A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (MA)
Mata Pelajaran : Fikih
Pokok Bahasan : Hukum Waris Dalam Islam
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 1 X 15 menit
Volume : 1 X Pertemuan
Nama Guru : Diky Hermanto
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan baksat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian mawaris serta tujuanya.
2. Menjelaskan sebab-sebab seseorang mendapat warisan dan tidak mendapat warisan
3. Menunjukan dasar hukum waris.
4. Menyelesaikan hitungan waris.
E. MATERI PEMBELAJARAN
KETENTUAN HUKUM WARIS DALAM ISLAM
A. Ilmu Mawaris
1. Pengertian Ilmu Mawaris
ُ ار
Dari segi bahasa, kata mawarist (ث ِ ) َم; َو merupakan bentuk jamak dari
ٌ ِمي َْرyang artinya harta yang diwariskan. Adapun makna istilahnya adalah,
kata اث
ilmu tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang meninggal dunia.
ِ ِْالفَ; َرائ
Ilmu mawaris disebut juga ilmu faraidh (ض ) ِع ْل ُم. Kata faraidh
sendiri ditinjau dari segi bahasa merupakan bentuk jamak dari
ٌْص هللاَ َو َرسُو لَهُ َو يَتَ َع َّد ُح ُدو َدهُ يُ ْد ِخ ْلهُ نَا رًا َخا لِدًا فِ ْيهَا َولَهُ َع َذا ب
ِ َو َم ْن يَع
ٌ ُم ِه
) 14 : ين(النساء
Artinya:”Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka
sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (Q.S. an-
Nisa: 14)
Menegaskan firman Allah di atas, Rasulullah Saw juga bersabda:
اس فَ ;اِنِّى ا ْم; رُو ٌء َم ْقبُ;;وْ ضٌ َو ْال ِع ْل ُم َ ِاس َوتَ َعلَّ ُموْ ا ْالفَ َرئ
َ َّض َو َعلِّ ُموْ هَ;;ا الن َ َّتَ َعلَّ ُموْ ا ْالقُرْ آنَ َو َعلِّ ُموْ هُ الن
ْض ِة فَالَ يَ ِجدَا ِن اَ َحدًا ي ُْخبِرْ هُ َما (اخرده احمد والنسائ َ ك أَ ْن يَ ْختَلِفَ ْاثنَا ِن فِى ْالفَ ِري ُ ع َويُوْ ِشٌ َْمرْ فُو
)والدرقطتى
Artinya:“Pelajarilah al Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain,
dan pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada orang lain. Karena aku
adalah orang yang bakal terenggut (mati) sedang ilmu akan dihilangkan.
Hampir saja dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan tidak
mendapatkan seorangpun yang dapat memberikan fatwa kepada
mereka” (Riwayat Ahmad, Al Nasai, dan Daruqutni)”.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu
mawarits tidak bisa dianggap sebelah mata, terutama bagi para pendakwah
atau penyeru kebajikan. Walaupun hukum awalnya fardhu kifayah, akan tetapi
dalam kondisi tertentu, saat tak ada seorangpun yang mempelajarinya maka
hukum mempelajari ilmu mawarits berubah menjadi fardhu ain.
6. Kedudukan ilmu mawaris
Ilmu mawaris mempunyai kedudukan yang sangat agung dalam Islam.
Ia menjadi solusi efektif berbagai permasalahan umat terkait pembagian harta
waris. Kala ilmu mawaris diterapkan secara baik, maka urusan hak adam akan
terselesaikan secara baik. Semua ahli waris akan mendapatkan haknya secara
proporsional. Mereka tak akan didzalimi ataupun mendzalimi. Karena
semuanya sudah disandarkan pada aturan Allah ta’ala.
Selain apa yang terpaparkan di atas, keagungan ilmu mawaris juga
dapat kita rasakan kala mengamati ayat-ayat al-Qur’an yang membicarakan
persoalan waris. Allah menerangkan tekhnis pembagian harta waris secara
gamblang dan terperinci dalam beberapa ayat-Nya. Ini merupakan indikator
yang menegaskan bahwa persoalan warisan merupakan persoalan agung dan
sangat penting.
Pada beberapa hadits yang telah kita sebutkan sebelumnya, Rasulullah
juga mengingatkan umatnya untuk tidak melupakan ilmu mawaris, karena ia
merupakan bagian penting dalam agama.
7. Sebab-sebab seseorang mendapatkan warisan
Dalam kajian fiqh Islam hal-hal yang menyebabkan seseorang
mendapatkan warisan ada 4 yaitu:
a. Sebab nasab (hubungan keluarga)
Nasab yang dimaksud disini adalah nasab hakiki. Artinya hubungan
darah atau hubungan kerabat, baik dari garis atas atau leluhur si mayit
(ushul), garis keturunan (furu’), maupun hubungan kekerabatan garis
menyimpang (hawasyi), baik laki-laki maupun perempuan. Misalnya
seorang anak akan memperoleh harta warisan dari bapaknya dan
sebaliknya, atau seseorang akan memperoleh harta warisan dari saudaranya,
dll. Sebagaimana firman Allah SWT. :
Artinya:“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula)
dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang Telah ditetapkan.” (QS. An Nisa : 7)
b. Sebab pernikahan yang sah
Yang dimaksud dengan pernikahan yang syah adalah berkumpulnya
suami istri dalam ikatan pernikahan yang syah. Dari keduanya inilah
muncul istilah-istilah baru dalam ilmu mawaris, seperti: dzawil furudh,
ashobah, dan furudh muqaddzarah. Allah Swt berfirman:
a. Pembunuh ()القاتل
b. Budak ()العبد
Murtad artinya keluar dari agama Islam. Orang murtad tidak berhak
mendapat warisan dari keluarganya yang beragama Islam. Demikian juga
sebaliknya. Rasulullah Saw bersabda:
2 . Menanya :
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan
kreatif dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung
jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
Peserta didik diminta mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang
ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada
materi yang di bahas atau melkukan tanya jawab
langsung dari masing – masing kelompok.
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
berdasarkan hasil pengamatan dari diskusi yang
telah di simpulkan.
4 . Mengasosiasikan/menalar
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang:
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai
1 . simpulan
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.
2 . evaluasi
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai
langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai
mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian projek.
3 . refleksi
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
4 . Tindak lanjut
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
Memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
5 . Penutup
J. Penilaian
1. Penilaian Afektif
11 Semangat
12 Percaya diri
15 Kerapian
17 Menghargai waktu
18 Menghargai sikap patuh terhadap guru
Keterangan :
1. Skor Satu Bila Kurang
2. Skor Dua Bila Cukup
3. Skor Tiga Bila Baik
4. Skor Empat Bila Amat Baik
Pekalongan,……………………
Ttd
Pengamat
3. Penilaian Kognitif
Tes lisan
4. Penilaian Psikomotorik
Aktif
Kreatif
a) Proyek, pengamatan, wawancara’
Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
b) Portofolio / unjuk kerja
K. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
1. Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena
belum mencapai Kompetensi Dasar
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya
sebagai berikut.
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang “pembagiah harta waris”. Guru akan melakukan
penilaian kembali dengan soal yang sejenis. Remedial dilaksanakan pada
waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar,
apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah
jam pelajaran selesai).
2. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan
ganda dalam buku panduan guru. Guru mencatat dan memberikan
tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
Nip:…………………. Nim.2117161