Anda di halaman 1dari 40

EMERGENCY CASE

REPORT
FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS

Pembimbing
Dr. Broto Suwadji, Sp. OT
Presentator
Rolan Harabiti

SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2014

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. Amirah Setyo
No. RM : 00.26.83.73
Tanggal Lahir : 03 Desember 2008
Usia : 6 tahun
Status marital : Single
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama

: Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Selokambang Beji, Pasuruan
Tanggal MRS : 04 agustus 2015
Waktu : 16.53 wib

ANAMNESIS (ibu pasien)


Keluhan Utama

Nyeri tangan kiri ( setelah jatuh dari sepeda motor)

ANAMNESIS
Pasien jatuh dari atas sepeda motor yang sedang

terparkir pada hari jumat 31 juli 2015, sebelumnya


pasien tidak di obati dan hanya di biarkan.
Pasien mengeluh nyeri pada tangan kiri dan terasa
seperti patah, riwayat pijet disangkal. Pada saat
kejadian tidak ada muntah (-), kepala tidak
terbentur.

RPD
Riwayat trauma sebelumnya disangkal
Riwayat patah tulang sebelumnya disangkal
Riwayat osteoporosis disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Tidak ada riwayat alergi makanan atau obat

tertentu

PRIMARY SURVEY
Airway

: Paten
Breathing : normal, simetris, RR 20 x/menit
Circulation : akral hangat, HR 92 x/menit
Disability : AVPU = alert
Exposure
: log-roll = jejas (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: GCS E4M5V6 kompos mentis
Tanda vital

Tensi : 110/70 mmHg (berbaring)


Nadi : 92 x/mnt, reguler
RR : 20 x / mnt
Suhu : 36.6 C (aksiler)

Pemeriksaa
n Fisik
Paru depan-belakang
I : Simetris statis dinamis
P : SF kanan = kiri
P : Sonor seluruh lapang
paru
A : SD: vesikuler, ST - / -

Kepala :
Hematoma (-), Battle sign (-)
Bloody rhinorea dan Otorea ( )
a/i/c/d = -/-/-/-

Mata :
Racoon eyes (-/-)
pupil isokor
3mm/3mm
reflek cahaya (+/+)

Jantung I : IC tidak tampak


P : IC teraba di SIC IV, 2
cm med LMCS,
melebar (-), kuat angkat
(-)
P : Konfigurasi jantung
dalam batas normal,
pinggang jantung tak
mendatar
A : BJ I-II reg, bising dan
gallop (-)

Abdomen
I :cembung, venektasi
(-).
A :BU (+) normal, bruit
(-)
P : timpani, area traub
timpani, liver span 8
cm.
P :supel, NT (-), Hepar
dan lien tidak teraba

STATUS LOKALIS HUMERUS SINISTRA


Look :

Warna kulit : Normal Scar (-) Vulnus appertum (-),


Vulnus abrasio (+), Vulnus excoriasi (-), Vulnus
degloving (-)
Shape : deformitas shortening (-) oedem (+)
Feel : Nyeri tekan (+) Pulsasi arteri radialis (+) Pulsasi
arteri ulnaris (+) Capillary refill < 2 detik Sensorik :
medianus (+), ulnaris (+), radialis (+)
Move : False movement (+) Range Of Movement : fleksi
elbow pasif (+), pronasi supinasi terbatas nyeri (+)

ASSESSMENT
Close fraktur Suprakondiler Humerus Sinistra

XRAY

DIAGNOSIS
Close fraktur Suprakondiler Humerus Sinistra

PENATALAKSANAAN
Pertolongan darurat

Primary survey ABCDE clear


Pemasangan spalk

PENATALAKSANAAN
Pengobatan definitif

Open reduction internal fixasi dengan wire


Medikamentosa
Inf. RL
Inj. Ampicilliin 500 mg i.v
Inj. Metamizole 1 amp i.v
Inj. Ranitidin 2x1ampul i.v

REHABILITASI
Active-exercise atau ROM exercise elbow fleksi

dan extensi, wrist fleksi dan extensi, antebrachii


pronasi dan supinasi
Functional activity

DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah suatu patahan pada hubungan

kontinuitas struktur tulang (Apley dan Solomon,


1995)

ETIOLOGI
Menurut Apley dan Salomon (1995), tulang bersifat
relative rapuh namun cukup mempunyai kekuatan
gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat disebabkan oleh
Peristiwa trauma tunggal
Tekanan yang berulang ulang
Kelemahan abnormal pada tulang fraktur patologik

KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR


19

Gustillo Anderson :

SMF Bedah FK UKI

20

KLASIFIKASI FRAKTUR
Berdasarkan garis patah

1.Komplet

2.Inkomplet

KLASIFIKASI FRAKTUR
21

Jumlah garis patah

1. Simple

2. Komunitif

3. Segmental

KLASIFIKASI FRAKTUR
22

Arah garis patah

1. Transversal 2. Oblique 3. Spiral

4. Kompresi

FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS


Fracture suprakondiler adalah fracture yang terjadi

pada bagian sepertiga distal tulang humerus di atas


kedua condylus humeri tepat proximal trochlea dan
capitulum humeri, yang melewati fossa olecranii

EPIDEMIOLOGI
Fraktur ini sering terjadi pada anak anak di dunia,

yaitu sekitar 65 % dari seluruh kasus patah tulang


lengan atas.
terjadi pada usia 3 10 tahun, dengan puncak
kejadiannya pada usia 5 dan 7 tahun.
Perbandingan anak laki laki : perempuan 2 : 1.

ANATOMI
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu
kaput (ujung atas),
korpus,
ujung bawah
fossa olecranii dan fossa coronoid maka bagian distal
metaphysis humerus merupakan tempat yang paling lemah

ETIOLOGI
1.Adanya riwayat trauma atau cedera
2.Kecelakaan kendaraan bermotor
3.Jatuh dari ketinggian

Klasifikasi fracture supracondylair humerus


klasifikasi Gartland (berdasarkan derajat pergeseran):
Tipe I: non displaced
Tipe II: displaced dengan cortex posterior intact, dapat
sedikit terangulasi atau terotasi
Tipe III: displace komplit, posteromedial atau
posterolateral

Klasifikasi fracture supracondylair humerus

klasifikasi Gartland

Klasifikasi fracture supracondylair humerus


Fracture suprakondiler tipe displaced dibagi menjadi

dua tipe : tipe flexi dan tipe extensi

DIAGNOSIS
Anamnesis

Ada Riwayat suatu trauma, dan diikuti dengan


ketidakmampuan untuk menggunakan anggota
gerak
Pemeriksaan fisik

ABCD
Look : oedem, deformitas, luka terbuka
Feel: denyut nadi distal, krepitasi
Move: abnormal movement, ROM terbatas

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Elbow joint dalam posisi extensi atau semiflexi dengan daerah


siku tampak bengkak S-Shaped Elbow
Pucker sign akibat penetrasi fragmen proximal ke m.brachialis.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan neurovascular yang teliti dilakukan dengan


pemeriksaan n.medianus, n.radialis, dan n.ulnaris
perlu diulangi setelah pemasangan splint atau tindakan
manipulasi lainnya.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Rontgen rutin untuk sendi siku


termasuk foto AP dan lateral.
Foto lateral merupakan foto yang penting dalam
mendiagnosa fracture suprakondiler

PENATALAKSANAAN
Terapi Fraktur Suprakondiler Tipe Ekstensi
Terapi non operatif
Indikasinya adalah untuk fraktur non-displaced atau
displace minimal
Imobilisasi dengan splint posterior selama 3 minggu
Terapi operatif

- Indikasi fracture displace, fraktur yang


disertai trauma vaskular, fraktur intraartikular, dan fraktur terbuka
- Open reduction and internal fixation (ORIF)

PENATALAKSANAAN
Terapi Fraktur Suprakondiler Tipe Fleksi
Fraktur suprakondiler humerus tipe fleksi biasanya
berkaitan dengan lesi terbuka
Terapi operatif :

ORIF.
Latihan ROM harus dimulai segera setelah pasien mampu
mentoleransi terapi

KOMPLIKASI
Komplikasi jangka pendek

Kompartemen Sindrom
Trauma vaskular
Trauma nervus
Trauma jaringan lunak

KOMPLIKASI
Komplikasi jangka panjang

Mal union
kontraktur iskemik Volkmann
Cubitus Varus & Cubitus valgus

REHABILITASI
Evaluasi union sekitar 3-4 minggu untuk anak usia 4

tahun dan sekitar 4-5 minggu untuk anak-anak usia


8 tahun
Setelah melepas splints, dilakukan latihan aktif
dalam selang selama beberapa bulan sampai range
of motion tercapai sesuai dengan yang di harapkan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai