Kelompok 3
Disusun Oleh :
Bimo Aryoseno
Fiko Alfiantoro
Wildan Ihsan
DEFINISI
5W+2H
Who? (siapa yang membeli produk atau
jasa?
What? (Apa yang dibeli? )
Why? ( Mengapa membeli produk
tersebut?
When? (kapan membeli ?
Where? (Dimana membelinya?
How ? (bagaimana membelinya?
How Often ? (berapa sering membeli dan
menggunakan produk?
Tipe makna konsumsi pada
konsumen
Self concept attachment,yaitu produk yang membantu
pembentukan idetitas diri konsumen.
Nostalgic attachment, Produk yang bisa
menghubangkan konsumen dengan masa lalunya.
Interdepenence, dimana produk menjadi bagian dari
rutinitas sehari-hari pelanggan.
Love, dimana produk membangkitkan ikatan emosional
tertentu.
TIPE KONSUMEN
Pasal 3
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
diri
mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha
meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang, menjamin kelangsungan usaha
Konsumen merupakan audiensi aktif dalam Konsumen merupakan audiensi pasif bagi
periklanan periklanan
Konsumen mengevaluasi produk sebelum Konsumen membeli produk dahulu, baru
membeli dia mengevaluasi produk tersebut
Identifikasi kebutuhan
Comercial cues, kejadian atau motivasi yang
memberikan stimulus bagi konsumen untuk melakukan
pembelian, sebagai hasil usaha promosi penjualan.
elektronik
2. Impersonal independent sources, terdiri atas informasi-informasi yang
didapatkan dari artikel-artikel populer dan broadcast programming
3. Personal advocate sources, yaitu informasi yang diterima dari wiraniaga
EVALUASI ALTERNATIF
Setelah terkumpul berbagai alternatif solusi, konsumen kemudian mengevaluasi dan menyeleksinya untuk
menentukan pilihan akhir. Proses evaluasi bisa sistematis (menggunakan serangkaian langkah formal,
seperti model multi-atribut), bisa pula non-sistematis (memilih secara acak atau semata-
matamengandalkan intuisi).
EVALUASI PURNABELI
Setelah pilihan dibuat dan jasa dibeli serta dikonsumsi, evaluasi purnabeli akan berlangsung.
Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonansikognitif (keraguan menyangkut
ketetapan keputusan pembelian).
Apabila konsumen kecewa dengan pembelian yang dilakukannya, dikarenakan produk atau jasa
bersangkutan tidak memenuhi kebutuhan yang dimaksud, konsumen tersebut berkemungkinan
mengatribusi ketidakpuasannya pada sejumlah sumber, misalnya penyedia jasa, pengecer, atau
dirinya sendiri.
CUSTOMER CONVENIENCE
Service convenience adalah presepsi konsumen terhadap waktu dan usaha berkaitan dengan
pembelian atau pemakaian suatu jasa.
Berry, et al. (2002) mengidentifikasikan lima jenis service convenience, yaitu:
1. Decision convenience merupakan presepsi konsumen terhadap biaya waktu dan usaha untuk
membuat keputusan pembelian jasa
2. Access convenience, yakni presepsi konsumen terhadap biaya waktu dan usaha untuk
menginisiasi penyampaian jasa
3. Transaction convenience, yaitu presepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk
mengadakan sebuah transaksi
4. Benefit convenience adalah presepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk
mengalami manfaat inti jasa
5. Postbenefit convenience, yakni presepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha sewaktu
mengontak kembali penyedia jasa setelah tahap manfaat jasa
. Service convenience dipengaruhi oleh tiga faktor utama: karakteristik jasa, faktor-faktor yang
berkaitan dengan perusahaan, dan perbedaan konsumen individual.
. Service convenience juga berpengaruh terhadap evaluasi keseluruhan pelanggan terhadap jasa,
diantaranya kepuasan pelanggan, persepsi terhadap kualitas jasa, dan keadilan.
Karakteristik jasa yang berpengaruh signifikan terhadap service convenience meliputi:
1. Consequential services, yaitu jasa-jasa yang sangat bernilai tinggi bagi pelanggan
dan/atau membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi.
2. Inseparabilitas jasa mengacu pada kesalingterkaitan dan keserentakan antara kinerja
dan pemakaian jasa
3. Apabila ketersediaan jasa relatif terbatas, konsumen akan mencurahkan lebih banyak
waktu dan usaha
4. Jasa yang sifatnya labor-intensif biasanya memiliki tingkat variabilitas layanan yang
lebih besar dibandingkan jasa yang sifatnya equipment-intensive dan manufaktur
5. Dalam jasa-jasa hedonis, biasanya waktu dan usaha yang lebih besar dapat
meningkatkan nilai jasa hedonis bersangkutan, contohnya jasa kapal pesiar
. Beberapa karakteristik individu yang berpengaruh terhadap presepsi kenyamanan jasa
meliputi: orientasi waktu; presepti terhadap tekanan waktuj perasaan empati; dan
pengalaman konsumen dengan penyedia jasa.
SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONING (STP)