Anda di halaman 1dari 62

I.

PENDAHULUAN (KALKULUS
VEKTOR)

1
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan 9. Potensial listrik
2. Konsep kelistrikan dan 10.Kapasitor
kemagnetan Maxwell
11.Dielektrikum
3. Muatan Listrik
4. Gaya Coulomb
12.Hkm Ohm
5. Kuat medan listrik 13.Medan magnet
6. Kuat medan listrik 14.Hukum Faraday dan
(lanjutan) Henry
7. Hukum Gauss 15.Optik
8. UTS 16.UAS

2
REFERENSI
Buku-buku Fisika:
1.Giancoli
2.Haliday & Resnic
3.Sears & Zemansky

3
KOMPONEN PENILAIAN
1. Absensi : 10%
2. Tugas : PR + Quiz: 20%
3. UTS: 30%
4. UAS: 40%

4
DASAR-DASAR VEKTOR

A x , y, z A x x , y, z a x A y x , y, z a y A z x , y, z a z


1
A Ax2 Ay2 Az2
Konvensi: 2

Vektor ditulis dengan anak


panah diatas atau cetak tebal
A
Vektor biasanya a or a
fungsi dari koordinat A
spasial Konvensi:

vektor satuan dilambangkan


dengan topi diatasnya
magnitude dari komponen vektor
(bisa jadi fungsi dari x,y,z)
ke arah sumbu-y
5
PENJUMLAHAN VEKTOR


C A x B x a x ( A y B y )a y ( A z B z )a z

Pengurangan ekivalen dng penjumlahan


A dng negatif dari B: D = A B = A + (-B)

6
VEKTOR POSISI DAN VEKTOR JARAK


R 1 x1a x y1a y z1a z

R 2 x 2a x y 2a y z 2a z

Vektor R12 adalah vektor dari


P1 ke P2 dan jaraknya (panjang
atau magnitude) adalah d:


R 12 R 2 R 1

d R 12 x 2 x1 a x y 2 y1 a y z 2 z1 a z


x 2 x1 2 y 2 y1 2 z 2 z1 2
12

7
VEKTOR POSISI DAN VEKTOR JARAK
Contoh : Titik P (1,2,3) dan Q (2,-2,1)

Vektor posisi OP = rP = ax + 2ay + 3 az


Vektor posisi OQ = rQ = 2ax - 2ay + az

Vektor jarak RPQ = rQ - rP = ax - 4ay - 2 az

RQP = ???

8
PERKALIAN TITIK (PERKALIAN SKALAR)


A B A B cos AB

Selalu menghasilkan bilangan skalar


A cos(AB) adalah komponen A sepanjang B.
Disebut sebagai proyeksi dari A pada B.
Dua vektor ortogonal memberikan hasil kali skalar nol: x y 0
AA=|A|2=A2

9
PROYEKSI VEKTOR

Salah satu aplikasi dari perkalian titik adalah untuk menghitung


komponen vektor pada arah tertentu (proyeksi skalar)
Komponen (skalar) B pada arah vektor satuan a :

10
PROYEKSI VEKTOR
Komponen vektor dari B pada arah a didapat
dengan mengalikan komponen skalar dari B
dengan a
Misal : komponen B pada arah adalah B
komponen vektornya adalah atau (B )

11
PERKALIAN TITIK (PERKALIAN SKALAR)


A B A B cos AB

A A1a x A 2 a y A 3a z

B B1a x B 2 a y B3a z

A B A1B1 A 2 B 2 A 3 B3

12
PERKALIAN SILANG (PERKALIAN VEKTOR)

Perhatikan bahwa perkalian silang menghasilkan


vektor tegak lurus pada bidang yg mengandung
dua vektor yg dikalikan! Ini berhubungan dengan
Komponen tangensial dan normal.

!!!!PENTING!!!

Aturan sekrup putar bisa dipakai:


Pemutaran A ke B menggerakkan
sekrup ke arah vektor hasil

13
PERKALIAN SILANG (LJT)

ax Pergerakan searah arah-putar-jarum jam memberikan hasil


perkalian silang positif, sebaliknya, pergerakan ke-arah
berlawanan arah-putar-jarum-jam memberikan hasil perkalian

az ay silang negatif.
ax ay az
az ax ay
a x a z a y
ax ay az

A B Ax Ay Az
Bx By Bz

14
CONTOH

15
CONTOH

16
TRIPLE PRODUCTS

Hasil operasi lain yang penting:

Scalar triple product



A B C B C A C A B Menghasilkan skalar

Vector triple product (aturan bac-cab)



A B C B AC C A B Menghasilkan vektor

17
VECTOR REPRESENTATION

3 PRIMARY COORDINATE SYSTEMS:

RECTANGULAR
Choice is based on
symmetry of problem
CYLINDRICAL

SPHERICAL Examples:
Sheets - RECTANGULAR

Wires/Cables - CYLINDRICAL

Spheres - SPHERICAL 18
SISTEM KOORD. KARTESIAN

a z

a x a y

19
SISTEM KOORD. KARTESIAN

Kuantitas diferensial: dV, dS and d


dv dx dy dz

d l dx a x dy a y dz a z

d s dx dy a z dy dz a x dx dz a y
20
Contoh:

Hitung vektor A yang bermula dari titik (2, -4, 1)


dan berakhir di titik (0, -2, 0) pada koordinat
kartesian dan htg vektor satuan pada arah A
Jawab:

21
SISTEM KOORD. TABUNG ATAU SILINDRIS

(, , z) (silindris)
z atau

(silindris)

Vektor satuan pada arah A

x
a z

a 22
SISTEM KOORD. TABUNG ATAU SILINDRIS

Perhatikan kuantitas diferensial: dV, dS and d!



d l d a d a dz a z

d s d dz a
dv d d dz 23
CONTOH

24
CONTOH

25
SISTEM KOORDINAT BOLA
(r, ,
(spheris)

x
a

a r

nb : harga adalah 0 sampai


, bukan 0 sampai 2
a 26
SISTEM KOORDINAT BOLA

Lihat lagi kuantitas diferensial:


dV, dS and d!

d l dr a r d a r sin d a
r

ds r sin d d a
2
r

dv r sin dr d d
2

27
TRANSFORMASI KOORDINAT

Kadang kala kita perlu melakukan transformasi antar sistem


koordinat: mis. dlm teori antena kita perlu Transformasi dari
sistem kartesian ke bola :

A r A x sin cos A y sin sin A z cos


A A x cos cos A y cos sin A z sin
A A x sin A y cos

Transformasi lain dapat dilihat pada buku acuan

28
KARTESIAN SILINDER

29
CONTOH

30
SOAL2

1. Tiga titik A(2,-3,1); B(-4,-2,6); C(1,5,-3)


Cari :
Vektor dari A ke C
Vektor satuan dari B ke A
Jarak dari B ke C

-ax+8ay-4az
0,762ax-0,127ay-0,635az
12,45

31
SOAL2

2. Sebuah medan vektor dinyatakan oleh


W=4x2y ax (7x+2z) ay + (4xy+2z2) az
Cari :
Besar medan di P(2,-3,4)
Vektor satuan yg menyatakan arah medan di P

53,4
-0,899ax-0,412ay+0,150az
+- 0,455

32
SOAL2

3. Diketahui F = 2ax -5ay-4az ; G = 3ax


+5ay+2az
Cari :
F.G
Sudut antara F dan G
Panjang proyeksi F pada G
Proyeksi vektor F pada G
-27,0
130,8 o
-4,38
-2,13ax-3,55ay-1,42az

33
SOAL2

4.Diketahui F = -45ax +70ay+25az ; G =


4ax -3ay+2az
Cari :
FxG
ax (ay x F)
(ay x ax ) x F
Vektor satuan yang tegak lurus F pada G
215ax+190ay-145az
-45ay
-70ax-45ay
+- (0,669ax+0,591ay-0,451az)

34
SOAL2

5. Diketahui P(=6,=1250, z=-3) dan


Q(x=3,y=-1,z=4)
Cari :
Jarak dari P ke titik asal
Q tegak lurus pada sumbu z
P ke Q

6,71
3,16
11,20

35
36
SOAL2

6. a. Nyatakan T=240+z2 -2xy dalam


koordinat tabung
b. Cari kerapatan di titik P(-2,-5,1)
e z 2 3 cos 2
jika kerapatannya 2

