Anda di halaman 1dari 38

SPONDILITIS TUBERKULOSA

Kelompok 6
Ni Putu Mita ardiasari
I Gede Sukarnata
I Putu Gede Nugraha
Anatomi

Tulang belakang terdiri atas :


7 tulang vertebra cervical
12 tulang vertebra thoracal
5 tulang vertebra lumbal
5 tulang vertebra sacrum
4 tulang vertebra coccygeus
Definisi

Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis


berupa infeksi granulomatosis disebabkan oleh kuman
spesifik yaitu Mycobacterium Tuberculosa yang mengenai
tulang vertebra. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada
vertebra Th8-L3 dan paling jarang pada vertebra C2.
Spondilitis TB biasanya mengenai korpus vertebra, sehingga
jarang menyerang arkus vertebra.
Etiologi

Spondilitis TB disebabkan oleh bakteri berbentuk basil, bersifat acid-


fastnon-motile (tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering
disebut juga sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA)). Bakteri yang paling
sering menjadi penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis
PATOFISIOLOGI
Potts Disease

Progressive Bone
Back Pain
Destruction
Spinal Canal Narrowed by
Infected Anterior Absesses, Granulation,
Intervebral Disc Caseation Tissue or Dirrect Dural
Collapse Invasion

Kifosis Gibbus Deformity

Spinal Cord Compression

Numbness &
Neurological Effects & Lower Potts
Weakness of both
Motor Deficits Paraplegia
Lower Extremities
Patogenesis

Berkembangnya kuman dalam tubuh tergantung pada


keganasan kuman dan ketahanan tubuh penderita. Reaksi
tubuh setelah terserang kuman tuberkulosis dibagi menjadi
lima stadium, yaitu
Stadium I (Implantasi) : Stadium ini terjadi awal, bila
keganasan kuman lebih kuat dari daya tahan tubuh. Pada
umumnya terjadi pada daerah torakal atau torakolumbal
soliter atau beberapa level.
Stadium II (Destruksi awal) : Terjadi 3-6 minggu setelah
implantasi. Mengenai diskus intervertebralis. Terjadi
destruksi pada corpus vertebra dan penyempitan pada
diskus
Lanjutan

Stadium III (Destruksi lanjut dan Kolaps) : Terjadi setelah


8-12 minggu dari stadium II. Bila stadium ini tidak diterapi
maka akan terjadi destruksi yang hebat dan kolaps
dengan pembentukan bahan-bahan pengejuan dan pus
(cold abscess).
Stadium IV (Gangguan Neurologis) : Terjadinya komplikasi
neurologis, dapat berupa gangguan motoris, sensoris dan
otonom.
Stadium V (Deformitas residual) : Biasanya terjadi 3-5
tahun setelah stadium I. Kiposis atau gibus tetap ada,
bahkan setelah terapi.
Lanjutan

Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit Pott


terjadi melalui kombinasi 4 factor yaitu :
Penekanan oleh cold abscess
Iskemia akibat penekanan pada arteri spinalis
Endaterits tuberkulosa setinggi blockade spinalnya
Penyempitan kanalis spinalis akibat angulasi korpus
vertebra yang rusak
Epidemiologi

Spondilitis TB merupakan 50% dari seluruh


tuberculosis tulang dan sendi. Pada Negara yang
sedang berkembang, sekitar 60% kasus terjadi pada
usia dibawah 20 tahun sedangkan pada negara
maju, lebih sering mengenai pada usia yang lebih
tua.
Gejala Umum

Mudah lelah
Anoreksia, berat badan menurun
Berkeringat pada malam hari
Demam subfebris terutama pada malam hari
Takikardi
Anemia
Gambaran klinis

Onset penyakit biasanya beberapa bulan-tahun berupa


kelemahan umum, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, keringat malam hari, suhu tubuh meningkat
sedikit pada sore dan malam hari.
Nyeri pada punggung merupakan gejala awal dan sering
ditemukan.
Gibus (deformitas pada punggung)
Cold abscess (pembengkakan setempat)
Paraplegia, paraparesis, atau nyeri radix saraf akibat
penekanan medula spinalis yang menyebabkan kekakuan
pada gerakan berjalan dan nyeri.
Gambaran radiologis

a. Lesi paradiskal (hilangnya tepi paradiskal dari


corpus vertebra)
b. Hilangnya vertebra anterior
c. Penyempitan celah sendi
d. Bayangan paravertebra (para vertebral
shadow)
Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah kiposis berat.


Hal ini terjadi oleh karena kerusakan tulang yang
terjadi sangat hebat sehingga tulang yang
mengalami destruksi sangat besar. Hal ini juga akan
mempermudah terjadinya paraplegia pada
ekstremitas inferior yang dikenal dengan istilah
Potts paraplegia
Prognosis

Prognosis spondylitis tb bervariasi tergantung dari


manifestasi klinik yang terjadi. Prognosis yang buruk
berhubungan dengan tb milier dan meningitis tb,
dapat terjadi sekuele Antara lain tuli, buta,
paraplegi, retardasi mental, gangguan bergerak dll.
Prognosis bertambah baik bila pengonatan lebih
cepat dilakukan. Mortalitas yang tinggi terjadi pada
anak dengan usia kurang dari 5 tahun sampai 30%.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
ANAMNESA

Identittas Pasien
Keluhan utama
Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat sosial
PEMERIKSAAN UMUM

INSPEKSI : PALPASI :
Tampak adanya deformitas, Bila terdapat abses maka
dapat berupa : kifosis akan teraba massa yang
(gibbus/angulasi tulang berfluktuasi dan kulit
belakang), skoliosis, diatasnya terasa sedikit
bayonet deformity, hangat.
subluksasi, spondilolistesis, Spasme otot protektif
dan dislokasi. Kifosis disertai keterbatasan
biasanya terjadi jika pergerakan di segmen yang
pathogenesis TB sudah terkena.
berjalan 3 4 bulan.
AUSKULTASI : VITAL SIGN
Bila diawali dengan TB Pemeriksaan wajib yaitu ;
paru, pada auskultasi Tekanan darah
toraks dapat terdengar
rhonki. Suhu tubuh
Denyut nadi
Pernafasan
Tinggi badan
Berat badan
Uji Mantoux

Tes Mantoux adalah tes


tuberkulin intrakutaneus
dimana 0,1 ml PPD (purified
protein derivative) yang
mengandung 5 unit tuberkulin
yang diinjeksikan secara
intradermal, digunakan untuk
menentukan apakah telah
terjadi pajanan atau infeksi
Mycobacterium tuberculosis
atau organisme yang sejenis.
Tes ini positif jika ada
benjolan berukuran tertentu di
tempat cairan disuntikkan.
Pemeriksaan penunjang

Sinar-X
CT scan
MRI
Sinar-X

Proyeksi yang diambil sebaiknya dua jenis, proyeksi AP dan


lateral. fase awal, akan tampak lesi osteolitik pada bagian
anterior badan vertebra dan osteoporosis regional.
Penyempitan ruang diskus intervertebralis menandakan
terjadinya kerusakan diskus. Pembengkakan jaringan lunak
sekitarnya memberikan gambaran fusiformis.
Pada fse lanjut, kerusakan bagian anterior semakin
memberat dan membentuk angulasi kifotik (gibbus).
Bayangan opak yang memanjang paravertebral dapat
terlihat, yang merupakan cold abscess. Namun, sayangnya
sinar-X tidak dapat mencitrakan cold abscess dengan baik
(gambar 2). Dengan proyeksi lateral, klinisi dapat menilai
angulasi kifotik diukur dengan metode Konstam (gambar 3).
Semakin besar nilai angulasi derajad penderia semakin besar tingkat
keparahannya. Diatas 20o Dianjurkan memakai korset
CT-scan

CT-scan dapat memperlihatkan dengan jelas sklerosis tulang,


destruksi badan vertebra, abses epidural, fragmentasi
tulang, dan penyempitan kanalis spinalis (gambar 4).
CT myelography juga dapat menilai dengan akurat kompresi
medula spinalis apabila tidak tersedia pemeriksaan MRI.
Pemeriksaan ini meliputi penyuntikan kontras melalui punksi
lumbal ke dalam rongga subdural, lalu dilanjutkan dengan CT
scan.
CT scan dapat juga berguna untuk memandu tindakan biopsi
perkutan dan menentukan luas kerusakan jaringan tulang.
Penggunaan CT scan sebaiknya diikuti dengan pencitraan
MRI untuk visualisasi jaringan lunak.
MRI

