1.Personalia
2.Bangunan
3.Peralatan & Perlengkapan
4.Bahan & Wadah
Penyiapan Bahan Baku
1. Setiap bahan baku yang digunakan untuk
pembuatan harus lulus dari pemeriksaan
mutu.
2. Pengeluaran simplisia berdasarkan FIFO atau
FEFO.
PENGOLAHAN &
PENGEMASAN
1. Verifikasi
2. Pencemaran
3. Sistem penomoran kode produksi
4. Penimbangan dan penyerahan
5. Pengolahan
6. Pengemasan
7. Penyimpanan
1. Dilakukan agar OT yg dibuat senantiasa
memenuhi persyaratan yg berlaku
2. Dilakukan terhadap bahan baku, bahan
pengemas, proses pembuatan, produk
ruahan & produk jadi
INSPEKSI DIRI
Dilakukan secara berkala agar rangkaian pembuatan selalu
memenuhi pelaksanaan CPOTB.
DOKUMENTASI
1. Memastikan bahwa setiap personil
mendapatkan intruksi secara rinci dan jelas
agar memperkecil resiko terjadinya
kesalahan dan kekeliruan.
2. Sistem dokumentasi harus dapat
menggambarkan riwayat lengkap setiap
tahap kegiatan sehingga dapat ditelusuri
kembali produk dari setiap batch yg
dikehendaki
PENANGAN TERHADAP HASIL
PENGAMATAN PRODUK DI
PEREDARAN
1. Keluhan & laporan masyarakat yg
menyangkut keamanan mutu & hal-hal lain
harus diperiksa, dievaluasi & ditindaklanjuti
2. OT yg terbukti menimbulkan efek samping
yg merugikan atau mutu & keamanannya
tidak memadai lagi harus ditarik dari
peredaran & dimusnahkan
IOT dan IKOT
Industri obat tradisional (IOT) adalah industri
yang memproduksi obat tradisional dengan total
aset di atas Rp 600.000.000, tidak termasuk
harga tanah dan bangunan.
Industri kecil obat tradisional (IKOT) adalah
industri obat tradisional dengan total aset tidak
lebih dari Rp 600.000.000, tidak termasuk harga
tanah dan bangunan.
Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri
Kecil Obat Tradisional (IKOT) pembuatannya
diatur oleh CPOTB. Menurut PERMENKES No.
246 tahun 1990 Bab III tentang
persyaratan usaha industri obat tradisional
dan usaha industri kecil obat tradisional
pasal 9 ayat 1 yaitu : IOT dan IKOT wajib
mengikuti pedoman CPOTB.