Anda di halaman 1dari 26

SPONDILITIS

TB
DPK : dr. Aryandhito Widhi Nugroho, Ph.D, Sp.BS

Abkari Rizal Wahid | 10119210066

SMALL GROUP LEARNING


DEPARTEMEN ILMU BEDAH
DEFINISI
• Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah peradangan granulomatosa
yg bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium tuberculosis. Dikenal pula dengan nama
Pott’s disease of the spine. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8 - L3 dan
paling jarang pada vertebra C1 – 2. Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai korpus
vertebra, tetapi jarang menyerang arkus vertebrae.
• Terdapat :
- penyempitan ruang diskus intervertebralis dan badan vertebra yang berdekatan
- runtuhnya elemen tulang belakang
- wedging anterior yang menyebabkan kifosis
- pembentukan gibbus
ANATOMI
Epidemiologi Etiologi
Angka Kejadian 1-5% dari semua kasus Disebabkan oleh Mycobacterium
TB dan 50% dari infeksi TB tulang. Tuberculosis (Obligat aerob dan
Spondilitis TB paling sering ditemukan bakteri tahan asam). Terutama
pada vertebrata T8-L3 dan paling mikobakterium tuberculosis tipe
jarang pada vertebrata C1-C2. sering human dan tipe bovin.
mengenai korpus vertebrata.
PATOFISIOLOGI
Fagositosis oleh makrofag
Inhalasi basil Alveolus
TB

Basil TB berkembang biak


Destruksi basil TB

Destruksi makrofag
Resolusi

Kelenjar Limfe
Pembentukan tuberkel

Kalsifikasi
Penyebaran hematogen
Perkejuan

Pecah
  Lesi di hepar, lien ,
ginjal,TULANG,
Lesi sekunder paru
otak, dll
PATOGENES
IS
Spondiitis tuberculosis merupakan suatu tuberculosis sekunder penyebarannya secara
hematogen, nodus limfatikus pada aorta atau melalui jalur limfatik ke tulang.
Perjalanan penyakit spondilitis tuberculosis terdiri dari lima stadium, yaitu :

Stadium Implantasi :

Stadium Implantasi :
Bakteri akan berduplikasi membentuk
koloni yang berlangsung selama 6-8
Minggu.
Stadium Destruksi Awal

Stadium Destruksi Awal :


Destruksi korpus vertebrata dan
penyempitan yang ringan pada diskus.
(berlangsung selama 3-6 minggu).
Stadium Destruksi Lanjut

Stadium Destruksi Lanjut :


Destruksi yang massif, kolaps vertebra,
dan terbentuk cold abses, (2-3 bulan
setelah stadium destruksi awal).
Stadium Gangguan
Neurologis

Stadium Gangguan Neurologis :


Akibat tekanan abses ke canalis
spinalis. Kerusakan berupa paraplegia.
Stadium Deformitas Residual

Stadium Deformitas Residual :


Kifosis atau gibbus bersifat permanen
(3-5 tahun setelah stadium
implamantasi).
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri punggung
• Deformitas tulang belakang (kifosis)
• Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)
• Cold abscess
• Nyeri tekan
• Spasme otot
• Gerakan spinal yang terbatas
• Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat badan, lemah, cepat lelah)
MANIFESTASI KLINIS

• Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat, terdapat benjolan di


punggung (gibbus) ,dan tulang belakang terlihat bentuk kifosis (membungkuk)
• Ditemukan adanya gibbus pada area tulang yang mengalami infeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• LABORATORIUM

1. Laju Endap Darah (LED)


2. Tuberculin skin test / Mantoux test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media Loweinstein-Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
RADIOLOGI

• Foto polos : deformitas yang tampak seperti kifosis, fraktur


• CT scan : lesi diskus intervertrabralis dan abses paravertebral.
• MRI merupakan pemeriksaan radiologis terbaik untuk
memvisualisasikan keterlibatan soft tissue dan canalis spinalis.
MRI digunakkan juga untuk deteksi dini spondylitis TB
X-RAY
CT SCAN

Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification; these
features are highly diagnostic of spinal TB
MRI

Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4)


High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of infection. Complete
destruction of vertebral bodies with osseous retropulsion into the spinal canal,
causing cauda equina. On axial view, note destruction of vertebral body with loss
of circular shape
GOLD STANDAR

CT scan - guided needle biopsy merupakan modalitas gold standard untuk


diagnosis histopatologis awal dari spondylitis TB
TATALAKSANA

• TUJUAN
1.Eradikasi infeksi
2 .Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis
3. Mencegah/mengobati defisit neurologis

• Prinsip Pengobatan
1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT).
2. Dekompresi medulla spinalis.
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi.
4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft).
TERAPI KONSERVATIF

1. Tirah baring (bed rest).


2. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra/ membatasi gerak vertebra.
3. Memperbaiki keadaan umum penderita.
4. Pengobatan antituberkulosa .
TERAPI OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1
1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ
2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 4RH
Jenis Obat Tiap Tiap 3xseminggu Dosis per
hari/mg hari/mg mg Kg BB
BB<50 kg BB>50 kg
R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12)
H-INH 300 400 600 5 (4-6)
E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20)
Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30)
S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18)
T-Thiazetazone - - 100 2.5
TERAPI OPERATIF
A. Tanpa komplikasi neurologis
• Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT
• Kegagalan dalam terapi konservatif.
• Evakuasi abses paravertebral
• Alasan teknik: ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.
• Pencegahan kifosis parah pada anak-anak
• Large paraspinal abscess

B. Dengan komplikasi neurologis


• Komplikasi saraf baru atau perburukan atau kurangnya perbaikan dengan
pengobatan konservatif.
• Paraplegia onset cepat atau paraplegia parah.
• Late-onset paraplegia.
• Neural arch disease.
• Nyeri paraplegia pada geriatric
• Spinal tumor syndrome
PROSEDUR
BEDAH
• Debridement lokasi yang terinfeksi.
• Pada operasi ini tidak ada upaya
menstabilkan tulang belakang.

• Debridement dengan stabilisasi


tulang belakang (spinal
Hong Kong Operation
rekonstruksi). (debridement anterior
• operasi dengan prosedur yang lebih luas dan strut grafting) +
instrumentasi posterior
• rekonstruksi dengan cangkok tulang
Keterangan : Gambar
• Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau (a,b) : X-ray pra
titanium. operasi, (c): MRI pra-
operasi, (d,e) : X-ray
post operas
KOMPLIKASI
• Spinal cord injury
Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pus tuberkulosa, sekuestra tulang, sekuester dari
diskus intervertebralis
• Ruptur abses paravertebral  Sepsis
PROGNOSIS

• Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan intervensi yang cepat


• Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan deformitas neurologis.
• Studi varietas menunjukkan 82–95% kasus memberikan respon pada terapi medikamentosa
tunggal dengan berkurangnya nyeri, peningkatan deficit neurologis dan koreksi deformitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai