroid glycosides
(cardenolides, 3-8%):
Strophanthin-G (ouabain, over
80%)--- glikosida utama,
Acolongiflorosida K,
Strogosida.
Saponins (0.2%)
Fatty oil (35%)
PENDAHULUAN
SAPONIN
GLIKON
(GULA)
AGLIKON
(SAPOGENIN)
TRITERPENOID
STEROID
Kelompok Saponin
Aglikon
SAPONIN
GLIKOSIDA
STEROID
GLIKOSIDA
ALKALOID
STEROID
Struktur Kelompok
Saponin
Klasifikasi saponin
berdasarkan jumlah
substituen monosakarida
Saponaria officinalis
Quillaja saponaria
Panax ginseng
Cestrum
Saponin
triterpenoid
diisolasi dari
Chenopodium
quinoa
Biosintesis saponin
Bioaktivitas
1. Senyawa DT-13
( Saponin dari Umbi Kurcaci lilyturf )
en-Ping, et.al., 2014. Chinese Journal of Natural Medicines 2014, 12(1): 00240029
di
menghambat
bawah
invasi
normoxia,
sel
DT-13
dapat
MDA-MB-435
pada
konsentrasi 3 - 30 molL-1
en-Ping, et.al., 2014. Chinese Journal of Natural Medicines 2014, 12(1): 00240029
steroid
saponin)
memiliki
efek
anti-
Saponin
pennogenyl
menunjukkan
4. Saponin Oleanana
(dari rimpang Anemone taipaiensis)
(23S)-21b-O-methyl-3b,20n
dihydroxy-12-oxo-21,23epoxydammar-24-ene-3-O-[a-Lrhamnopyranosyl(1-2)][b-Dglucopyranosyl(1-3)]-a-L
arabinopyranoside
23b-H-3b,20n-dihydroxy-19-oxo21,23-epoxydammar-24-ene-3-O-[a
L rhamnopyranosyl (1-2)][b-Dxylopyranosyl(1-3)]-a-Larabinopyranoside
Reerensi
Agustin, Jorg M., Kuzina, Vera, Andersen, Sven B., Bak, Soren. 2001. Molecular
Activities, biosynthesis and evolution of triterpenoid saponins. Phytochemistry. 72. 435457
Biao, Yu, Yichun, Zhang, Pingping, Tang. Carbohydrate Chemistry in the Total Synthesis
of Saponins (DOI: 10.1002/ejoc.200700452)
Dewick, Paul M. 2009. Medicinal Natural Product. Third edition. UK: John Wiley and
Sons
Huang, H.-C., Liao, S.-C., Chang, F.-R., Kuo, Y.-H., Wu, Y.-C., 2003. Molluscicidal
saponins from Sapindus mukorossi, inhibitory agents of golden apple snails, Pomacea
canaliculata. Journal of Agricultural and Food Chemistry 51, 49164919.
Navarro, P., Giner, R.M., Recio, M.C., Mez, S., Cerd-Nicolas, M., Ros, J.-L., 2001.
In vivo anti-inflammatory activity of saponins from Bupleurum rotundifolium. Life
Sciences 68, 11991206.
Phrompittayarat, W., Jetiyanon, K., Wittaya-areekul, S., Putalun, W., Tanaka, H., Khan, I.,
Ingkaninan, K. 2011. Influence of Seasons, different plant parts, and plant growth stages
on saponin quantity and distribution inBacopamonnieri. SongklanakarinJ.Sci.Technol.
33(2), 193-199
Saxena, M., Saxena, J., Nema, R., Dharmendra, S., Gupta, A. 2013.Phytochemistry of
Medicinal Plants.Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. Vol. 1 issue 6.
Sindambiwe, J.B., Calomme, M., Geerts, S., Pieters, L., Vlietinck, A.J., Vanden Berghe,
D.A., 1998. Evaluation of biological activities of triterpenoid saponins from Maesa
lanceolata. Journal of Natural Products 61, 585590.