Anda di halaman 1dari 23

BELLS PALSY

Paul Jones Djuniar


Pembimbing: dr. Vonny F Goenawan, Sp.s
Introduction

Bells palsy berasal dari nama seorang dokter


anatomi bernama, Sir Charles Bell
Merupakan penyakit tersering pada N.VII
Idiopathic
Anatomi

Mempunyai 3 inti:
Motorik (branchial motor)
Parasimpatik (visceral motor)
Sensorik (chorda tymphani nerve)
pengecapan 2/3 ant. lidah
Dominan motorik mempersarafi otot-otot wajah
Terlokasi pada bagian bawah pons
Persarafan otot wajah di bagi menjadi 2:
Persarafan otot wajah bagian atas
Persarafan otot wajah bagian bawah
Internal auditory meatus

Jaras N. VII
Bend in middle ear, Geniculate ganglion

Facial canal

Branching
Pterygopalatine ganglion
Stapedius innervation
Motor root

Motor root exit skull through sylomastoid


foramen
Definisi

Parese fasialis perifer


Akut (<72 Jam)
Lebih sering unilateral (bisa bilateral)
Tanpa penyebab yang di ketahui
Epidemiologi

Angka kejadian 25 dari 100 000 penduduk / tahun


60-75 % dari kasus parese fasialis unilateral
Lebih tinggi pada penderita DM atau wanita hamil
Etiologi

Tidak di ketahui
Baringer susp. Viral agent terapi antiviral (?)
Burgress DNA HSV pada geniculate ganglion
Masih kurang bukti yang kuat
Patofisiologi

Inflammasi nervus fasialis kompresi


Akibat infeksi
Reaksi imun
Gejala utama parese fasialis unilateral or
bilateral
Gejala tambahan tergantung titik lesi
Manifestasi Klinis

Parese fasialis <72 Jam w/ or w/o:


Gangguan indra pengecapan
Lakrimasi
Hiperaskusis atau gangguan pendengaran
Disertai kelainan
gustatory dan autonomik
Kelainan gustatory tanpa
lakrimasi, bisa
hiperaskusis jika lesi
sebelum bercabang ke
stapedius
Hanya motorik saja
Penilaian fungsi N VII

Incomplete

Complete
Diagnosa

Diagnosa dengan eksklusi


3 tahap:
Anamnesis
PF
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Bells palsy di tegakkan dengan cara
eksklusi diagnosis banding yang lain
Menurut Shamlan K, jika ada gejala di bawah ini
maka diagnose Bells palsy dapat di eksklusikan:
Tanda-tanda trauma
Vesikel di kepala dan leher
Gejala nervus kranialis lain nya
Infeksi telinga
Lesi CNS lain nya
Palsy sejak lahir
Sentral Vs Perifer
Differential Diagnosis dari facial
nerve palsy
Idiopatik
Bells palsy
Melkerson-Rosenthal
Tumor
Acoustic Neuroma
CPA
Tumor parotis
Kolesteatoma
Sistemik/Metabolik
Sjorgen syndrome
Sarcoidosis
GBS
MS
Trauma
Trauma temporal
Barotrauma
Kongenital
Distrofia Myotonika
Sindrom Mobius
Cedera Kompresi
Infeksi
Diabetic otitis eksterna
Lyme Disease
HIV
Leprosy
Tatalaksana
Sampai saat ini belum ada tatalaksana yang pasti
mengenai Bells palsy
Akan tetapi ada beberapa tatalaksana yang di
sarankan untuk penyakit ini:
Perlindungan mata
Pemberian Steroid jika tidak ada kontraindikasi
Untuk perlindungan mata di berikan:
Obat tetes mata
Perlindungan mata seperti patch atau
kacamata untuk menghindari infeksi akibat
debu
Steroid vs Antiviral
Steroid di gunakan untuk mengurangi peradangan
yang terjadi pada Bells palsy (Peradangan ini
terlihat pada hasil MRI)
Antiviral di gunakan untuk melawan virus yang di
curigai sebagai penyebab Bells palsy
AAN 2001 dalam studi banding, hasil
penggunaan steroid masih belum cukup signifikan
dan hasil antiviral masih kurang memuaskan
AAN 2012 ditemukan hasil signifikan dengan
data yang reliable sehingga penggunaan steroid
sangat di rekomendasikan dan hasil dari antiviral
belum cukup signifikan untuk di jadikan standard
Cara pemberian steroid

Pemberian steroid harus di berikan pada


penderita dengan onset <5 hari
Prednisone 60-80 mg PO 1x1 untuk 4 5 hari
Taperring off 7 10 hari (50 mg PO 1x1 selama
10 hari)
Prognosis
60% pulih total tanpa pengobatan
10% pasien mengalami parese permanen/waktu
pemulihan yang sangat lama
70% pasien pulih total dalam waktu 1 sampai 2
bulan
Pemulihan beberapa fungsi motoric pada wajah
atau pengecepan pada 1 minggu pertama
merupakan tanda yang baik
Rekurensi 8%
Prognosis menjadi buruk pada pasien usia lanjut,
hiperaskusis atau nyeri berat
EMG dapat di gunakan untuk menilai prognosis
Daftar Pustaka
1. Kasper F, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo. Harrison's Principles of Internal Medicine. 19 ed. United
States: McGraw-Hill Education; 2015.
2. Danette C Taylor M, DO, FACN, et al. Bell Palsy: WebMD; 2015 [updated Jun 23, 2015; cited 2016 10 May].
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1146903-overview .
3. Sobotta Atlas of Human Anatomy: Head, Neck, and Neuroanatomy. 15 ed. Friedrich P JW, editor.
Germany2011.
4. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Chapter 47. Diseases of the Cranial Nerves. Adams and Victor's
Principles of Neurology, 10e. New York, NY: The McGraw-Hill Companies; 2014.
5. Waxman SG. Chapter 8. Cranial Nerves and Pathways. Clinical Neuroanatomy, 27e. New York, NY: The
McGraw-Hill Companies; 2013.
6. Gary S. Gronseth M, Remia Paduga M. Evidence-based guideline update: Steroids and antivirals for Bell
palsy. Report of the Guideline Development Subcommittee of the American Academy of Neurology.
2012(2012;79:1-5):5.
7. Reginald Baugh M, et al. Clinical Practice: Guideline Summary: Bell's Palsy. The American Academy of
Otolaryngology-Head and Neck Surgery Foundation (AAO-HNSF). 2013.
8. Naidoo SK. VII NERVE PALSY - EVALUATION AND MANAGEMENT. Continuing Medical Education. 2004;22.
9. Aminoff MJ, Kerchner GA. Nervous System Disorders. In: Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW, editors.
Current Medical Diagnosis &amp; Treatment 2016. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2016.

Anda mungkin juga menyukai