Anda di halaman 1dari 49

Dasar-Dasar Kalkulus Vektor

untuk
Medan dan Gelombang EM
Dasar-dasar Vektor

Ax, y, z   A x x, y, z a x  A y x, y, z a y  A z x, y, z a z

Konvensi:
Vektor ditulis dengan anak
panah diatas atau cetak tebal 
A
Vektor biasanya a or â 
Konvensi: A
fungsi dari koordinat
spasial
vektor satuan dilambangkan
dengan topi diatasnya

magnitude dari komponen vektor


(bisa jadi fungsi dari x,y,z)

 
ke arah sumbu-y  1
A  Ax 2  A y2  Az2 2
Penjumlahan vektor

C  A x  Bx a x  (A y  B y )a y  (A z  Bz )a z

Pengurangan ekivalen dng penjumlahan


A dng negatif dari B: D = A – B = A + (-B)
Vektor posisi dan vektor jarak

R 1  x1a x  y1a y  z1a z

R 2  x 2a x  y2a y  z 2a z

Vektor R12 adalah vektor dari


P1 ke P2 dan jaraknya (panjang
atau magnitude) adalah d:

  
R12  R 2  R1

d  R 12  x 2  x1 a x  y 2  y1 a y  z 2  z1 a z


 x 2  x1 2  y 2  y1 2  z 2  z1 2 
12
Vektor posisi dan vektor jarak
Contoh : Titik P (1,2,3) dan Q (2,-2,1)

Vektor posisi OP = rP = ax + 2ay + 3 az


Vektor posisi OQ = rQ = 2ax - 2ay + az

Vektor jarak RPQ = rQ - rP = ax - 4ay - 2 az


Perkalian titik (perkalian skalar)
   
A  B  A B cos AB 

• Selalu menghasilkan bilangan skalar


• A cos(AB) adalah komponen A sepanjang B.
Disebut sebagai proyeksi dari A pada B.
• Dua vektor ortogonal memberikan hasil kali skalar nol: xˆ  yˆ  0
• A·A=|A|2=A2
Perkalian titik (perkalian skalar)
   
A  B  A B cosθ AB 

A  A1a x  A 2 a y  A 3a z

B  B1a x  B2 a y  B3a z
 
A  B  A1B1  A 2 B2  A 3 B3
Perkalian silang (perkalian vektor)

Perhatikan bahwa perkalian skalar menghasilkan


vektor tegak lurus pada bidang yg mengandung
dua vektor yg dikalikan! Ini berhubungan dengan
Komponen tangensial dan normal.

!!!!PENTING!!!

Aturan sekrup putar bisa dipakai:


Pemutaran A ke B menggerakkan
sekrup ke arah vektor hasil
Perkalian silang (ljt)
ax Pergerakan searah arah-putar-jarum jam memberikan hasil
perkalian silang positif, sebaliknya, pergerakan ke-arah
berlawanan arah-putar-jarum-jam memberikan hasil perkalian

az ay silang negatif.
ax  ay  az
az  ax  ay
a x  a z  a y
ax ay az
 
A  B  Ax Ay Az
Bx By Bz
Triple Products
Hasil operasi lain yang penting:

Scalar triple product

     
        
A B  C  B  C  A  C  A B Menghasilkan skalar

Vector triple product (aturan bac-cab)

     
        
A B  C  B A C  C A B Menghasilkan vektor
VECTOR REPRESENTATION

3 PRIMARY COORDINATE SYSTEMS:

• RECTANGULAR
Choice is based on
symmetry of problem
• CYLINDRICAL

• SPHERICAL Examples:
Sheets - RECTANGULAR

Wires/Cables - CYLINDRICAL

Spheres - SPHERICAL
Sistem Koord. Kartesian
(x, y, z) Kuantitas diferensial:
x dV, dS and d!
dv  dx dy dz

d l  dx â x  dy â y  dz â z
y 
d s  dx dy â z  dy dz â x  dx dz â y
z

â z

â x â y
Sistem Koord. Kartesian

dv  dx dy dz

d l  dx â x  dy â y  dz â z

d s  dx dy â z  dy dz â x  dx dz â y
Sistem Koord. Tabung atau Silindris
(, , z)
z
Perhatikan kuantitas diferensial:

dV, dS and d!

d l  d â    d â   dz â z

y d s   d dz â 

dv   d d dz
x
â z

â 

â 
Sistem Koord. Tabung atau Silindris


d l  d â    d â   dz â z

d s   d dz â 
dv   d d dz
Sistem Koordinat Bola
(r, , 
z Lihat lagi kuantitas diferensial:
dV, dS and d!
r 
d l  dr â r  r dθ â θ  r sinθ d â 

 2
y ds  r sinθ dθ d â r

x
â  dv  r 2 sinθ dr dθ d

â r

nb : harga  adalah 0 sampai 


, bukan 0 sampai 2
â 
Sistem Koordinat Bola


d l  dr â r  r dθ â θ  r sinθ d â 

d s  r 2 sinθ dθ d â r
dv  r 2 sinθ dr dθ d
Transformasi Koordinat
Kadang kala kita perlu melakukan transformasi antar sistem
koordinat: mis. dlm teori antena kita perlu Transformasi dari
sistem kartesian ke bola :

A r  A x sin  cos   A y sin  sin   A z cos 


A   A x cos  cos   A y cos  sin   A z sin 
A   A x sin   A y cos 

Transformasi lain dapat dilihat pada buku acuan


Soal2
1. Tiga titik A(2,-3,1); B(-4,-2,6); C(1,5,-3)
Cari :
– Vektor dari A ke C
– Vektor satuan dari B ke A
– Jarak dari B ke C

•-ax+8ay-4az
•0,762ax-0,127ay-0,635az
•12,45
Soal2
2. Sebuah medan vektor dinyatakan oleh
W=4x2y ax – (7x+2z) ay + (4xy+2z2) az
Cari :
– Besar medan di P(2,-3,4)
– Vektor satuan yg menyatakan arah medan di P
– Titik mana pd sumbu z , besar W mrpk vektor satuan

• 53,4
• -0,899ax-0,412ay+0,150az
• +- 0,455
Soal2
3. Diketahui F = 2ax -5ay-4az ; G = 3ax +5ay+2az
Cari :
– F.G
– Sudut antara F dan G
– Panjang proyeksi F pada G
– Proyeksi vektor F pada G

• -27,0
• 130,8 o
• -4,38
• -2,13ax-3,55ay-1,42az
Soal2
4. Diketahui F = -45ax +70ay+25az ; G = 4ax -3ay+2az
Cari :
– FxG
– ax (ay x F)
– (ay x ax ) x F
– Vektor satuan yang tegak lurus F pada G

• 215ax+190ay-145az
• -45ay
• -70ax-45ay
• +- (0,669ax+0,591ay-0,451az)
Soal2
5. Diketahui P(ρ=6,φ=1250, z=-3) dan Q(x=3,y=-1,z=4)
Cari :
– Jarak dari P ke titik asal
– Q tegak lurus pada sumbu z
– P ke Q

• 6,71
• 3,16
• 11,20
Soal2
6. a. Nyatakan T=240+z2 -2xy dalam koordinat
tabung
b. Cari kerapatan di titik P(-2,-5,1) jika
kerapatannya e  z 2   3 cos2  
2

• 240+z2 –ρ2 sin 2φ


• 8,66
Soal2
7. a. Nyatakan medan vektor W= (x-y)ay dalam
koordinat tabung

b. Cari medan F dalam koord cartesian jika

F= ρ cosφ aρ

• ρ(cos φ- sin φ)(sin φ aρ+cos φ aφ


 
 x xax  yay 
 x  y 

2 2

Operator Del = 

  
 a x  a y  a z Cartesian 
x y z
  
 a   a   a z Tabung 
  z
  
  ar  a  a  Bola 
r r  r sin 
Grad, Div dan Curl
Ketiganyaadalah operatordiferensial dan merupakan hal
yangsangatmendasardalam teori medan EM
  
  Gradien   ax  ay  az
x y z
Grad : beroperasipada fungsiskalar untukmenghasilkan vektor

A x A y A z
  A  DivergensiA   
x y z
Div : beroperasipada vektor untukmenghasilkan skalar

ax ay az
  
  A  Curl A 
x y z
Ax Ay Az
Curl : beroperasipada vektor untukmenghasilkan vektor
Gradien dari medan skalar
Jika (x,y,z) fungsi riil dari 3 variabel, maka fungsi ini disebut
medan skalar. Gradien dari , dinyatakan sbg grad  atau 
Adalah vektor menurut aturan berikut:
  
