Anda di halaman 1dari 20

KASUS SULIT DALAM ENDODONTIK

PROGNOSIS DAN PENCEGAHAN DARI


KOMPLIKASI
Pembimbing :
1.

Cut Nurliza, drg., M.kes

2.

Dennis, drg.,MDSc.,Sp.KG

Mahasiswa :
1.

Emilia Mestika/070600003

2.

Naftalia Paramita/100600113

PENDAHULUAN
Perkembangan

anomali gigi-geligi yang


mengalami kelainan tertentu dapat
mengubah pelaksanaan prosedur perawatan
endodontik menjadi lebih sulit atau tidak
mungkin karena disebabkan oleh
perkembangan gigi yang terganggu baik
pada mahkota maupun akar gigi

Kasus

kasus perawatan endodontik


kondisinal dapat dibagi menjadi : simple,
cukup sulit dan sulit

Pada

kelompok kasus yang sulit menyangkut


penyimpangan akar gigi taurodonsia: Cshaped konfigurasi ruang pulpa dan saluran
akar, akar entomolaris pada gigi molar satu
rahang bawah, dens evaginatus dan dens
invaginatus

BENTUK ANOMALI PADA GIGI


Hipodonsia

Kehilangan gigi kongenital


akibat dari anomali pada
pertumbuhan

Mikrodonsia

ukuran gigi yang kecil dari ukuran


gigi normal dan dapat terjadi
akibat dari gangguan sewaktu
pertumbuhan gigi dan
mangakibatkan dental anomaly
Taurodonsia
perubahan pada bentuk gigi
disebabkan oleh kegagalan
Hertwigs epithelial shcath
diaphragm untuk menginvaginasi
arah horizontal yang benar

Taurodosia diklasifikasi kepada 3


kategori:

a) hipotaurodonsia (ringan)

b) mesotaurodonsia (sederhana)

c) hipertaurodonsia (parah).

Menurut Shifman Chanannel 1978 :11

Point A: titik terendah oklusal yang


berada pada kamar pulpa

Point B: titik tertinggi dari apikal


yang berada pada dasar kamar pulpa
(jarak dari A ke B) (jarak dari A ke
apikal paling bawah dari akar) 0.2
Jarak dari B ke CEJ 2.5 mm

DENS EVAGINATUS

DENS INVAGINATUS

suatu anomali pertumbuhan, terdiri dari


tonjol ekstra yang langsing, runcing pada
permukaan
triangular

oklusal

atau

ridge

bukal

adanya invaginasi mahkota gigi dan akar


pada saat sebelum kalsifikasi terjadi.
Dikenal ada dua bentuk dens invaginatus,
yaitu dens invaginatus koronal dan dens
invaginatus radikuler

BENTUK SALURAN AKAR

Perawatan saluran akar


memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi,
karena tidak dapat
secara langsung
mengobservasi bentuk
saluran akar.

Gambar 7. a. Klasifikasi dari konfigurasi canal c-shaped secara


radiografi
b. Klasifikasi dari lantai kamar pulpa dari gigi dengan
konfigurasi canal C-shaped13

Gambar 8. Klasifikasi anatomi dari


konfigurasi canal C-shaped menurut Fan
et a

Gambar 9. .Bentuk orifisi premolar satu


maksila4

Gambar 10. Klasifikasi saluran


akar menurut Vertucci7

Gambar 11.Tipe saluran akar menurut


Weine (1999). Tipe I, tipe II, tipe III, tipe
IV(dari kiri-kanan)4

Gambar
12.Klasifikasi
saluran
akar
menu
rutGulabivala7

KOMPLIKASI PERAWATAN ENDODONTIK


Gigi

yang mengalami kelainan bila dirawat dan direstorasi


dengan baik akan bertahan seperti gigi vital selama
akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yang sehat

Komplikasi

paska perawatan seperti resorbsi akar eksterna,


resorbsi inflamasi, replacemenent resorbtion, dan
hilangnya tulang marginal bisa saja terjadi apabila
prognosis dari gigi tersebut buruk

Tetapi,

komplikasi ini jarang terjadi kalau perawatan


saluran akar yang dilakukan sudah benar.

PROGNOSIS HASIL PERAWATAN ENDODONTIK

Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik.


Pasien harus selalu diberi tahu mengenai kemungkinan
terjadinya kegagalan perawatan. Prognosisnya sering
berubah pada waktu sebelum, selama, dan sesudah
perawatan bergantung kepada apa yang terjadi dan apa
yang ditemukan selama atau setelah perawatan

Prognosis memuaskan pada permulaan perawatan dapat


berubah menjadi prognosis yang lebih buruk atau tidak
memuaskan pada akhir prosedur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan perawatan saluran akar yang akan
mempengaruhi prognosis adalah faktor patologi, faktor
penderita, faktor anatomi, faktor perawatan dan
kecelakaan prosedur perawatan

LAPORAN KASUS

Kasus taurodonsia pada gigi premolar dua kiri rahang bawah

Seorang Pasien (19 tahun) yang dirujuk ke kami untuk


mendapatkan penanganan endodontik setelah gagal mendapatkan
perawatan dengan mematikan jaringan pulpa karena dokter gigi
umum tidak mampu untuk mengekstirpasi jaringan pulpa.
Ditemukan

pendarahan pada rongga pulpa pada saat pemeriksaan


dilaksanakan.

adanya rasa nyeri.

Terdapat penyimpangan pada posisi gigi pasien (marginal


rotation).

dilihat pada radiografi, ini adalah kasus yang jarang terjadi


dengan hypotaurodonsia pada premolar dua kiri rahang bawah

Bentuk dari lubang vestibular, yang terlihat seperti sabit, yang mana
merupakan tanda baik saluran akar vestibular lebar, besar, atau
mungkin saluran akar kedua.

Setelah itu dilakukan perawatan dengan menggunakan instrument


titanium rotary dengan metode crown down disertai dengan irigasi
terus-menerus, dibantu dengan alat ultrasonic maka saluran akar
diobturasi dengan thermafil obturator dan sealer

Setelah obturasi saluran akar, perawatan untuk perforasi dibagian


distal dari rongga pulpa dilakukan dengan menggunakan mineral
trioxide aggregate (MTA). Setelah itu, lining menggunakan glass
ionomer cement diletakkan pada kunjungan selanjutnya.

pasien di rujuk kembali ke dokter gigi umum untuk dilakukan restorasi


akhir

Kasus dengan taurodonsia premolar satu kanan rahang bawah

pasien usia 32 tahun.

Mahkota giginya hancur.

perubahan periapikal (difus granulomatosa kronis periodontitis PAI 2)

penyimpangan posisi gigi (marginal rotation).

Radiografi memperlihatkan hypotaurodonsia.

Perawatan endodontik diselesaikan dengan pengisian dengan teknik


kondensasi lateral.

Karena rotasi gigi, dibantu kontrol radiografi pengisian ini dibuat


dengan memindahkan medial sekitar 30 derajat

Kami mengamati tulang periapikal utuh dan hasil penyembuhan yang


sangat baik.
7 tahun kemudian

Kasus dengan akar entomolaris pada molar satu rahang


bawah

Ini merupakan kasus yang sulit, karena sulit untuk dokter


spesialis endodontik menemukan lokasi orifisi dari akar
entomolaris.

faktanya bahwa terdapat saluran akar yang sempit


dengan kelengkungan besar.

Sebuah terapi dapat dilakukan dengan bantuan


instrument nikel titanium menggunakan metode crowndown dengan irigasi yang berulang, dan saluran akar
diobturasi dengan Thermafil obturator dan sealer

HASIL DAN DISKUSI

Menurut G. Tomov (2010) di Bulgaria yang frekuensi taurodonsia berkisar dari


2,9% pada individu dengan usia 15-35 tahun, 37,5% pada individu dengan
hypodontia.

Terkadang, lokasi, pembersihan dan mengisi saluran akar gigi pada


taurodonsia menimbulkan masalah yang besar. Pendekatan secara individual,
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas kesehatan yang tepat sangat penting
untuk hasil endodontic.

Penyimpangan akar yang langka, akar entomolaris dikaitkan dengan


kelompok etnik tertentu. Pada populasi afrika frekuensi entomolaris 3%
sedangkan di Eropa frekuensinya kurang dari 5% dan dapat mencapai lebih
dari 30% (Cina, Eskimo, dan Indian Amerika).

Penting untuk mengenali dan mendiagnosa gigi dengan taurodonsia dan akar
entomolaris untuk keberhasilan pengobatan kasus tersebut. Hal ini
memberikan perkiraan yang baik terhadap gigi yang dirawat dan dapat
mencegah komplikasi.

KESIMPULAN

Dokter gigi harus memberikan pandangan umum bahwa hasil yang mungkin
terjadi pada perawatan adalah memuaskan, meragukan atau tidak
memuaskan. Pasien akan lebih menerima jika kegagalan terjadi.

Interprestasi keberhasilan atau kegagalan berbeda-beda pada setiap dokter


gigi.

Kriteria keberhasilan bagi seorang dokter gigi mungkin berupa lamanya hasil
perawatan bertahan dan kriteria kegagalannya mungkin kalau pasien
mengeluhkan gejala sakit pada gigi yang telah dirawat.

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau bentuk


abnormal lainnya dari anatomis gigi akan berpengaruh terhadap derajat
kesulitan perawatan saluran akar yang dilakukan yang memberi efek
langsung terhadap prognosis.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai