PENDAHULUAN Post dural puncture headache (PDPH) adalah sakit
kepala yang sering berlokasi di daerah frontal dan
oksipital
terjadi akibat adanya kebocoran dari cairan
serebrospinal melalui lubang di duramater akibat
tembusan jarum anestesi.
Ini merupakan komplikasi yang umum terjadi pada
anestesi spinal dan epidural.1
A N ATO M I K LA SIFIK A SI Naulty et al membagi PDPH menjadi dua fase.
1. Yang pertama adalah PDPH yang relatif
ringan. Biasanya timbul 36 48 jam setelah anestesi
2. Fase kedua (PDPH klasik) timbul 3 4 hari
setelah anestesi, dengan nyeri kepala berat yang tidak bisa hilang dengan analgesik. PATO G EN ESIS Patogenesis PDPH masih belum jelas tetapi diperkirakan karena kebocoran cairan serebrospinal ke dalam ruang epidural melalui robekan dura.
Kehilangan cairan serebrospinal
menyebabkan penurunan tekanan intrakranial dan penarikan ke bawah struktur intrakranial yang sensitive terhadap nyeri, meliputi vena, selaput otak (meningen), dan saraf kranial, yang mengakibatkan nyeri kepala yang dapat lebih berat pada posisi tegak IN SID EN SI Kejadian PDPH meningkat dengan penggunaan jarum spinal yang berukuran besar dan komplikasi berkurang dengan penggunaan jarum pencil tripped needles FA K TO R R ESIK O Perempuan, khususnya selama kehamilan dan terutama setelah post partus spontan, dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami PDPH
Insiden PDPH tertinggi antara usia 18 30 tahun
dan menurun pada anak-anak muda usia kurang dari 13 tahun dan dewasa yang lebih tua dari 60 tahun
Kejadian lebih besar pada pasien dengan
indeks masa tubuh lebih rendah. G EJA LA Nyeri kepala, biasanya frontal-oksipital
Nyeri kepala terjadi 24-48 jam setelah
prosedur dengan 90% nyeri kepala muncul dalam 3 hari
Nyeri kepala makin berat pada posisi tegak
dan lebih ringan saat berbaring telentang
ekanan di atas perut pada wanita dalam
posisi tegak dapat menghilangkan nyeri kepala sementara dan peningkatan tekanan intrabdominal (tanda Gutshe)
Gejala terkait yang juga bisa muncul adalah
kekakuan leher, fotofobia, tinitus, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan saraf kranial. P EN C EG A H A N Pemilihan Jarum Spinal Jarum spinal dengan ukuran yang lebih kecil seperti jarum Whitrace dan Sprotte dikaitkan dengan tingkat PDPH yang lebih rendah. Jarum pencil point menyebabkan lubang dura menutup lebih cepat. Idealnya, digunakan jarum spinal yang tidak lebih besar dari 25G TER A P I 1. Penatalaksanaan Konservatif Kebanyakan pasien berespons baik terhadap metode terapi konservatif untuk PDPH, meliputi tirah baring, hidrasi, pengikat perut, analgesik, dan antiemetik
Metode terapi invasif agresif digunakan jika EBP gagal. Pertama, diagnosis PDPH harus dievaluasi untuk menjamin kebenarannya. Setelah dikonfirmasi, salah satu alternative meliputi injeksi lemfibrin dengan panduan percutaneous computed tomography (CT) untuk menutup robekan dura TERIMAKASIH