Anda di halaman 1dari 10

FIQH MAWARIS

PERTEMUAN PERTAMA
Pengantar; Seputar mengenai fiqh
mawaris dan hukum islam

1. PENGERTIAN FIQH MAWARIS


a. Pengertian

Fiqh menurut bahasa artinya memahami.


b. Kata mawaris secara etimologis adalah
bentuk jamak dari kata tunggal mirats
artinya warisan.
Mawaris juga disebut faraid yang artinya
ketentuan atau menentukan. Faraid adalah
ketentuan-ketentuan tentang siapa-siapa
yang termasuk ahli waris yang berhak
mendapat warisan, ahli waris yang tidak
berhak mendapatkanya dan beberapa

c. Kesimpulan:
Fiqh mawaris adalah ilmu fiqh yang
mempelajari tentang siapa-siapa ahli waris
yang berhak menerima warisan, siapa-siapa
yang tidak berhak menerima, serta bagianbagian tertentu yang diterimanya dan
bagaimana cara penghitunganya.

Al- Syarbiny, Fiqh Mawaris adalah fiqh yang

berkaitan dengan pembagian harta warisan,


mengetahui perhitungan agar sampai kepada
mengetahui bagian harta warisan dan bagianbagian yang wajib diterima dari harta
peninggalan untuk setiap yang berhak
menerimanya.
Prof. Hasby ash-Shiddieqy, fiqh mawaris
sebagai ilmu yang mempelajari tentag orangorang yang mewarisi dan tidak mewarisi,
kadar yang diterima oleh setiap ahli waris dan
cara-cara pembagianya.

c. Beberapa Istilah dalam Fiqh Mawaris


- Waris adalah orang yang termasuk ahli waris
yang berhak menerima warisan. Zawu al
arham adalah ahli waris yang sesungguhnya
memiliki hubungan kekerabatan yang dekat,
akan tetapi tidak berhak mendapatkan
warisan.

- Muwaris artinya orang yang diwarisi harta


benda peninggalanya, yaitu orang yang
meninggal dunia, baik itu meninggal secara
hakiki, secara taqdiry (perkiraan) atau karena
keputusan hakim.
- Al-Irs, artinya harta warisan yang siap dibagi
oleh ahli waris sesudah diambil untuk
keperluan pemeliharaan jenazah, pelunasan
hutang serta pelaksanaan wasiat.

Warasah, yaitu harta warisan yang telah

diterima oleh ahli waris.


Tirkah, yaitu semua harta peninggalan orang
yang meninggal dunia sebelum diambil untuk
kepentingan pemeliharaan jenazah,
pelunasan hutang dan pelaksanaan wasiat
yang dilakukan oleh orang yang meninggal
ketika masih hidup

2. HUKUM MEMPELAJARI DAN


MENGAJARKAN FIQH MAWARIS
Para ulama berpendapat bahwa mempelajari

dan mengajarkan fiqh mawaris adalah wajib


kifayah (kewajiban kolektif).

Dijelaskan dalam sebuah hadis:


Pelajarilah oleh kalian al-Quran dan
ajarkanlah kepada orang lain, dan pelajarilah
ilmu faraid dan ajarkanlah kepada orang lain.
Karena aku adalah orang yang akan terenggut
(mati) sedang ilmu akan dihilangkan. Hampir
saja dua orang yang bersengketa tentang
pembagian warisan tidak mendapatkan
seorang pun yang dapat memberikan fatwa
kepada mereka. (HR. Ahmad, al-Nasai, dan
al-Daruquthny)

Adanya perubahan hukum, dilihat dari

kegunaanya, mempelajari dan mengajarkan


fiqh mawaris yang semula wajib kifayah,
dapat berupah menjadi wajib ain (kewajiban
individual), terutama bagi orang-orang yang
oleh masyarakat dipandang sebagai
pemimpin atau panutan, terutama pemimpin
keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai