Anda di halaman 1dari 55

KELARUTAN DAN

LARUTAN

Ivan Isroni, S.Si.,


Apt.
LARUTAN

Merupakan suatu campuran


dari dua atau lebih
komponen yang membentuk
suatu dispersi molekul yang
homogen
KOMPONEN LARUTAN
Larutan terdiri dari komponen yaitu
zat yang terlarut (solute) dan zat
yang melarutkan (solvent)
JENIS ZAT TERLARUT
Elektrolit
Zat yang membentuk ion dalam larutan,
serta mampu menghantarkan listrik
Terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit
lemah
Non elektrolit
Zat yang tidak menghantarkan listrik dan
tidak menghasilkan ion bila dilarutkan
dalam air
KELARUTAN
Jumlah mL pelarut dimana akan
larut satu gram zat terlarut (USP)
Konsentrasi zat terlarut didalam
larutan jenuhnya pada suhu dan
tekanan tertentu
Satuan bagi kelarutan secara
kuantitatif dapat dinyatakan dalam
molalitas, molaritas, persentase
KONSENTRASI

Konsentrasi suatu larutan


menyatakan jumlah solute
yang terlarut dalam
pelarut (solvent)
JENIS LARUTAN
Larutan Jenuh
Adalah larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah maksimal yang
dapat terlarut.
Larutan Hampir Jenuh/Tidak Jenuh
Adalah larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah dibawah jumlah
maksimal yang dapat terlarut
Larutan Lewat Jenuh
ATURAN PELARUTAN

LIKE DISSOLVES LIKE


JENIS PELARUT
Pelarut Polar
Momen dipol tinggi; konstanta dielektrik tinggi
Mengurangi gaya tarik menarik antar ion dalam kristal
Memecah ikatan kovalen
Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut
Pelarut Semi Polar
Bertindak sebagai pelarut perantara, sehingga cairan
polar dan non polar dapat tercampur
Induksi derajat polaritas tertentu dalam molekul
pelarut nonpolar
Pelarut Non Polar
Melarutkan dengan tekanan dalam yang sama,
melalui interaksi dipol induksi.
KELARUTAN GAS DALAM
CAIRAN
Jumlah gas terlarut apabila berada dalm
kesetimbangan dengan gas murni diatas
larutan.
Dipengaruhi oleh Temperatur, Tekanan,
adanya zat terlarut lain, dan adanya
Reaksi Kimia
Hk. Henry
C2 = p
Kelarutan gas ~ P
Kelarutan gas ~ 1/T
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEKANAN PARSIAL
Hk. Henry
c=kP

c = Kelarutan Gas (M)


k = Konstanta
P = Tekanan parsial gas

Konstanta Henry (25C), k


N2 8.42 10-7 M/mmHg
O2 1.66 10-6 M/mmHg
CO2 4.48 10-5 M/mmHg
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Temperature Kelarutan Gas


KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH ZAT LAIN
Gas dibebaskan dari pelarut yang melarutkannya
dengan adanya penambahan senyawa elektrolit
seperti NaCl atau terkadang dengan adanya
senyawa non elektrolit yang sangat polar seperti
sukrosa

Fenomena ini dikenal dengan istilah Salting Out.

Fenomena ini terjadi dengan adanya interaksi tarik


menarik antara ion garam atau ion dari senyawa
non elektrolit yang sangat polar terhadap molekul
air, sehingga mengurangi kerapatan molekul air
yang mengelilingi molekul gas.
KELARUTAN CAIRAN DALAM
CAIRAN
Hk. Raoult
Penyimpangan negatif, adanya ikatan hidrogen
Penyimpangan positif, adanya asosiasi molekul
salah satu senyawa untuk membentuk dimer
atau polimer
Dipengaruhi oleh Temperatur dan
Penambahan Zat Asing
Campuran air fenol, penambahan Naftalen
0,1M menaikan Tkm 20C, KCl 0,1M menaikan TKM
bC, asam suksinat/Na oleat menurunkan T KM
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Contoh ;
Dalam sistem campuran
fenol dalam air
Temperatur ,
Ketercampuran sampai
pada Temperatur kritis
larutan. Pada temperatur ini
tercapai kehomogenan
campuran atau terbentuk
sistem satu fase.
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR :

Diagram Hubungan antara


Temperatur dan Komposisi
Triethylamine dalam Air

Sistem ini menunjukan Titik


Kritis minimum pada 292 K
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN

JIka zat lain yang ditambahkan hanya larut


dalam salah satu dari pelarut,
ketercampuran dua cairan akan menurun
(Salting out)

Jika zat lain yang ditambahkan larut dalam


kedua cairan dengan kelarutan yang hampir
sama, ketercampuran antara kedua cairan
akan meningkat
Contoh; penambahan AS. Suksinat atau Na-
Oleat dalam campuran fenol-air meningkat
ketercampuran dari kedua cairan (salting in)
KELARUTAN ZAT PADAT
DALAM CAIR
Kelarutan Zat Padat Dalam Air Dipengaruhi
oleh :
1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Temperatur dapat meningkatkan


kelarutan zat padat terutama
kelarutan garam dalam air,
sedangkan kelarutan senyawa
non polar hanya sedikit sekali
dipengaruhi oleh temperatur
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR
Reaksi eksoterm dan endoterm
H, panas pelarutan parsial; panas
yang diabsorbsi per mol bila sejumlah
kecil zat terlarut ditambahkan dalam
sejumlah besar pelarut

H (larutan) = H (sublimasi) - H (hidrasi)


KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Sebagian besar
garam memiliki
kelarutan yang besar
dalam air panas
Beberapa garam
memiliki panas
pelarutan negatif
(exothermic) dan
kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya Kelarutan beberapa garam sebagai
temperatur fungsi dari temperatur
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT
LAIN
Penambahan Ion Sejenis
Apabila elektrolit sukar larut
dilarutkan untuk membentuk
larutan jenuh, kelarutan
digambarkan sebagai Ksp
Kelarutan menurun dengan adanya
ion sejenis, meningkat dengan
penambahan ion tidak sejenis
Kelarutan Zat Padat dalam
Air
Pengaruh Penambahan Zat
Lain
Penambahan Surfaktan :
Surfaktan merupakan molekul ampifilik
yang tersusun dari bagian polar/hidrofilik
(head), dan bagian nonpolar/hidrofobik
(tail).
Bagian kepala dapat berupa anionik,
kationik, zwitterion(dipolar), nonionik
Bagian ekor merupakan senyawa
hidrokarbon rantai panjang.
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT
LAIN
Penambahan Surfaktan (lanj)
Pada konsentrasi rendah dalam larutan
berada pada permukaan atau antar
muka larutan dan memberikan efek
penurunan tegangan permukaan
Pada konsentrasi diatas Konsentrasi
Misel Kritis (KMK) membentuk misel
(agregat kolidal)yang berperan dalam
proses solubilisasi miselar
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
AIR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT
LAIN
Penambahan Surfaktan (lanj)
Solubilisasi Miselar
Suatu pelarutan spontan yang terjadi
pada molekul zat yang sukar larut dalam
air melalui interaksi yang reversibel
dengan misel dari surfaktan dalam
larutan sehingga terbentuk suatu larutan
yang stabil secara termodinamika
Syarat: konsentrasi surfaktan KMK
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELARUTAN
ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Pengaruh pH
Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air
sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan
senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi
dalam air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH
Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti
asama karboksilat (HA) kelarutan merupakan
fungsi dari pH
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM
AIR
PENGARUH PH
Peningkatan pH dapat meningkatkan
kelarutan senyawa asam lemah, dan
penurunan pH dapat meningkatkan
kelarutan senyawa basa lemah
Penentuan pH optimum, untuk
menjamin larutan yang jernih dan
kefektifan terapi yang maksimum
Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain
HCl, Sulfonamida, Fenobarbital Na
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELARUTAN
ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Pengaruh pH
Pada senyawa elektrolit
Kelarutan Zat Padat dalam Air
Pengaruh Polaritas Pelarut

Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut


dapat mempengaruhi kelarutan
UMUM
Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada
pelarut polar
Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut
dalam pelarut nonpolar.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kelarutan Zat
Padat dalam Cairan
Pengaruh Konstanta Dielektrik
Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya
dalam air dengan adanya perubahan konstanta
dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan
penambahan pelarut lain (kosolven).
Konstanta dilektrik dari suatu sistem pelarut
campur adalah merupakan jumlah hasil
perkalian fraksi pelarut dengan konstanta
dielektrik masing-masing pelarut dari sitem
pelarut campur tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan
Pengaruh kosolven
Kosolvensi merupakan
suatu fenomena dimana
zat terlarut memiliki
kaelarutan yang lebih
besar dalam campuran
pelarut dibandingkan
dalam satu jenis pelarut.
Kosolvent adalah pelarut
yang digunakan dalam
kombinasi untuk
meningkatkan kelarutan
solut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan
Pengaruh Ukuran Partikel
Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan
karena semakin kecil partikel, rasio antara luas
permukaan dan volume meningkat. Meningkatnya
luas permukaan memungkinkan interaksi antara
solut dan solvent lebih besar. Pengaruh ukuran
partikel terhadap kelarutan digambarkan dalam
persaman berikut;
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan

Pengaruh Ukuran Molekul

Semakin besar ukuran molekul semakin berkurang


kelarutan suatu senyawa
Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin sulit
molekul pelarut mengelilinginya untuk memungkinkan
terjadinya proses pelarutan
Dalam hal senyawa organik, PERCABANGAN" akan
meningkatkan kelarutan, karena semakin banyak percabangan
akan memperkecil ukuran molekul, sehingga mempermudah
proses pelarutan oleh molekul pelarut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan Zat Padat dalam Cairan

Pengaruh Polimorfisme

Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk


terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk kristal.
Perubahan dari satu bentuk kristal ke bentuk yang lain adalah
reversibel, proses ini disebut enantiotropik
Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna, kekerasan,
kelarutan, titik leleh dan sifat sifat lain dari senyawa.
Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mermpengaruhi kelarutan, maka polimorf akan memiliki
kelarutan yang berbeda.
Kelarutan Zat Terlarut
Dalam Pelarut Yang Tidak Bercampur
Zat padat akan terdistribusi diantara dua
fase pelarut yang tidak bercampur.
Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
setiap fase pelarut dinyatakan sebagai
koefisien partisi, atau koefisien distribusi

K = C1/C2
Kelarutan Zat Terlarut
Dalam Pelarut Yang Tidak Bercampur
Pengaruh Disosiasi Ionik dan Asosiasi Molekuler
pada Partisi
K = Co/Cw
Cw = [HA]w + [A ]w
K = [HA]o / [HA]w + [A ]w
C = Cw + Co
Ka + [H3O]/ Cw = Ka/C + (K+1/C) [H3O]
Kelarutan Zat Terlarut
Dalam Pelarut Yang Tidak Bercampur

Dalam Proses Ekstraksi

K = (w1/V1) / (w-w1)/V2
w1 = w (KV1) / (KV1+V2)
Wa = w( (KV1) / (KV1+V2))
* Semakin kecil volume pengekstrak dan semakin
besar frekuaensi ekstraksi, maka semakin besar zat
terlarut akan terekstrak dari pelarut semula.
Kelarutan Zat Terlarut
Dalam Pelarut Yang Tidak Bercampur
Kerja Pengawetan dari Asam Lemah dalam
Sistem Air
Ex: Asam Benzoat tidak terdisosiasi yang memiliki
efektifitas lebih tinggi sebagai bakteriostastik
dibandingkan dalam bentuk ionnya.
Perlu ditentukan konsentrasi asam benzoat yang
harus ditambahkan dalam sistem agar diperoleh
konsentrasi asam benzoat yang efektif untuk
mengawetkan campuran minyak air.
Kerja Pengawetan dari Asam Lemah dalam
Sistem Air

