UPDATE DAN
PENGGUNAANNY
A
DI BEBERAPA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
NEGARA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Contraceptive Update
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus berkembang
dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi diantaranya :
Kondom 'spray-on'
Jan Vinzenz Krause seorang penemu di Jerman telah membuat kondom dengan sistem
semprot. Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung mencari kondom
yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran dengan sendirinya.
Untuk menggunakan kondom semprot ini, pria memasukkan penisnya ke dalam tabung
dan menekan tombol untuk menyemprotkan lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas.
Karet lateks akan mengering dalam hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom
ini bisa dilepas seperti kondom biasa. Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat
mengering adalah sekitar 20 - 25 detik.
Kondom Spray
Sebuah perusahaan Cina bernama Blue Cross Bio-Medicalmenawarkan suatu spray
kondom (foam condom) yang dibuat dari silver nanotech partikel. Alat kontrasepsi
terbaru dengan spray condom. Alat kontrasepsi ini tidak digunakan bagi laki-laki tetapi
digunakan oleh pihak wanita.
Penggunaannya busa spray tersebut disemprotkan ke vagina, setelah itu busa spray
akan membentuk semacam selaput dan mencegah konsepsi serta melindungi terhadap
infeksi.
b. External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu meningkatkan temperatur
disekitar alat vital untuk mengurangi produksi sperma. Karena tergantung dengan
temperatur tubuh, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan menggunakan
suspensory. Sauna, alat penghangat dan beberapa peralatan bisa digunakan untuk
membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi sperma berkurang.
c. Pendekatan imunologis
Pada pendekatan imunologis terhadap kontrasepsi, maka tubuh akan dibuat untuk
menyerang spermanya sendiri. Akan tetapi pendekatan ini banyak mengundang
perdebatan karena ketidakpastian untuk memperoleh kesuburan kembali, selain itu
perbedaan species antara hewan dan manusia menyebabkan kesuksesan pada
percobaan dengan hewan lebih sulit untuk diadaptasikan ke manusia dibandingkan
metode lain. Sampai saat ini, metode ini pun masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.
Metode Kontrasepsi Hormonal
a. Testosterone
Penelitian mengenai metode kontrasepsi hormonal untuk pria pada awalnya banyak
menggunakan testosterone yang digunakan untuk mengelabuhi otak sehingga
menghentikan produksi sperma. Tetapi hal tersebut ternyata tidak terlalu sukses apabila
dibandingkan dengan kerja pil kontrasepsi pada wanita yang dapat menghentikan
terjadinya ovulasi.
b. Prolaktin
hormon yang biasa terdapat pada wanita hamil untuk mengontrol produksi air susu
ternyata terdapat juga pada pria. Untuk dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tablet
yang dapat menghambat produksi prolaktin harus diminum setiap hari yang dibarengi
dengan suntikan/implant yang mengandung testosterone. Hal ini juga masih
menimbulkan perdebatan terutama mengenai tingkat kepatuhan pria untuk minum pil
tersebut setiap hari.
c. Desogestrel
Selain itu para peneliti di Manchester telah mengkombinasikan pemberian desogestrel
(digunakan pada pil kontrasepsi untuk wanita) dan koyo yang mengandung testosterone
untuk digunakan sebagai kontrasepsi pada pria. Cara kerjanya adalah : desogestrel
akan menghentikan produksi testosterone di testis sehingga produksi sperma juga
terhenti, sedangkan koyo testosterone akan menyediakan kebutuhan testosterone yang
diperlukan oleh bagian tubuh yang lain (tanpa adanya testosterone, maka pria akan
Kehilangan bulu-bulu di wajah dan payudara akan membesar). Akan tetapi kesuksesan
metode ini pada pria yang penggunakannya hanya sekitar 60 %. Oleh sebab itu, maka
penggunaan kontrasepsi hormonal pada pria sampi saat ini masih dalam tahap
penelitian lebih lanjut.
d. Suntikan progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak pada turunnya produksi
sperma.
c. Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs). Penelitian
menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam membran sel sperma. Hal
itu akan berdampak menghambat kerja sperma tetapi tidak berpengaruh pada
produksinya. Seseorang yang mengonsumsi nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi
fungsinya menurun.
Ultrasound
Saat ini, peneliti dari Universitas North Carolina, AS, sedang menguji apakah gelombang
ultrasound bisa menjadi metode kontrasepsi baru bagi pria. Penelitian ini menemukan,
gelombang ultrasound di bagian testis diketahui cukup aman menghentikan produksi
sperma selama enam bulan. Prinsip kerjanya adalah menembakkan ultrasound ke testis
supaya produksi sperma turun sampai tingkat nol. Angka ini merupakan angka ideal
untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan. Namun, para peneliti masih
berkutat untuk mencari tahu cara mengembalikan kesuburan pria setelah melakukan
metode ini. Pasalnya, ada kemungkinan pria ingin memiliki anak lagi.
Implant Terkini
Susuk/implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon.
