Anda di halaman 1dari 15

Diversitas Sosiokultural

Pendidikan Multikultural
Pendidikan yang menghargai keragaman dan
mencakup perspektif dari berbagai kelompok
budaya secara teratur
Tujuan kesempatan pendidikan yang sama
untuk semua siswa shg menutup
kesenjangan prestasi akademik antara siswa
dari budaya mayoritas dan siswa dari
kelompok yang kurang terwakili

5 Dimensi Pendidikan
Multikultural
Integrasi isi pelajaran penggunaan contoh, data, dan informasi
lain dari berbagai budaya oleh guru
Konstruksi pengetahuan membantu siswa memahami bagaimana
pengetahuan yang kita terima dipengaruhi oleh asal usul dan sudut
pandang kita
Pengurangan prasangka pengembangan hubungan positif dan
sikap toleran di kalangan siswa dengan latar belakang yang berbeda
Pedagogi kesetaraan teknik pengajaran yang mempermudah
keberhasilan akademis siswa dari kelompok etnis dan kelas sosial
yang berbeda
Budaya sekolah yang memberdayakan budaya sekolah yang pada
budaya itu organisasi dan praktik lembaga bersifat kondusif bagi
pertumbuhan akademis dan emosi semua siswa

Pendidikan Multikultural
Mencakup perbedaan SES, etnis, gender,
agama, disabilitas, orientasi seksual, dll
Pengurangan prasangka aktivitas guru di
kelas untuk menghilangkan pandangan
negatif dan stereotip org lain

Ciri Sekolah Multikultural


Sikap, keyakinan, dan tindakan staf sekolah memiliki
harapan tinggi bagi semua kelompok siswa
Kurikulum mencakup peristiwa, konsep, dan isu dari
berbagai pandangan kelompok etnis dan SES
Bahan ajar bebas dari isu2 terkait perbedaan budaya,
gender, dan SES
Sekolah budaya dan kurikulum tersembunyi staf yang
berasal dari berbagai kalangan, foto2 yang dipajang
Program konseling menantang siswa untuk mencapai
mimpi yang tinggi

Pengajaran yang relevan dengan


budaya
Guru harus mengenali latar belakang siswa
budaya, etnis, SES (Sosial Ekonomi)
melakukan kunjungan rumah
Pembelajaran dirancang sesuai dg latar
belakang budaya siswa
Contoh siswa dari Indonesia bagian timur
lebih ekspresif dan bernergi aktivitas
belajar lebih banyak diserahkan pada siswa
misalnya dengan presentasi dan demonstrasi

Meningkatkan hubungan siswa


dari kelompok etnis berbeda
Ruang kelas Jigsaw kelas dimana siswa dari latar
belakang budaya berbeda bekerjasama melakukan bagian
yang berbeda dari proyek untuk mencapai tujuan umum
Kontak personal positif dari orang lain yg berbeda budaya
berbagi informasi personal
Pengambilan perspektif siswa belajar dan
mempraktekan tradisi budaya tertentu
Koneksi teknologi dg mahasiswa di seluruh dunia
mempelajari bahasa asing melalui teleconfrence
Mengurangi bias mendorong penghargaan dan
pernghormatan thdp kelompok yang berbeda

Gender
Gender karakteristik individu sebagai laki-laki
dan perempuan
Identitas gender rasa menjadi laki-laki dan
perempuan, biasa muncul usia 3 tahun
Peran gender seperangkat ekspektasi yang
mengatur bagaimana perempuan atau laki-laki
harus berpikir, bertindak, dan merasa
Anak-anak membentuk skema gender yang
mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dan
berkembang

Perbedaan Gender
Aspek

Laki-laki

Perempuan

Otak

Area lobus parietalis


(keterampilan visual
spasial) lebih besar

Area emosional lebih


besar

Kinerja
Fisik

Lebih aktif, lebih


unggul dalam
keterampilan atletik

Mampu menyesuaikan
dengan aktivitas fisik

Keterampil
an MIPA

Lebih unggul dalam


visual spasial dan
sains, namun
perbedaannya sangat
kecil

Keterampil
an verbal

Lebih unggul dalam


bahasa pada masa anak
namun saat dewasa
cenderung setara

Perbedaan Gender

Aspek

Laki-Laki

Perempuan

Prestasi
sekolah

Lebih sering
mengikuti remedial

Lebih perhatian dan lebih


aktif dalam belajar,
prestasi lebih baik

Relasi
sosial

Lebih menyukai
pembicaraan yang
memberikan
informasi (repport
talk)

Lebih menyukai
pembicaraan yang
berorientasi pada
hubungan (rapport talk)

Agresi

Agresi fisik

Agresi verbal/ relasional

Emosi dan
Lebih sulit
Lebih mampu
regulasinya mengendalikan emosi mengekspresikan,
dan perilaku
memahami, dan
mngendalikan emosi

Androgini
Stereotip gender yang berkembang di
masyarakat membuat pria dan wanita
merasa tidak puas dan terbebani muncul
konsep androgini
Androgini kehadiran karakteristik maskulin
dan feminin yang positif pada individu yang
sama
Sandra Ben, individu androgini individu
lebih fleksibel, kompeten, dan bermental
sehat

Penghapusan Bias Gender


Sadarilah anak laki-laki dan perempuan
berbeda sejak dini
Diskusi dengan siswa jika dalam buku teks
terdapat bias gender
Hindari aktivitas sekolah dan latihan yang
bias gender
Analisis tempat duduk hindari segregasi
gender
Sadari fenomena pelecehan seksual

Status Sosial Ekonomi


Ukuran gengsi dalam suatu kelompok sosial
yang paling sering didasarkan pada
penghasilan dan pendidikan

Mengapa Anak dari SES rendah


cenderung kurang berprestasi?
Memperoleh pengasuhan yang kurang diharapkan stimulasi bahan
belajar, bahasa yang rumit, harapan yang tinggi, imbalan thdp
keberhasilan, pengalaman belajar diluar rumah, perawatan kesehatan
Anak dari keluarga mampu lebih dituntut untuk berprestasi sedangkan
anak kurang beruntung lebih dituntut untuk patuh dan berperilaku baik
Sekolah cenderung menuntut persaingan individu sedangkan siswa
kurang beruntung cenderung belajar dengan kerjasama dan
mengandalkan bantuan orang lain
Guru cenderung memiliki harapan rendah pada siswa kurang
beruntung
Faktor lingkungan tempat tinggal padat penghuni, kriminalitas,
kurangnya fasilitas kesehatan dan sosial

Kemitraan keluarga untuk


membantu Anak Kurang Beruntung

Dukungan terhadap pengasuhan keluarga


Komunikasi ttg program sekolah dg orang
tua
Melibatkan orang tua pada kegiatan sekolah
Pembelajaran di rumah
Kerjasama dengan komunitas

Anda mungkin juga menyukai