Anda di halaman 1dari 32

Saintifikasi jamu

Kelompok 4

Upaya Untuk Mengontrol Kualitas Saat Pasca Panen (Sortasi


Kering, Pengemasan, Pelabelan, Penyimpanan, Distribusi
DISUSUN OLEH :

9. Wendi Octa F 162211101112


10. Sri Haryanti Harjami 162211101114
1. Christyn Novyta S. 162211101071
2. Arimbi Sulistyo Kartika 162211101075 11. Ari Tri Wahyuni 162211101118
3. Derryl Agustin Y 162211101079 12. Anandini Aulia Safiera 162211101122
4. Ani Mubayyinah 162211101083 13. Garian Erga F 162211101124
5. Caledasia Wienny S 162211101087 14. M. Nuril Huda 162211101125
6. Dara Desinta Nurmasari 162211101091 15. Adhe Ayu K. S 162211101128
7. Baiq Wahyudyati Karnia 162211101099
8. Maulina Hari Pradipta 162211101107 16. R Ayu Rifqa 162211101129


LATAR BELAKANG

Jamu merupakan salah satu bentuk pemanfaatan


Sejak zaman dahulu keanekaragaman hayati yang memegang peranan penting
hingga saat ini dalam meningkatkan kualitas kesehatan melalui peningkatan
masyarakat Indonesia daya tahan tubuh/stamina, menjaga dan memelihara kesehatan
telah memanfaatkan serta membantu mengurangi gangguan penyakit tertentu.
tanaman obat sebagai Keamanan, mutu dan manfaat jamu tidak terlepas dari bahan
jamu. baku yang digunakan dalam pembuatan jamu (INFARKES,
2015).
Pemanfaatan tanaman obat yang saat ni menunjukan peningkatan,
menginggat trandisi penggunaan jamu yang sudah terjadi di masyarakat,
baik untuk :

kuratif preventi rehabilatif


f
Selain
itu

Kecendrungan karena pengobatan kembali cara ini dianggap


masyarakat back memiliki efek samping yang relatif kecil
to nature dibanding pengobatan medis atau modern.
produk tanaman
obat (herbal)
Rajangan
banyak dipasarkan /rebusan serbuk pil kapsul
dalam bentuk yang
praktis seperti :

Pascapanen
merupakan bagian
integral dari sistem
agribisnis, dimulai
dari :

aspek
produksi Sampai Pemasaran
bahan produk akhir
mentah
Teknis kegiatan paska
panen diawali dengan

Proses
pengangkutan sortasi pengupasan
hasil panen

pengeringan Perajangan pencucian

pengepakan penyimpanan
Perlukah Pengawasan Mutu perlu dilakukan karena merupakan bagian dari
pengawasan CPOTB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan
mutu ? pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan
relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak
digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.

Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai fungsi


pengawasan mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian
lain. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia untuk
memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu dapat
dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan. (CPOTB, 2011).
a) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengontrol
bahan selama sortasi kering?
b) Bagaimana pengemasan yang baik pada simplisia?

Rumusan
masalah

C) Bagaimana pelabelan yang baik pada kemasan ?


d) Bagaimana penyimpanan yang baik untuk mempertahankan
kualitas simplisia?
e) Bagaimana cara pendistribusian simplisia yang baik ?
tujuan

Mengetahui Mengetahui Mengetahui Mengetahui cara Mengetahui


cara untuk cara pelabelan penyimpanan cara
cara yang baik
mengontrol pengemasan yang baik pendistribusia
sehingga dapat
bahan selama yang baik pada simplisia mempertahanka n simplisia
sortasi kering pada simplisia n kualitas yang baik
simplisia
Apa itu
sortasi
kering?

Sortasi kering merupakan salah satu upaya penanganan pasca panen


tumbuhan yang dilakukan dengan memisahkan kotoran-kotoran yang
terikut pada saat pengumpulan. Salah satu jenis kotoran-kotoran
tersebut yaitu tanah.

Prinsip kegiatan sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing dan


sama dengan sortasi basah, pengotor lain yang masih ada, seperti bagian
tetapi dilakukan saat bahan tujuan yang tidak diinginkan, tanah, atau pasir
simplisia telah kering sebelum dengan mengidentifikasi kebenaran bahan
dikemas. dan mengeliminasi bahan organik asing.
Parameter kontrol

yaitu persentase bahan organik


makroskopis
mikroskopis asing
Sortasi harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil panen tidak rusak.
Sortasi dapat menggunakan alat dan atau mesin sesuai sifat dan
karakteristik simplisia.

Prosedur operasional baku


Indikator penyortiran yang baik:
penyortiran yang baik:

a) mempekerjakan a) tersedia tempat


petugas yang sortasi yang bersih
terampil dan b) tersedia petugas yang
terlatih; baik dan terampil.
b) memisahkan
produk yang baik
dari yang rusak dan
Pengkelasan atau pemilahan (grading) merupakan kegiatan pengelompokan produk hasil
sortasi/pemilahan berdasarkan kriteria yang telah disepakati atau standar mutu yang
digunakan untuk produk hortikultura yang bersangkutan.Pemilahan simplisia dapat dilakukan
secara manual dengan melibatkan banyak tenaga kerja atau secara mekanis menggunakan
mesin pemilah (grader)

Prosedur operasional baku pengkelasan Indikator pelaksanaan pengkelasan yang baik:


yang baik:

a) tersedia pedoman pengkelasan;


a) Mempekerjakan petugas yang terampil b) tersedia pekerja yang kompeten;
dan terlatih;
c) tersedia alat dan mesin pengkelasan yang
b) mengelompokkan simplisia menurut kelas berfungsi baik;
mutu yang telah ditetapkan d) tersedia catatan hasil pengkelasan;
c) menempatkan produk dalam wadah yang e) tersedia perlengkapan kerja memenuhi standar
sesuai kelasnya; keselamatan kerja.
d) menggunakan wadah, dan/atau alat dan f) Titik kritis kegiatan pengkelasan:
mesin yang bersih; g) mengelompokkan produk sesuai dengan kelas yang
e) memastikan alat dan mesin yang telah ditetapkan sesuai dengan kelas mutu/label;
digunakan terkalibrasi dan berfungsi baik. h) menggunakan wadah, dan/atau alat dan mesin
yang bersih.
pengemasa
n

merupakan kegiatan mewadahi dan/atau membungkus produk dengan memakai


media/bahan tertentu untuk melindungi produk dari gangguan faktor luar yang dapat
mepengaruhi daya simpan.

daun

plastik

Alumuniom foil
Bahan kemasan kertas
dapat berasal dari
bambu
kayu

karton

kaleng
Prosedur
Simplisia Rimpang
pengemasa (Rhizoma)
n
Bahan pengemas yang perlu disiapkan yaitu kemasan berupa karung, kantong plastik atau
tong, sealaer untuk menutup kemasan plastik, dan label yang ditempelkan pada kemasan.
Simplisia yang sudah di grading berdasarkan kualitasnya, segera dikemas untuk menghindari
penyerapan kembali uap air

Tujuan utama dari pengemasan adalah:

1. Mengumpulkan hasil produk dalam suatu unit sesuai pemanfaatannya


2. Menyimpan produk secara aman agar terhindar dari pencemaran atau
kotoran;
3. Melindungi produk selama dalam perjalanan, saat pemasaran maupun
penyimpanan;
Bahan kemasan pengemas yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

Mampu melindungi produk dari kerusakan mekanis;


Tidak mengandung zat kimia yang menyebabkan perubahan kandungan kimia, warna, rasa, bau,
tidak bersifat racun (toksin) dan kadar air produk;
Sesuai dengan keinginan konsumen, tidak terlalu berat, praktis, ukuran dan bentuknya menarik;
Mampu mencegah penyerapan air atau menghindari kelembaban karena dapat menyebabkan
peningkatan kadar air produk;
Mampu menahan pengaruh cahaya;
Memiliki daya lindung yang dapat diandalkan;
Harga yang terjangkau/ekonomis. Selanjutnya kemasan diberi label yang ditempelkan pada
bagian tengah kemasan yang mencantumkan: nama produk, bagian tanaman produk yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih,
metode penyimpanan. Selanjutnya simplisia diangkut ke konsumen atau segera disimpan untuk
proses pengolahan selanjutnya.
Simplisia
Daun

Bahan pengemas yang perlu disiapkan sama seperti simplisia rimpang.

Daun yang sudah kering dan sudah Kemasan harus tertutup rapat supaya
aman selama penyimpanan maupun
diseleksi kualitasnya harus segera
pengangkutan. Selanjutnya kemasan
dikemas agar tidak terjadi penyerapan diberi label yang ditempelkan atau
kembali uap air. Pengemasan harus diikatkan pada kemasan, dengan
dilakukan secara hati-hati agar tidak mencantumkan :
hancur dan menggunakan bahan kemasan
yang baik, bersih, kering, mampu
melindungi produk dari kerusakan nama produk, bagian tanaman produk
mekanis, tidak mengandung zat kimia yang digunakan, tanggal pengemasan,
yang menyebabkan perubahan nomor/kode produksi, nama/alamat
kandungan kimia, warna, rasa, bau, tidak penghasil, berat bersih, metode
bersifat racun (toksin) dan kadar air penyimpanan. Selanjutnya simplisia
produk, ukuran dan bentuknya menarik. diangkut ke konsumen atau segera
disimpan untuk proses pengolahan
selanjutnya.
Simplisia
Bunga

Bahan pengemas yang perlu disiapkan sama seperti simplisia rimpang.

Buah yang sudah kering dan sudah


diseleksi kualitasnya harus segera Kemasan harus tertutup rapat supaya
dikemas agar tidak terjadi penyerapan aman selama penyimpanan maupun
kembali uap air. Pengemasan harus pengangkutan. Selanjutnya kemasan
dilakukan secara hati-hati agar tidak diberi label yang ditempelkan atau
hancur dan menggunakan bahan diikatkan pada kemasan, dengan
kemasan yang baik harus, bersih, mencantumkan : nama produk, bagian
kering, mampu melindungi produk tanaman produk yang digunakan,
dari kerusakan mekanis, tidak tanggal pengemasan, nomor/kode
mengandung zat kimia yang produksi, nama/alamat penghasil,
menyebabkan perubahan bahan isi, berat bersih, metode penyimpanan.
warna, rasa, bau, tidak bersifat racun Selanjutnya simplisia diangkut ke
(toksin) dan kadar air produk, ukuran konsumen atau segera disimpan
dan bentuknya menarik. untuk proses pengolahan selanjutnya.
Simplisia
Biji

Simplisia biji ditempatkan di dalam karung goni dan disimpan dalam ruang penyimpanan dan siap
untuk digunakan.

Simplisia
Akar

Akar yang memiliki kadar air kurang dari 5% dikemas dalam karung plastik dan
disimpan dalam ruang penyimpanan.

Simplisia kulit batang


dan kayu

Simplisia kayu dan kulit batang yang sudah kering dan sudah diseleksi kualitasnya
segera dikemas agar uap air tidak terserap kembali.
Pengemasan menggunakan bahan kemasan yang :

baik, bersih, kering, mampu melindungi produk dari kerusakan mekanis, tidak
mengandung zat kimia yang menyebabakan perubahan isi, warna, rasa, bau, tidak
bersifat racun (toksik), dan kadar air produk.

Ukuran dan bentuk kemasan harus menarik dan tertutup rapat supaya aman selama
penyimpanan maupun pengankutan, kemudian kemasan diberi label.