Macam Implant
a. Non Biodegradable Implan
a) Norplant (6 kapsul), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
b) Norplant-2 (2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
c) Norplant 1 batang, berisi hormon ST 1435, daya kerja 2 tahun.
d) Norplant 1 batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja 2,5 4
tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba IMPLANON, implant 1 batang dengan panjang 4
cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3
ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran EVA, berdaya kerja 2 3 tahun.
b. Biodegradable
Yang sedang diuji coba saat ini :
a) Copronor PP
Suatu kapsul polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja 18 bulan.
b) Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol,daya kerja 1 tahun
Yang Paling Sering Dipakai
1. Norplant
a. Dipakai sejak tahun 1987
b. Terdiri dari 6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan hormon levonorgestrel
dan uung ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive
c. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
d. Saat ini norplan yang paling banyak dipakai
2. Implanon
a. Dipakai sejak tahun 1987
b. Terdiri dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40 mm, diameter 2,4 mm
c. Masing masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di 2 matriks batang
d. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
3. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan lama kerja 3 tahun.
Pada tahun 1982 di Amerika Serikat ada sekitar 27 persen wanita pasangan
usia subur dan 13 persen laki-laki yang menggunakan metode kontrasepsi
mantap. Setiap tahun terdapat sekitar 700 ribu wanita dan 400 ribu pria yang
mengadopsi kontrasepsi mantap tersebut adalah adanya kekuatiran terhadap
efek sampingan pemakai pil dan IUD (McCharty, 1987). Jika dibandingkan
dengan keadaan negara lain, jumlah pemakai kontrasepsi mantap di Indonesia
masih relatif kecil. Selain kepercayaan terhadap pandangan agama, faktor lain
yang menjadi penyebab dari rendahnya pemakai tersebut ialah karena
kampanye pemakaian teknik ini belum dilakukan secara luas.
Survei pada 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa
perilaku seks remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei dilakukan
kepada 33.943 di 24 negara dan dikerjakan Service Medical du Rectorat de
Toulouse tersebut, menunjukkan 13,2 % remaja berperilaku seks aktif
semenjak usia 15 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi. Sementara
82% lainnya, menggunakan alat kontrasepsi. Penggunaan yakni kondom dan
pil, juga relatif sering dilakukan oleh remaja AS dan Eropa. Yakni mulai 2,6% di
Kroasia dan 28,8% di Kanada. Hasil survei menunjukkan bahwa presentasi
penggunaan alat kontrasepsi tertinggi dan efektif adalah di Eropa Barat.
Secara global, pada tahun 2009, sekitar 60% jumlah pasangan yang menikah
dan mampu mempunyai anak menggunakan kontrasepsi. Berbagai metode
yang digunakan sangat bervariasi di antara negara. Metode yang paling banyak
digunakan di negara maju adalah kondom dan kontrasepsi oral, sedangkan di
Afrika adalah kontrasepsi oral dan di Amerika Latin serta Asia sterilisasi. Di
negara berkembang secara keseluruhan, 35% kontrasepsi menggunakan
metode sterilisasi pada perempuan, 30% menggunakan AKDR, 12% dengan
kontrasepsi oral, 11% dengan kondom, dan 4% dengan sterilisasi pada lakilaki.
Walaupun lebih jarang digunakan di negara maju dibandingkan dengan di
negara berkembang, jumlah perempuan yang menggunakan AKDR sampai
dengan tahun 2007, mencapai kurang lebih 180 juta. Menghindari hubungan
seks saat masa subur digunakan oleh sekitar 3,6% perempuan dalam usia
subur, dengan pengguna yang terbanyak 20% berada di wilayah Amerika
Selatan. Sampai dengan tahun 2005, terdapat 12% pasangan yang
menggunakan kontrasepsi pada laki-laki (kondom ataupun vasektomi) dengan
tingkat yang lebih tinggi di negara maju. Penggunaan kontrasepsi untuk laki-laki
menurun pada rentang waktu tahun 1985 dan 2009. Penggunaan kontrasepsi
di antara perempuan di Afrika Sub-Sahara meningkat dari 5% pada tahun 1991
menjadi sekitar 30% pada tahun 2006.
Per tahun 2012, 57% perempuan usia subur ingin melakukan pencegahan
kehamilan (867 dari 1520 juta). Sekitar 222 juta perempuan mengalami
kesulitan untuk mengakses alat kontrasepsi, 53 juta di antaranya berada di
Afrika sub-Sahara dan 97 jutanya berada di Asia. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya 54 juta kehamilan tanpa rencana dan kematian ibu hamil mencapai
hampir 80.000 orang dalam satu tahun. Dengan adanya hukum yang ketat
mengenai aborsi di Afrika Sub-Sahara, banyak perempuan menjadi pelaku
aborsi tanpa izin untuk kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga
menyebabkan terjadinya sekitar 2-4% aborsi yang tidak aman setiap tahun.