240+z2 2 sin 2
8,66

37
SOAL2

7. a. Nyatakan medan vektor W=


(x-y)ay dalam koordinat tabung
b. Cari medan F dalam koord
cartesian jika
F= cos a


x xax yay
x y
2 2

(cos - sin )(sin a+cos a
38
OPERATOR DEL =


a x a y a z Cartesian
x y z

a a a z Tabung
z

ar a a Bola
r r r sin

39
GRAD, DIV DAN CURL
Ketiganyaadalahoperatordiferensial dan merupakanhal
yangsangatmendasardalamteori medanEM


Gradien a a a
x y z
x y z

Grad : beroperasipada fungsiskalar untukmenghasilkan vektor

A A A
A Divergensi A x
y z

x y z
Div : beroperasipada vektoruntukmenghasilkan skalar

a x
a y
az


A Curl A
x y z
A x A y Az

Curl : beroperasipada vektoruntukmenghasilkan vektor 40


GRADIEN DARI MEDAN SKALAR

Jika (x,y,z) fungsi riil dari 3 variabel, maka fungsi ini disebut
medan skalar. Gradien dari , dinyatakan sbg grad atau
Adalah vektor menurut aturan berikut:
dibaca
Grad ax ay az
x y z del phi
Gradien adalah ukuran laju perubahan maksimum dari permu-
kaan yang digambarkan oleh (x,y,z) dan perubahan laju
ini muncul pada arah tertentu.
Catat bahwa operator gradien mengubah fungsi skalar menjadi
fungsi vektor.

41
CONTOH GRADIEN

x, y, z x 2 y xe z
Maka 2 x e z x x 2 y xe z z

Evaluasi gradien pada titik P (2,-1,0), menghasilkan


P 5 x 4 y 2 z
Jika kita melihat dari permukaan ke berbagai arah, akan
teramati bahwa perubahan maksimum dari permukaan muncul
pada arah yg diberikan vektor tsb diatas. Laju maksimumnya
adalah 28
P turunan
21 berarah
42
RAPAT FLUKS
Operator divergensi dinyatakan sbg dan selalu beroperasi
pada vektor. Tidak dibaca sbg del yg beroperasi titik thd
vektor !
Divergensi berhubungan dengan rapat fluks dari sumber

medan Arah medan searah dengan anak


seragam panah (jadi suatu vektor).
Kekuatan medan sebanding dengan
kerapatan anak panah (bukan panjangnya).

medan tak seragam

43
DIVERGENSI

Divergensi pada suatu titik adalah fluks keluar netto per satuan
volume pada (sepanjang) permukaan tertutup. Pada pembahasan
Mendatang akan diberi-kan tafsiran EM-nya:

Secara matematika:

E x E y E z
E Divergensi E
x y z

Perhatikan bahwa operator divergensi selalu beroperasi pada


(fungsi/medan) vektor untuk menghasilkan skalar.

44
CONTOH DIVERGENSI


E 3x 2 x 2zy x 2 zz

E 6x 0 x 2
x 2 6x
Di titik (2,-2,0)
E 16
2 , 2 , 0

Karena nilai divergensi >0 berarti ada fluks netto keluar dan
mengindikasikan adanya sumber (source). Jika nilainya <0, ini
menandakan fluks netto kedalam volume dan menandakan
adanya sink.
45
CURL (ROTASI=PUSARAN)

Curl dari medan vektor berhubungan dengan rotasi dari


medan vektor tsb. Dilihat dari sudut pandang lain, rotasi dapat
dipakai sebagai ukuran ketidakseragaman medan, semakin
tidak seragam suatu medan, semakin besar pula nilai
pusarannya.

medan tak-seragam,
Curl-nya tidak nol.

Medan B seragam,
curl-nya nol.

46
PERHITUNGAN CURL

ax ay az

B Curl B Cartesian
x y z
Bx By Bz

Untuk sistem koordinat lain bisa ditemukan pada teksbook

47
OPERATOR PENTING LAINNYA

A A A 2

0 Dua rumus ini sangat

A 0
bermanfaat pd pembaha-
san mendatang.

2A 2A x 2A y 2A z
2 2 2
2 V V V
V 2
2
2
Operator Laplacian
x y z

48
OPERATOR LAPLACIAN (1)

Ingat:
x y z
x y z
Ax x Ay y Az z
A Ay Az
Sekarang x

x y z
2 2 2
2 2 2
x y y baca del kuadrat
Untuk praktisnya ditulis: 2

49
LAPLACIAN (2)

Laplacian bisa juga ber-operasi pada vektor


r
Jika E xE
x yE
y zE
z
r 2 2 2 r
Maka, E
2
2 2 E
x y y
2

x 2 Ex y 2 E y z 2 E z
curl curl dari E
Dapat juga ditunjukkan bahwa:
r r r

E E E
2

50
IKHTISAR: GRAD, DIV, DAN CURL

Ax Ay Az
x y z A
x y z x y z
x y z

A
x y z
Ax Ay Az

51
TEOREMA INTEGRAL

r r r
E dv
v
E dS
S
(teorema divergensi)

Hubungan ini berguna untuk mengubah integral volume


menjadi integral permukaan.
r r r r

S
B dl
B dS
C
(teorema Stokes)

Yang ini berguna untuk mengubah integral permukaan


menjadi integral garis.
permukaan atau lintasan tertutup

52
INTEGRAL GARIS/PERMUKAAN

Contoh: teorema Stoke


r r r r

S
B dl
B dS
C
(teorema Stoke)

Hitung integral ini


Hitung integral ini sepanjang garis-batas
ke-seluruh segmen dari segmen.
r
n
permukaan.

53
PERMASALAHAN NILAI BATAS

Karena PDE (partial differential equation-persm. diff. parsial)


yg menggambarkan medan EM adalah fungsi dari ruang
(dlm bentuk harmonik-waktu), solusi unik hanya bisa diperoleh
jika diberikan sekumpulansyarat batas.

Secara umum ada tiga jenis syarat batas:


Syarat batas jenis Dirichlet
Syarat batas jenis Neumann
Syarat batas jenis campuran
(kombinasi dari Dirichlet & Neumann)

54
SYARAT BATAS JENIS DIRICHLET

Daerah S dibatasi oleh kurva . Misalkan kita ingin


menentukan
suatu kuantitas (variabel yg kita selesaikan, mis. V) dalam
daerah S, sedemikian hingga V = g pada .
V g

Persyaratan V = g pada disebut sbg syarat batas Dirichlet.

55
SYARAT BATAS JENIS NEUMANN

Untuk kasus dimana turunan normal dari suatu kuantitas


dV
diberikan pada batasnya, mis, f .
pada
dn

dV
f
dn

Ini dikenal sebagai syarat batas Neumann.

56
CONTOH (1) BATAS BIDANG (PLANAR)

Hr y
Hi Ei
Er r i
reflected incident
11
x
22
transmitted Kita perlu pernyataan mengenai medan normal
t dan tangensial pada antarmuka, yaitu syarat
Ht batas. Hal ini memungkinkan kita menerus-
Et kan solusi dari satu sisi batas (y>0) ke yang
lainnya (y<0).

57
CONTOH (2): BUMBUNG GELOMBANG

2 2 2
2 2 2

x 2
k c E z x, y 0

2 k c H z x, y 0
x y
2 2
y

b ,
X
a H z H z
perlu dan 0
Perlu Ez=0 pada semua x y
pada dinding.
dinding syarat batas Dirichlet syarat batas Neumann
58
Syarat batas dalam EM

Et1 Ht1
111 n 111 n

222 222
Et2 Ht2
E tangensial kontinyu n (H1-H2)=Js
Ekivalen
111 Bn1 n 111 D1n n

222 Bn2 222 D2n


B normal kontinyu n(D1-D2)=s
59
LIHAT CONTOH BERIKUT

Hal ini menyatakan bahwa


111 Et1 n medan (listrik) tangensial dalam
daerah-1 adalah sama dengan
222 Et2 medan (listrik) tangensial pada
daerah-2.
E tangensial kontinyu Ini tdk menyatakan apapun
mengenai kompenen lain dr E.
r
Jika kita punya: E xE
x yE
y zE
z
r
Maka, n E secara otomatis memilih komponen tangensial!

60
DAN SATU CONTOH LAGI

Ht1 Hal ini menyatakan bahwa medan


111 n magnetik pada kedua sisi tidak
kontinyu oleh adanya arus.
222 Ht2 Hal ini umum terjadi. Jika
n (H1-H2) = Js medium kedua konduktif
sempurna, 2. Maka, sama
sekali tidak ada medan didalam
daerah-2, dan persamaan menjadi:
Ini berarti bahwa komponen r r
tangensial dari medan H n H1 J s permukaan

adalah arus permukaan.


61
CONTOH:

r
Ei atau Er i e j 0 z
Ei xE r
0 z r
Er xE
re j 0 z
memenuhi E 0
2 2
0

r r
d Et t e j d z memenuhi
Et xE E 0
2 2
d

Kini pada batas kita terapkan syarat batas yg menyatakan bahwa


(pada z=0), medan tangensial E dan H kontinyu.
Ei Er Et
1 Et
Ei Er
Z0 Zd
62

Anda mungkin juga menyukai