Anda di halaman 1dari 37

SPONDILITIS

TUBERKULOSA

Pembimbing: dr. Abidin, Sp.OT


anatomi
• 33 vertebral bone
• 7 cervical bone
• 12 thoracic bone
• 5 lumbar bone
• 5 sacral bone fused
• 5 rudimentary coccyx bone
definisi

• Spondilitis TB (Pott’s disease)  infeksi tuberkulosis


ekstrapulmonal yang mengenai satu atau lebih tulang
belakang
etiologi
klasifikasi
• Peridiskus
 Dimulai dari tulang metafisis
 Terletak di bagian korpus vertebra yang bersebelahan dengan
diskus intervertebral  iskemi, nekrosis diskus
 Sering ditemukan pada dewasa
 Xray  penyempitan diskus intervertebra  proses lebih
lanjut bisa terbentuk gibus
• Anterior
 Lokus awal di korpus vertebra bagian anterior  penjalaran
perkontinuitatum dari vertebra di atasnya
 Xray  anterior vertebra body scalloping
• Sentral
 Destruksi awal terletak di sentral korpus vertebra
 Sering ditemukan pada anak
 Sering menyebabkan kolaps vertebra  deformitas kifosis
 Xray  destruksi vertebra & osteoporosis  kompresi
vertebra  gibus
• Infeksi ditularkan secara hematogen, dari corpus vertebra yg
berdekatan dengan diskus intervertebra
• Perusakan tulang dan perkijuan timbul dengan penjalaran
infeksi ke ruang diskus dan ke vertebra yg berdekatan → ktika
corpus vertebra runtuh satu sama lain → timbul sudut yg tajam
(kifosis)
• Perkijuan dan pmbentukan abses dingin dpt meluas ke vertebra
yg berdekatan atau mnjalar ke jar lunak paravertebra →
tekanan oleh abses atau tulang yg tergeser, iskemi akibat
trombosis arteri tlg belakang → kerusakan korda
Perjalanan Penyakit:

Stadium implantasi

Stadium destruksi awal

Stadium destruksi lanjut

Stadium gangguan neurologis

Stadium deformitas residual


Stadium implantasi

• Daya tahan tubuh pasien menurun


• Bakteri berduplikasi membentuk
koloni (6 – 8 minggu)
• Umumnya terjadi di daerah
paradiskus dan sentral vertebra
(pada anak-anak)
Stadium destruksi awal

• Destruksi korpus vertebra


• Penyempitan ringan pada
diskus
• 3 – 6 minggu
Stadium destruksi lanjut

• Destruksi massif, kolaps


vertebra, terbentuk massa
kaseosa serta pus berbentuk
cold abses  2 – 3 bulan
• Terbentuk sekuestrum dan
kerusakan diskus
intervertebralis
• Terjadi kifosis atau gibbus
Stadium gangguan neurologis

• Beratnya tergantung oleh tekanan abses ke kanalis spinalis

Derajat I

Derajat II

Derajat III

Derajat IV
Stadium deformitas residual

• Terjadi 3 – 5 tahun setelah


stadium implatasi
• Kifosis / gibbus bersifat
permanen karena kerusakan
vertebra massif di bagian
aterior
Manifestasi klinis
• Symptom
 Nyeri punggung yang terlokalisir (nyeri meningkat pada
malam hari, makin lama makin berat, terutama pada
pergerakan)
 Demam
 Keringat malam
 Anoreksia
 BB turun
• Signs
 Vertebra servikal leher kaku, disfagia, stridor, suara serak
 Vertebra torakal kifosis yang menyudut
 Vertebra lumbal kifosis hamper tidak terlihat, abses di
pinggang atau lipat paha
 Gangguan medulla spinalis  paresis dan gangguan
sensibilitas
 Pergerakan terbatas
 Tanda neurologis paraplegi
DIagnosIs
Pemeriksaan fisik

Look

Feel

Move
Pemeriksaan penunjang
• Peningkatan LED (> 100 mm/h)
• Tes Mantoux positif
• Spinal x-ray dapat normal pd awal prjalanan penyakit 50%.
• Foto rontgen : tanda awal osteoporosis lokal dari dua vertebra yg
berdekatan dan pnyempitan ruang diskus intervertebralis. Tanda
lanjutan destruksi tulang dan keruntuhan corpus vertebra yg
brdekatan ke yg lainnya → deformitas tlg belakang yg menyudut
• MRI dan CT- Scan dpt mnunjukan adanya kompresi spinal
• A needle biopsy dari tulang atau jar sinovial → menunjukan tubercle
bacilli → utk kepentingan diagnostik →selanjutnya dlakukan kultur.
Diagnosis banding
• Infeksi piogenik dari tulang belakang  demam timbul
lebih cepat
• Poliomielitis  paresis/paralisis tungkai, scoliosis
• Metastasis tulang belakang  tidak mengenai diskus
• Tumor Spinal
tatalaksana

TERAPI KONSERVATIF
a) Tirah baring (bed rest).
b) Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra /
membatasi gerak vertebra.
c) Memperbaiki keadaan umum penderita.
d) Pengobatan antituberkulosa
Terapi OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1

1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ

2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH

Jenis Obat Tiap Tiap 3xseminggu Dosis per


hari/mg hari/mg mg Kg BB
BB<50 kg BB>50 kg
R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12)
H-INH 300 400 600 5 (4-6)
E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20)
Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30)
S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18)
IMMOBILISASI
Pemasangan gips bergantung pada level lesi
 Servikal dilakukan dengan jaket Minerva
 Torakal, torakolumbal dan lumbal atas dengan body jacket
atau gips korset disertai fiksasi pada salah satu panggul
Immobilisasi selama 6 bulan
TERAPI OPERATIF
A. Tanpa komplikasi neurologis
• Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT

• Kegagalan dalam terapi konservatif.

• Evakuasi abses paravertebral

• Alasan teknik: ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.

• Pencegahan kifosis parah pada anak-anak

• Large paraspinal abscess


B. Dengan komplikasi neurologis
• Komplikasi saraf baru atau perburukan atau kurangnya perbaikan dengan
pengobatan konservatif.
• Paraplegia onset cepat atau paraplegia parah.

• Late-onset paraplegia.

• Neural arch disease.

• Nyeri paraplegia pada geriatri

• Spinal tumor syndrome


Prosedur Bedah

• Debridement lokasi yang terinfeksi.


• Pada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang.

• Debridement dengan stabilisasi tulang belakang


(spinal rekonstruksi)
• operasi dengan prosedur yang lebih luas
• rekonstruksi dengan cangkok tulang
• Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau titanium.
PROGNOSIS
• Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan
intervensi yang cepat
• Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan
deformitas neurologis.
komplikasi

a) Pott’s Paraplegi
• Muncul pada stadium awal disebabkan tekanan ekstradural oleh pus
maupun sequester atau invasi jaringan granulasi pada medulla spinalis.
• Muncul pada stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya fibrosis
dari jaringan granulasi atau perlekatan tulang (ankylosing) di atas
kanalis spinalis
b) Ruptur abses paravertebra
• Pada vertebra torakal maka nanah akan turun ke dalam pleura
sehingga menyebabkan empyema tuberculosis
• Pada vertebra lumbal makan nanah akan turun ke m. iliopsoas
membentuk psoas abses yang merupakan cold abses
c) Spinal cord injury
• Dapat terjadi karena adanya tekanan ekstradural sekunder
karena pus tuberkulosa, sekuestra tulang, sekuester dari diskus
intervertebralis atau dapat juga langsung karena keterlibatan
korda spinalis oleh jaringan granulasi tuberkulosa
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai