Anda di halaman 1dari 30

Vertebral Bone Tumors

Chordoma
Kelompok 9
Anatomi
DEFINISI
Chordoma merupakan suatu neoplasma maligna
yang berprogresivitas lambat tetapi bersifat
locally aggressive yang berasal dari residual rest
sel-sel notochord sepanjang axis craniospinal.
Predileksi chordoma terjadi di sakrokoksigeal
50%, sphenooksipital (clival) 35 %, dan 15%
pada servikal, thorakal dan lumbal. Lebih dari
70% pasien mengeluh nyeri punggung bawah
tanpa lokasi yang jelas.
KLASIFIKASI
Berdasarkan klasifikasi tumor spinal, yaitu tumor
intrameduler, tumor intradura-ekstrameduler dan
tumor ekstradura, maka chordoma adalah tumor
ekstradura. Tumor sakral dapat diklasifikasikan
menjadi tumor jinak, tumor locally aggresive low-
grade malignant dan tumor highly aggresive/high-
grade malignant, dimana chordoma termasuk di
dalam kelompok tumor low-grade malignant.
Chordoma merupakan jenis tumor malignan jenis
low grade tumors
1. Low grade tumors :
Tumor ganas stadium I (Low grade) dibagi lagi
menjadi:
Stadium IA, yaitu tumor tetap ada di dalam
vertebra
Stadium IB, yaitu tumor menyerang
kompartemen paravertebral
Tidak ada kapsul sejati yang terkait dengan lesi
ini, namun pseudokapsul yang tebal dari
jaringan reaktif sering ditembus oleh tumor
tumor mikroskopis kecil.
ETIOLOGI UMUM
Penyebab pasti osteoblastoma tidak diketahui.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dan
menjadi faktor penyebab terjadinya chordoma :
1. Genetik
2. Radiasi
3. Bahan kimia seperti dioxsin dan
phenoxyherbiside diduga dapat menimbulkan
sarcoma
EPIDEMIOLOGI
Chordoma merupakan tumor yang relatif jarang.
Dari keseluruhan malignan tumor, hanya sekitar
4,14% angka kejadiannya. Dari jumlah tersebut
perbandingan antara pria dan wanita 2:1.
Chordoma lebih sering terjadi pada dekade 5-7,
jarang terdapat pada pasien dengan usia dibawah
30 tahun. Lokasi yang sering terkena pada
chordoma adalah daerah sacrum, namun sering
juga melibatkan lebih dari satu lokasi.
Patofisiologi
Gambar Klinis
Gejala Klinis
Nyeri Punggung
Kelemahan / kelumpuhan motorik terjadi karena adanya
penekanan terhadap anterior medula spinalis. Jika terjadi
penekanan pada traktus kortikospinalis maka akan
mengakinbatkan otot menjadi spastik dan lemah / lumpuh
pada tingkat dibawah lesi. Gangguan motorik ini terjadi
secara progresif, dan secara kronik mengakibatka atrofi
serta vasikulasi.
Gangguan sensorik
Kelainan yang menyerupai sindroma Brown-Sequard :
Sering terjadi pada tumor ektramedular yang jinak.
Terdapat gangguan motorik yang disertai gagguan raba,
getar dan propioseptif ipsi lateral, disertai dengan
gangguan nyeri dan suhu kontra lateral.
Perdarahan intramedular
Terjadi akibat robeknya malformasi arteriovena pada
medula spinalis.
Gejala klinis spesifik
Pada chordoma di regio cervical
Gejala dysphagia dan kadang-kadang perdarahan
pharyng.
Pada regio thoracal
Nyeri radikuler berat pada daerah thorak dan
abdomen bagian atas.
Pada regio Tumor lumbosacral
Selain terjadi nyeri radikuler, dapat terjadi kelemahan
/ kelumpuhan yang bersifat flaksid pada satu sisi
dengan sisi lain spastik.
Faktor Resiko ?
KOMPLIKASI
Disfungsi usus dan kandung kemih : gangguan
pada bowel dan bladder merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi.
Paraplegi
Komplikasi lain dapat terjadi perdarahan, fat
emboli, infeksi bahkan dapat menimbulkan
kematian pada chordoma yang menginfiltrasi
ke otak.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meliputi :
1. Pembedahan : Tujuan pembedahan adalah untuk
mengangkat tumor, sehingga mengurangi tekanan dalam
kanalis spinalis. Walaupun kuretase intralesi berupa
laminektomi diterima sebagai penanganan chordoma,
operasi ini seringkali diikuti rekurensi lokal. Maka dari itu
tumor paling baik ditangani dengan reseksi en block
tanpa melukai pseudokapsul tumor tersebut. Chordoma
yang terdiagnosis sering berupa massa sakral yang besar
hingga mencapai segmen tulang sakral pertama, dan
pada keadaan ini perlu dilakukan tindakan sakrektomi
total. Sakrektomi dapat mengakibatkan disfungsi bladder,
bowel dan seksual serta diperlukan tindakan stabilisasi.
http://www.medelines.asia/treatment
/217/Spine_Tumor_Removal_Surgery.
html
(cari video)
2. Radioterapi : Chordoma sangat resisten
terhadap radioterapi dan kemoterapi standar,
namun terapi irradiasi photon dan proton
pernah dilaporkan berhasil dalam mengontrol
penyakit secara lokal. Radioterapi tidak dapat
berdiri sendiri namun berguna sebagai
tambahan untuk operatif.
3. Steroid : Diberikan secara oral maupun injeksi,
untuk mengatasi edema sekitar tumor. Steroid
dapat diberikan sebelum atau sesudah dilakukan
pembedahan atau radioterapi.23
4. Kemoterapi : Pemberian kemoterapi belum
jelas kegunaannya dan hanya memiliki sedikit
manfaat untuk penanganan chordoma, namun
penelitian tentang ini masih terus berlanjut.

5.Rehabilitasi medik : Program rehabilitasi medik


mencakup fisioterapi, terapi okupasi, terapi
psikologi, sosial medik serta ortotik prostetik.23
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
ANAMNESA
Anamnesa Umum :
Identitas pasien :
Anamnesa khusus :
keluhan utama :
Riwayat penyakit sekarang :
Riwayang penyakit dahulu :
Riwayat penyakit keluarga :
riwayat sosial :
Anamnesa Khusus
Vital sign
Tekanan darah :
Denyut nadi :
Pernapasan :
Temperatur :
Inspeksi :
Statis : raut wajah pasien menahan sakit, Posisi
kedua tungkai jatuh (terjadi drop foot).
Dinamis : pasien berbaring lemah ditempat
tidur.
Palpasi : Tonus otot : palpasi pada muscle belly.
Hasilnya : hypertonus
Tes spesifik
Motorik : pasien diintruksikan untuk menggerakkan
kaki.
Hasilnya : pasien tidak dapat melakukannya.
Sensorik : Dapat berupa parastesia, gangguan sensorik
terhadap suhu, raba, getar dan proprioseptif.
MMT
Nilai : 1
(penurunan refleks tendon achilles )
Pemeriksaan Penunjang
MRI
Diagnosa fisioterapi
Impairment :
Fungsional limitation :
Partisipation of retriction :
Planing
Jangka pendek :
Jangka panjang :
Intervensi
korset spinal rigid
Walker ( 4bln kemudian menggunakan walker )
Evaluasi
Edukasi
Thanks ayank nico
http://orthopaedicspinesurgeon.blogspot.co.id/
2009/04/chordoma.html
http://ncbdg.blogspot.co.id/2012/07/chordoma
-bagian-1.html

Anda mungkin juga menyukai