Bubuk atau
serbuk

Bubuk/serbuk yang telah dihasilkan sesuai dengan derajat kehalusan yang diinginkan
segera dikemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air. Bahan kemasan yang
digunakan harus bersih, kering, dan terbuat dari bahan yang tidak beracun atau tidak
bereaksi dengan serbuk/bubuk. Kemasan plastik dapat menggunakan seal kemudian
ditutup rapat dan aman selama penyimpanan maupun pengangkutan.
Indikator pelaksanaan pengemasan
yang baik

Tersedia pedoman pengemasan yang baik


Tersedia pedoman penyiapan produk yang akan dikemas sesuai dengan karakteristiknya
Tersedia penanda atau lambang yang menunjukkan laranga, peringatan, dan petunjuk
Tersedia tempat penyimpanan bahan pengawet tambahan yang aman (apabila digunakan)
Tersedia catatan proses pengemasan
Terdapat tanda pada kemasan
Tersedia perlengkapan kerja yang memenuhi standar keselamatan kerja
Tersedia catatan kesehatan pekerja
Tersedia sampel produk yang dikemas

Titik Kritis Kegiatan Pengemasan

Menyiapkan tempat penyimpanan bahan pelindung tambahan yang aman


Melakukan penandaan pada kemasan seperti waktu dan tempat pengemasan serta tanggal kadaluarsa
produk
Pelabelan
Tulisan, gambar, atau kombinasi kedua-duanya yang disertakan pada wadah
atau kemasan suatu produk dengan cara dimasukkan ke dalam, ditempelkan
Label atau dicetak dan merupakan bagian dari kemasan tersebut untuk memberikan
informasi menyeluruh dari isi wadah/kemasan produk tersebut

Syarat pelabelan

terletak pada bagian kemasan


tidak mudah tidak mudah
yang mudah untuk dilihat dan
tertinggal luntur atau rusak
dibaca dengan jelas
1.1. Nama produk (nama ilmiah tanaman obat)
Isi label
2. Bagian tanaman produk yang digunakan
3. Alamat penghasil (lokasi budidaya)
4. Tanggal panen
5. Tanggal pengemasan
6. Berat simplisia
7. Status kualitas bahan
8. Metode penyimpanan simplisia

Setelah melalui tahap pelabelan, simplisia


selanjutnya dapat diangkut ke konsumen atau
segera disimpan di bagian gudang
penyimpanan sebagai bahan baku untuk
proses pengolahan selanjutnya.
PENYIMPANAN
Penyimpanan merupakan upaya untuk
mempertahankan kualitas simplisia, baik fisik maupun
jenis dan kadar senyawa kimianya, sehingga tetap
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Selain
itu kegiatan penyimpanan juga bertujuan untuk
mengamankan produk hortikultura sebelum diproses
atau dikirim.
Cara penyimpanan simplisia sejenis harus memenuhi
kaidah first in first out artinya simplisia yang disimpan
lebih awal harus digunakan terlebih dahulu.
Prosedur operasional baku Titik kritis kegiatan
penyimpanan yang baik:
penyimpanan, yaitu:
Menyiapkan panduan Menyiapkan ruang
penyimpanan;
penyimpanan;
Menyiapkan ruang penyimpanan;
Melakukan pencatatan
Melakukan tata penyimpanan;
keluar/masuk produk
Melakukan pencatatan hortikultura dan lokasi
keluar/masuk produk
hortikultura dan lokasi
penyimpanannya;
penyimpanannya; Melakukan pencatatan
Melakukan pencatatan data data suhu, kelembaban
suhu, kelembaban dan dan komposisi atmosfer
komposisi atmosfer serta data serta data logging
logging (apabila diperlukan).
(apabila diperlukan).
Selama penyimpanan, simplisia dapat rusak, mundur
atau berubah mutunya karena beberapa faktor baik
internal maupun eksternal berikut ini:

Cahaya, sinar dengan panjang gelombang tertentu dapat


berpengaruh pada mutu simplisia secara fisik dan kimiawi (misalnya
terjadi proses isomerasi dan pollinerasi)
Oksidasi, dengan adanya oksigen dapat menyebabkan teroksidasinya
senyawa aktif simplisia sehingga kualitasnya menurun
Reaksi kimiawi internal, yaitu terjadinya perubahan kimia simplisia
karena proses fermentasi, polimerisasi atau autooksidasi
Dehidrasi, apabila kelembaban di luar lebih rendah dari pada
kelembaban di dalam simplisia maka akan terjadi proses kehilangan
air atau "shrinkase"
Absorbsi air, pada simplisia yang higroskopis dapat menyerap air dari
lingkungan
Kontaminasi, sumbet kontaminan utamanya debu, pasir, kotoran,
bahan asing (minyak tumpah, organ binatang/ manusia) dan fragmen
wadah (plastik, goni dan sebagainya).
Tempat penyimpanan (gudang) simplisia harus memenuhi persyaratan tertentu
dan terpisah dari tempat penyimpanan bahan atau alat yang lain.