  Grad  ax  ay  az dibaca
x y z “del phi”
Gradien adalah ukuran laju perubahan maksimum dari permu-
kaan yang digambarkan oleh (x,y,z) dan perubahan laju
ini muncul pada arah tertentu.
Catat bahwa operator gradien mengubah fungsi skalar menjadi
fungsi vektor.
Contoh gradien
  x, y, z   x 2 y  xe z
Maka    2 x  e z  xˆ  x 2 yˆ  xe z zˆ

Evaluasi gradien pada titik P (2,-1,0), menghasilkan


  P   5 xˆ  4 yˆ  2 zˆ
Jika kita melihat dari permukaan ke berbagai arah, akan
teramati bahwa perubahan maksimum dari permukaan muncul
pada arah yg diberikan vektor tsb diatas. Laju maksimumnya
adalah 28
  P   turunan
21 berarah
Rapat fluks
Operator divergensi dinyatakan sbg  dan selalu beroperasi
pada vektor. Tidak dibaca sbg “del” yg beroperasi titik thd
vektor !
Divergensi berhubungan dengan rapat fluks dari sumber

medan Arah medan searah dengan anak


seragam panah (jadi suatu vektor).
Kekuatan medan sebanding dengan
kerapatan anak panah (bukan panjangnya).

medan tak seragam


Divergensi
Divergensi pada suatu titik adalah fluks keluar netto per satuan
volume pada (sepanjang) permukaan tertutup. Pada pembahasan
Mendatang akan diberi-kan tafsiran EM-nya:

Secara matematika:

E x E y E z
  E  Divergensi E   
x y z

Perhatikan bahwa operator divergensi selalu beroperasi pada


(fungsi/medan) vektor untuk menghasilkan skalar.
Contoh divergensi

E  3x 2 x̂  2zŷ  x 2 zẑ

  E  6x  0  x 2
 x 2  6x
Di titik (2,-2,0) 
 E  16
2, 2,0 

Karena nilai divergensi >0 berarti ada fluks netto keluar dan
mengindikasikan adanya sumber (source). Jika nilainya <0, ini
menandakan fluks netto kedalam volume dan menandakan
adanya sink.
Curl (Rotasi=Pusaran)
Curl dari medan vektor berhubungan dengan rotasi dari
medan vektor tsb. Dilihat dari sudut pandang lain, rotasi dapat
dipakai sebagai ukuran ketidakseragaman medan, semakin
tidak seragam suatu medan, semakin besar pula nilai
pusarannya.

medan tak-seragam,
Curl-nya tidak nol.

Medan B seragam,
curl-nya nol.
Perhitungan curl
ax ay az
  
  B  Curl B  Cartesian 
x y z
Bx By Bz

Untuk sistem koordinat lain bisa ditemukan pada teksbook


Operator penting lainnya
    A    A    A 2

    0 Dua rumus ini sangat

    A   0
bermanfaat pd pembaha-
san mendatang.

2A  2A x  2A y  2A z


 V
2
 V
2
 V
2
 V
2
  Operator Laplacian
x 2
y 2
z 2
Operator Laplacian (1)

Ingat:   
  xˆ  yˆ  zˆ
x y z
 Ax xˆ  Ay yˆ  Az zˆ
A Ay Az
Sekarang       x
 
x y z
 2  2  2
 2  2 2
x y y baca “del kuadrat”
Untuk praktisnya ditulis:  2      
Laplacian (2)
Laplacian bisa juga ber-operasi pada vektor
Jika E  xE
ˆ x  yE
ˆ y  zE
ˆ z
 2 2 2 
Maka,  E  2  2  2 E
2

 x y y 
 xˆ 2 Ex  yˆ 2 E y  zˆ 2 Ez
“curl curl dari E”
Dapat juga ditunjukkan bahwa:

 
2 E    E   E
Ikhtisar: Grad, Div, dan Curl

   Ax Ay Az


  xˆ  yˆ  zˆ   A   
x y z x y z
xˆ yˆ zˆ
  
 A 
x y z
Ax Ay Az
Teorema integral

 E
v
dv   E  dS
S
(teorema divergensi)

Hubungan ini berguna untuk mengubah integral volume


menjadi integral permukaan.

  B   dS   B  dl
S C
(teorema Stokes)

Yang ini berguna untuk mengubah integral permukaan


menjadi integral garis.
permukaan atau lintasan tertutup
Integral garis/permukaan
Contoh: teorema Stoke

  B   dS   B  dl
S C
(teorema Stoke)

Hitung integral ini


Hitung integral ini sepanjang garis-batas
ke-seluruh segmen dari segmen.
ˆ  rˆ
n
permukaan.
Permasalahan nilai batas
Karena PDE (partial differential equation-persm. diff. parsial)
yg menggambarkan medan EM adalah fungsi dari ruang
(dlm bentuk harmonik-waktu), solusi unik hanya bisa diperoleh
jika diberikan sekumpulansyarat batas.

Secara umum ada tiga jenis syarat batas:


•Syarat batas jenis Dirichlet
•Syarat batas jenis Neumann
•Syarat batas jenis campuran
(kombinasi dari Dirichlet & Neumann)
Syarat batas jenis Dirichlet
Daerah S dibatasi oleh kurva . Misalkan kita ingin menentukan
suatu kuantitas (variabel yg kita selesaikan, mis. V) dalam
daerah S, sedemikian hingga V = g pada .

V g

Persyaratan V = g pada  disebut sbg syarat batas Dirichlet.


Syarat batas jenis Neumann
Untuk kasus dimana turunan normal dari suatu kuantitas
dV pada .
diberikan pada batasnya, mis,  f
dn

dV
 f
dn 

Ini dikenal sebagai syarat batas Neumann.


Contoh (1) batas bidang (planar)
Hr y
Hi Ei
Er r i
reflected incident
11
x
22
transmitted Kita perlu pernyataan mengenai medan normal

Ht t dan tangensial pada antarmuka, yaitu syarat


batas. Hal ini memungkinkan kita menerus-
Et kan solusi dari satu sisi batas (y>0) ke yang
lainnya (y<0).
Contoh (2): bumbung gelombang
 2  2
 2 2 
 2  2  kc2  H z x, y   0
2
   k c E z x, y   0
 x 2 y 2 
   x y 

b , 
X
a H z H z
perlu dan 0
Perlu Ez=0 pada semua x y
pada dinding.
dinding  syarat batas Dirichlet
 syarat batas Neumann
Syarat batas dalam EM

Ht1
111 Et1 n 111 n

222 Et2 222 Ht2


E tangensial kontinyu n × (H1-H2)=Js
Ekivalen
111 Bn1 n
111 D1n n

222 Bn2 222 D2n


B normal kontinyu n·(D1-D2)=s
Lihat contoh berikut
Hal ini menyatakan bahwa
111 Et1 n medan (listrik) tangensial dalam
daerah-1 adalah sama dengan
222 Et2 medan (listrik) tangensial pada
daerah-2.
E tangensial kontinyu Ini tdk menyatakan apapun
mengenai kompenen lain dr E.

Jika kita punya: E  xE


ˆ x  yE
ˆ y  zE
ˆ z
Maka, n̂  E secara otomatis memilih komponen tangensial!
Dan satu contoh lagi

Ht1 Hal ini menyatakan bahwa medan


111 n magnetik pada kedua sisi tidak
kontinyu oleh adanya arus.
222 Ht2 Hal ini umum terjadi. Jika
n × (H1-H2) = Js medium kedua konduktif
sempurna, σ2→∞. Maka, sama
sekali tidak ada medan didalam
daerah-2, dan persamaan menjadi:
Ini berarti bahwa komponen
tangensial dari medan H nˆ  H1  J s “permukaan”

adalah arus permukaan.


Contoh:
Ei atau Er ˆ i e j 0 z 
Ei  xE
0 z
Er  xE
ˆ re  j 0 z 
memenuhi  2

  02 E  0

d Et ˆ t e j d z
Et  xE memenuhi  
 2   d2 E  0

Kini pada batas kita terapkan syarat batas yg menyatakan bahwa


(pada z=0), medan tangensial E dan H kontinyu.
Ei  Er  Et
1 Et
 Ei  Er  
Z0 Zd

Anda mungkin juga menyukai