MRI merupakan pencitraan terbaik untuk menilai jaringan


lunak. Kondisi badan vertebra, diskus intervertebralis,
perubahan sumsum tulang, termasuk abses paraspinal dapat
dinilai dengan baik dengan pemeriksaan ini. Untuk
mengevaluasi spondilitis TB, sebaiknya dilakukan pencitraan
MRI aksial, dan sagital yang meliputi seluruh vertebra untuk
mencegah terlewatkannya lesi noncontiguous.
MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi perbaikan
jaringan. Peningkatan sinyal-T1 pada sumsum tulang
mengindikasikan pergantian jaringan radang granulomatosa
oleh jaringan lemak dan perubahan MRI ini berkorelasi
dengan gejala klinis.
Diagnosa Fisioterapi

Impairment Sesak nafas, Nyeri pada punggung,


kelemahan otot punggung, kekauan otot punggung,
deformitas pada punggung,
Fungsional Limitation pasien kesulitan untuk
makan dan minum , gangguan morbilitas
Participation of retriction pasien kesulitan untuk
bekerja sehari-hari
PLANNING

Jangka Pendek Jangka panjang


Mencegah gangguan fungsi Menjaga fungsi respirasi
respirasi Dapat melaksanankan
Mengurangi Nyeri yang aktifitas fungsionalnya
timbul semaksimal mungkin
Memperkuat otot yang
lemah
Rileksasi otot spasme
Meningkaatkan fleksibilitas
PENANGANAN FISIOTERAPI
INTERVENSI
Tatalaksana
Medikamentosa
Tindakan operatif
Immobilisasi:
Jenis imobilisasi spinal tergantung pada
tingkat lesi. Pada daerah servikal dapat
diimobilisasi dengan jaket Minerva;
pada daerah vertebra torakal,
torakolumbal dan lumbal bagian atas
dapat diimobilisasi menggunakan body
cast jacket. Sedangkan pada lumbal
bawah, lumbosakral, dan sakral
dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan fiksasi salah satu sisi panggul
Modalitas Tens

TENS merupakan suatu cara


penggunaan energy listrik untuk
merangsang system saraf
melalui permukaan kulit.
Pemberian TENS bertujuan
untuk mengurangi nyeri.
Pemasangan pad di area nyeri,
intensitasnya sesuai ambang
rangsang pasien. Durasinya 10
15 menit
Massage

Untuk menurunkan tonus otot punggung yang


mengalami spasme, meningkatkan jangkauan gerak
sendi serta mengurangi nyeri
Adapun teknik yang digunakan adalah friction
Isometric exercise

Fisioterapi biasanya memulai dengan latihan isometrik.


Tujuan dari latihan ini adalah untuk mengembangkan
kekuatan otot melalui kontraksi tanpa gerakan.
Dengan cara ini, kekuatan otot secara
bertahap terbentuk dengan meminimalkan resiko kerusakan
lebih lanjut. Setelah memperoleh cukup kekuatan dan
ketangkasan dengan latihan non-gerakan, maka
dilanjutkan untuk tahap berikutnya.
Stretching exercise

Teknik ini harus diaplikasikan dengan sangat hati-hati pada


pasien spondylitis TB. Sebagai aturan umum, hanya
latihan gentle stretching yang diperbolehkan. Bahkan
sebelum menerapkan tahap latihan ini pasien harus dibantu
dengan latihan passive movement terebih dahulu. Juga
penting untuk menjaga stabilitas tulang belakang ketika
melakukan gentle stretching exercise tersebut.
Core Stability

Untuk menigkatkan
lingkup gerak sendi,
memperkuat otot-
otot postural
BREATHING EXCERCISE

Tujuan pemberian breathing exercise adalah


untuk memperbaiki ventilasi, meningkatkan
kapasitas paru dan mencegah kerusakan
paru.
- Diafragma breathing
- Purse lips breathing.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai