Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN EVIDENCE BASE PRACTIC TENTANG PENGARUH

MOBILISASI TERHADAP TINGKAT PEMULIHAN PADA PASIEN STROKE


INFARK DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKAKANBARU

BUDI SYAHPUTRA,S.Kep

PEMBIMBING:
Ns. Silvia Nora A
Ns. Yuni Artati, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes PEKANBARU MEDICAL CENTER
PEKANBARU
2016
Latar belakang

Menurut data WHO (2014) menyebutkan setiap


tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia
menderita stroke dimana 6 juta orang mengalami
kematian dan mengalami kecacatan permanen dan angka
kematian tersebut akan terus meningkat dari 6 juta
ditahun 2010 menjadi 8 juta ditahun 2030.
Sedangkan angka kejadian stroke infark pada tahun 2015
di ruang plamboyan berjumlah 143 orang?
Dari data dan uraian diatas, penulis tertarik untuk
menerapkan tentang pengaruh mobilisasi terhadap
tingkat pemulihan pada pasien stroke infark di ruang
plamboyan RSUD arifin achmad pekanbaru.
Tujuan ,,,
,

Mengetahui bagaimana pengaruh


mobilisasi pada pasien stoke di ruang
Flamboyan
Mampu menerapkan evidence based
practice: pengaruh mobilisasi terhadap
tingkat pemulihan fungsional pada pasien
stroke infark di ruang plamboyan RSUD
arifin achmad pekanbaru.
Gambaran kasus
1. PENGAKJIAN PADA TN.A
Tanggal 14 juni dilakukan pengkajian pada
Tn. A (54 thn) dengan no RM 8.14.03. Keluhan
utama saat pengkajian Tn. A susah untuk
berbicara akibat stroke yang dialaminya Tn A,
terlihat anggota tubuh bagian kiri Tn. A tidak
bisa digerakkan.

2. Pengkajian pada Ny. J


Tanggal 18 Juni dilakukan pengakajian pada
Ny. J (37 thn) dengan no RM 92.73.86. keluhan
utama saat pengkajian mengeluh pusing, kepala
terasa berat, dan lemah anggota gerak sebelah
kanan.
Data fokus
1. Tn. A
Ds:
Klien mengatakan badanya terasa Lemas (dg isarat)
Klien mengatakan tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan
Klien mengatakan aktifitas sehari-hari seperti makan dan minum
dibantu keluarga

Do :
Klien tampak lemah
Tampak paralisis tangan dan kaki kanan
Kekuatan otot tangan dan kaki kiri klien masih 0
Klien tampak dibantu oleh keluarga (makan, minum, BAB, BAK).

Diagnosa keperawatan: Gangguan mobilitas fisik berhubungan


dengan kerusakan neuromuskuler
2. Ny. J
DS:
Pasien mengatakan anggota gerak sebelah kanan lemah
sejak 8 jam SMRS

DO:
Pasien mengalami hemiparase dextra
Uji genggaman/ kekuatan otot: jari tangan dextra tidak
mampu menggenggam, kemampuan mengangkat tangan
ada dengan nilai 3
Kaki dextra tidak mampu diangkat pasien, gerakan sangat
minimal

Diagnosa keperawatan: Gangguan mobilitas fisik


berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Pelaksanaan
tindakan

Asuhan keperawatan pasien dengan


Diagnosa medis stroke infark
Pengkajian pasien kelolaan
Diagnosa keperawatan
Intervensi keperawatan
Implementasi keperawatan
Evaluasi
Pelaksanaan Terapy mobilitas fisik (Range Of
Motion) Dilakukan dari tanggal 16-24 Juni 2016
hasil penelitian Penerapan
Mobilitas fisik

No Nama Pretest Pelaksanaan mobilitas fisik Post test

Tanggal Hasil 1 2 3 4 5 Hasil


pelaksanaan

1 Tn. A 15/06-2016 20 20 20 30 30 35 35
(dependen (dependen
total) berat)

2 Ny. J 20/06-2016 30 30 35 40 60 65 65
(dependen (dependen
berat) sedang)
hasil penerapan

Pasien pertama, Tn. A dilakukan pengkajian pada


tanggal 16 juni 2016 pada saat pengkajian klien
mengatakan tidak bisa mengangkat tangan dan kaki
kirinya, peneliti menerapkan ROM pada pasien pada
jam 10.00 wib, kemudian dilakukan evaluasi setelah
diberikan ROM belum ada peningkatan kekuatan otot
pasien.
Hari kedua diberikan ROM, Terlebih dahulu
menanyakan kepada klien tentang kelemahan bagian
tubuh dan belum ada perubahan. Peneliti secara
teratur melakukan ROM kepada pasien setiap harinya
sampai hari kelima klien sudah ada perkembangan bisa
menarik benda dari tangan kirinya.
Pasien kedua, Ny. J dilakukan pengkajian
tanggal 18 juni 2016 dengan keluhan utama
mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kanan,
peneliti menerapkan ROM pada pada pasien pada
jam 13.00 wib. setelah diberikan ROM belum ada
peningkatan kekuatan otot pasien. Hari kedua
diberikan ROM, terlebih dahulu menanyakan
kepada klien tentang kelemahan bagian tubuh dan
belum ada perubahan.
Pada hari ketiga setelah di evaluasi pasien sudah
ada perubahan. Peneliti secara teratur melakukan
ROM kepada pasien setiap harinya sampai hari
kelima klien sudah ada perkembangan bisa
mengangkat tangan dan kaki kanannya dan bisa
melakukan ROM pasif.
Kesimpulan

Pada penelitian ini didapatkan perubahan


pemulihan fungsional atau pemulihan setelah
diberikan latihan gerak (mobilisasi) pada
pasien kelolaan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi barpengaruh
terhadap tingkat pemulihan pada pasien
stroke infark di ruang plamboyan RSUD
Arifin Achmad pekanbaru.
TERIMAKASIH
WASSLAMUALAIKU
M..

Anda mungkin juga menyukai