C = qCo + Cw
C = (Kq + 1 + Ka/ [H3O]) [HA]w
[HA]w = C (Kq + 1 + Ka/ [H3O])
Larutan Isotonis dan Isohidris
Definisi Dapar
Komposisi Larutan Dapar
Persamaan Dapar
Kapasitas Dapar Kapasitas Dapar Maksi
mum
DAPAR adalah senyawa-senyawa atau
campuran senyawa yang dapat meniadakan
perubahan pH terhadap penambahan sedikit
asam atau basa
LARUTAN DAPAR merupakan kombinasi
ASam lemah dengan basa konjugasinya atau
basa lemah dengan asam konjugasinya
PERSAMAAN DAPAR

pH = pKa + log [garam]/ [asam]

pH = pKw pKb + log [basa]/[garam]


Kapasitas Dapar adalah perbandingan
penambahan basa kuat /asam kuat dengan
sedikit perubahan pH yang terjadi karena
penambahan itu.
= B/ pH
maks = 0,576 C (terjadi pada saat pH = pKa)
Formulasi Larutan Dapar
1. Pilih asam lemah yang memiliki pKa
mendekati nilai pH agar diperoleh
kapasitas dapar yang maksimal
2. Hitung perbandingan ASam dan Garam
yang harus dibuat
3. Tentukan konsentrasi asam dan garam
untuk memperoleh pH yang diinginkan
Contoh Soal
Anda diminta untuk membuat larutan dapar
dengan pH = 6,5 dan kapasitas daparnya 0,1.
Pilih pasangan dapar yang cocok dan hitung
pula konsentrasi yang diperlukan !
Dapar di Bidang Farmasi
Syarat pH Larutan Parenteral
1. Tidak jauh berbeda dengan pH cairan tubuh
yang bersangkutan
2. Kapasitas dapar yang dimilikinya
memungkinkan penyimpanan lama dan
dapat menyesuaikan dengan pH cairan
tubuh yaitu 7,4
Contoh Soal
Berapa mol Na Asetat dan ASam Asetat yang
dibutuhkan untuk membuat 1 liter dapar pH
5,0 dengan konsentrasi 0,1 M ; pKa Asam
asetat = 4,74
Larutan Isotonis
Larutan isotonis adalah larutan yang mempunyai
tekanan osmosa sama dengan jaringan yang
bersangkutan
Memiliki sifat koligatif yang sama dengan larutan
NaCl 0,9%
Efek Hipotonis adalah sel tubuh/ eritrosit
mengembang dan kemudian pecah (hemolisa)
Efek Hipertonis, sel akan kehilangan air dan
menciut.
Metoda Menghitung Tonisitas
Metoda Liso
Metode Penurunan Titik Beku
Metode Ekivalensi NaCl
Metode White Vincent
Metode Sprowls
Metode Liso
Tf = Liso x C
Liso = Tf / C (dalam M)
Contoh :
Suatu obat baru memiliki berat molekul 300.
Obat tersebut memberi penurunan titik beku
sebesar 0,52 C dalam larutan 0,145 M.
Berapakah nilai Liso Obat tersebut!
Metode Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku suatu zat A 2 % adalah
0,163. berapa NaCl yang harus
ditambahkan untuk membuat 100 mL
larutan isotonis!
Berapa dekstrosa yang harus ditambahkan
untuk menggantikan NaCl agar diperoleh
larutan yang isotonis!
Metode Ekivalensi NaCl
E adalah jumlah NaCl yang sebanding dengan 1 gr
zat.
Metode ini digunakan untuk mengatur isotonisitas
lebih dari satu zat dalam larutan.
Buatlah larutan isotonis yang mengandung 1%
Asam Borat (E ASam Borat = 0,5)
Suatu larutan mengandung 1% larutan perak nitrat,
berapakah natrium nitrat yang harus ditambahkan
untuk memperoleh larutan isotonis (EAgNO3 =
0,33; E NaNO3= 0,68 Tf = 0,28)
Soal Latihan
1. Kelarutan molar Sulfathiazol dalam air
adalah 0,002, pKa = 7,12 dan berat molekul
Na Sulfathiazol 304, Berapkah pH terendah
untuk dapat melarut sempurna dalam 5%
garam?
Soal Latihan
2. Jka hasil kali kelarutan perak kromat 2x10
-12 pada 25C, berapa kelarutan dalam mol/L
perak kromat

Anda mungkin juga menyukai