Ventilasi udara yang cukup baik, agar sirkulasi udara tetap


lancar
Kelembaban rendah
Tidak ada kebocoran
Sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung,
sehingga tidak memicu terjadinya penguapan dan
kerusakan senyawa aktif yang terdapat dalam simplisia
Dapat mencegah masuknya serangga dan tikus
DISTRIBUSI
Distribusi adalah kegiatan penentuan dalam memilih
perantara yang akan digunakan serta
mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik
menangani dan mengangkut produk melalui saluran
distribusi (Swastha, 2000: 44).
Selain itu, pengangkutan atau distribusi diartikan
sebagai upaya memindahkan produk dari tempat
pengumpulan sementara ke bangsal pascapanen
dan selama proses di dalam bangsal pascapanen,
serta dari bangsal pascapanen ke konsumen.
Berikut adalah prosedur Titik kritis kegiatan
operasional baku pengangkutan/ distribusi:
pengangkutan/distribusi yang baik: Melakukan pencatatan data
suhu, kelembaban dan
komposisi atmosfer serta data
Menyiapkan panduan kerja logging (apabila diperlukan);
pengangkutan; Menyiapkan alat pengangkut
Menyiapkan alat pengangkutan dengan pengatur suhu,
yang bersih serta dapat melindungi kelembaban dan komposisi
produk dari kontak langsung sinar atmosfer serta data logger
matahari dan hujan; (bagi produk yang
memerlukan rantai
Menyiapkan alat pengangkut pendingin);
dengan pengatur suhu, Melakukan pencatatan
kelembaban dan komposisi pengangkutan;
atmosfer serta data logger (bagi Menyiapkan alat
produk yang memerlukan rantai pengangkutan yang bersih
pendingin); serta dapat melindungi
produk dari kontak langsung
KESIMPULAN
Petugas yang terlatih dan terampil dalam penyortiran
bahan akan mempengaruhi dari kualitas bahan.
Bahan kemasan yang dipilihtidak boleh menimbulkan
kerusakan,pencemaran hasil panen yang dikemasdan
tidak membawa OPT (OrganismePengganggu Tumbuhan).
Pelabelan dilakukan setelah proses pengemasan simplisia
dilakukan. Simplisia yang telah dikemas, diberi label yang
ditempelkan atau diikatkan ada kemasan.
Selama proses penyimpanan diperlukan adanya
pemantauan pada tempat penyimpanan, seperti cahaya,
kelembapan, kondisi rak penyimpanan.
Penentuan cara distribusi yang tepat sesuai bahanakan
mempertahankan kualitas dari simplisia.
DAFTAR PUSTAKA
BinfarKemkes. 2015. Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2015
Katno, 2008. Pengelolaan Pasca Panen Tanaman Obat. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DEPKES RI,
Tawang Mangu, Jawa Tengah.
Komarawinata, H.D. Tanpatahun.Budidaya Dan
PascaPanenTanamanObatUntukMeningkatkan Kadar BahanAktif. Unit
RisetdanPengembangan, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Menteri Pertanian. 2011. Pedoman Teknologi Penanganan Pascapanen
Tanaman Obat. Jakarta: Kementrian Pertanian Direktorat Jendral
Hortikultura Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman
Obat.
Peraturan KBPOM RI Nomor Hk.03.1.23.06.11.5629. 2011. Tentang
Persyaratan TeknisCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Peraturan Menteri Pertanian RI No. 73. 2013.Tentang Pedoman Panen,
Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen Holtikultura yang Baik.
Swastha, Basu, 2000. Azas- azas Marketing. Edisi keenam.
Yogyakarta:Liberty.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai