Anda di halaman 1dari 54

 

SPONDILITIS
TUBERKULOSA

I Wayan Tunjung, dr., Sp. S


BAGIAN NEUROLOGI
RSUD KOTA MATARAM
DEFINISI
• Pott’s disease atau Tuberculous
vertebral osteomyelitis adalah infeksi
sekunder pada tulang vertebrae yang
disebabkan oleh Micobacterium
tuberculosa
• Terdapat :
- penyempitan ruang diskus
intervertebralis dan badan vertebra yang
berdekatan
- Hancurnya elemen tulang belakang
- wedging anterior yang menyebabkan
kifosis
- pembentukan gibbus
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Utara, Eropa dan Saudi
Arabia, penyakit ini terutama
mengenai dewasa, dengan usia
rata-rata 40-50 tahun
• Di Asia dan Afrika sebagian besar
mengenai anak-anak (50% kasus
terjadi antara usia 1-20 tahun).
• Pola ini mengalami perubahan dan
terlihat dengan adanya penurunan
insidensi infeksi tuberkulosa pada
bayi dan anak-anak.
Etiologi
Spondilitis TB disebabkan
oleh bakteri:
•Mycobacterium tuberculosis
•Mycobacterium bovis
Patogenesis Tuberculosis
M.Tb masuk  makrofag alveolus memfagosit TB. Bila
makrofag tidak dapat menghancurkan Tb  Tb bereplikasi
di makrofag  makrofag lisis  fokus primer Ghon.
Imunitas seluler terbentuk  Tuberkel
•Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan
(caseous center).
•Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan
kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas
seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman 
fokus Simon.
•Imun ↓ reaktivasi.
Tampak lesi nekrotik di tengah (perkejuan) dan
dikelilingi oleh epiteloid dan Giant cell.
•Paru: reaktivasi dapat sembuh tanpa bekas,
sembuh dengan fibrosis dan kalsifikasi atau
kaverne.
•Luar paru: bisa ke tulang belakang, ginjal,
sendi, otak, adrenal.
Patogenesis

Fagositosis oleh makrofag


Inhalasi basil Alveolus
TB

Basil TB berkembang biak


Destruksi basil TB

Destruksi makrofag
Resolusi

Kelenjar Limfe
Pembentukan tuberkel

Kalsifikasi
Penyebaran hematogen
Perkejuan

Pecah
  Lesi di hepar, lien ,
ginjal,TULANG,
Lesi sekunder paru
otak, dll
Penyebaran ke Vertebra
• Spondilitis TB merupakan
hasil dari fase reaktivasi.
• Vertebra yang paling sering
 Torakolumbal.
• Masuk melalui 3 jalur:
• Jalur arteri
• Jalur Vena
• Jalur perkontinuitatum
Klasifikasi Berdasarkan Lokasi
Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran
Radiologis
Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2
vertebra yang
berdekatan. Diskus
intervertebralis akan
menyempit
Central Infeksi menyebar Melibatkan bagian
sepanjang plexus Batson tengah dari salah satu
vertebra, proksimal
dan diskus
intervertebralis intak.
Anterior marginal Perluasan abses melalui Dimulai dengan lesi
ligament longitudinal destruktif pada salah
anterior dan periosteum satu margin anterior
dari corpus vertebrae,
hanya sedikit
melibatkan diskus
intervertebralis.
Perjalanan penyakit
spondylitis TB dibagi dalam 5
stadium:
1. Stadium implantasi
2. Stadium destruksi awal
3. Stadium destruksi lanjut
4. Stadium gangguan
neurologis
5. Stadium deformitas residual
1.Stadium implantasi
Stadium destruksi awal
Stadium destruksi lanjut
Stadium gangguan
neurologis
Stadium gangguan
neurologis
Stadium gangguan
neurologis & deformitas
Manifestasi Klinis:
• Nyeri punggung
• Deformitas tulang belakang (kifosis)
• Defisit neurologis (paraplegia,
paresis, gangguan sensasi)
• Cold abscess
• Nyeri tekan
• Spasme otot
• Gerakan spinal yang terbatas
• Gejala umum (demam, keringat
malam, penurunan berat badan,
lemah, cepat lelah)
PEMERIKSAAN FISIK
•Look
Inspeksi: pasien spondilitis kelihatan
lemah, pucat, terdapat benjolan di
punggung (gibbus) dan tulang
belakang terlihat bentuk kifosis
(membungkuk)
 
•Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area
tulang yang mengalami infeksi
•Move
Motorik:
C-5: Fleksi dari sendi siku
C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan
C-7: Ekstensi dari sendi siku
C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger
(jari tengah)
T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan
L-2: Fleksi dari sendi pinggul
L-3: Ekstensi dari sendi lutut
L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle
L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki
S-1: Fleksi dari telapak kaki
•PEMERIKSAAN PENUNJANG

•LABORATORIUM
1. Laju Endap Darah (LED)
2. Tuberculin skin test / Mantoux
test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media
Loweinstein-Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Gold Standard
• CT scan - guided
needle biopsy
merupakan
modalitas gold
standard untuk
diagnosis
histopatologis awal
dari spondylitis TB
Radiologi
• Foto polos : deformitas yang tampak
seperti kifosis, fraktur
• CT scan : lesi diskus intervertrabralis
dan abses paravertebral.
• MRI merupakan pemeriksaan
radiologis terbaik untuk
memvisualisasikan keterlibatan soft
tissue dan canalis spinalis.
• MRI digunakkan juga untuk deteksi
dini spondilitis TB.
X-Ray
• Tanda infeksi dengan gambaran
“lytic” di bagian depan vertebrae.
• Penyempitan celah sendi.
• Erosi endplate
• Sclerosis akibat dari infeksi
kronik.
• Fractur kompresi
• Kyphosis; gibbous (kyphosis
berat)
Radiographs: Erosi

• Lucent area in lateral aspect of adjacent vertebral bodies (erosions)


• Loss of intervertebral disk space
•Central lucency with surrounding sclerosis suggesting chronic infection
Radiographs: Destruksi Endplate
Radiographs: Osteosclerosis
Radiographs: Atypical feature
GAMBARAN CT-Scan
Jaringan Lunak:
• abses dengan kalsifikasi adalah gambaran
diagnostiks spondilitis TB;
• CT-Scan merupakan modalitas terbaik
untuk mmenunjukkan kalsifikasi jaringan
lunak.
Pola dan keparahan destruksi tulang:
• Pola destruksi corpus vertebra meliputi:
framentasi, osteolitik, terlokalisasi dan
sklerotik.
• Dipakai sebagai penuntun jarum (guide
needle) pada “percutaneous needle
biopsy” abses paraspinal.
CT : KALSIFIKASI

Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification;
these features are highly diagnostic of spinal
TB
Noncontrast axial CT
Destruksi corpus vertebra yang luas
menyebabkan terbentuknya fragmen
tulang.
MRI:
• Sensitifitas dan spesifisitas tinggi untuk
spondilitis TB.
• Mampu mendeteksi fase awal spondilitis
TB.
• Modalitas terbaik untuk membedakan
keterlibatan medulla spinalis dan jaringan
lunak.
• Gambaran:
- Edema vertebrae dan celah sendi.
- Tanda gangguan yaitu kompresi MS
- Kekurangannya: kurang mampu
menunjukkan kalsifikasi dalam abses.
MRI: Keterlibatan MS

• Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4)


• High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of infection.
• Complete destruction of vertebral bodies with osseous retropulsion
into the spinal canal, causing cauda equina.
• On axial view, note destruction of vertebral body with loss of circular
shape
MRI : Gibbus Formation

“Gibbus formation” in the thoraco-lumbar region of a


patient with spinal TB (left). MRI shows spinal TB at T10-
T12. Spinal TB causes the destruction, collapse of
vertebrae, and angulation of verteral column.
Differential Diagnosis
KOMPLIKASI
• Cedera Medulla Spinalis
• Sebab: tekanan
ekstradural sekunder dari
pus tuberkulosa, sekuestra
tulang, sekuester dari
diskus intervertebralis
• Ruptur abses paravertebral
 Sepsis
Komplikasi
PENATALAKSANAAN
•TUJUAN
1. Eradikasi infeksi
2. Menghentikan/memperbaiki deformitas
kifosis
3. Mencegah/mengobati defisit neurologis
•Prinsip Pengobatan
•1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT).
•2. Dekompresi medulla spinalis.
•3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk
infeksi.
•4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang
(bone graft).
1.Terapi konservatif
a. Tirah baring (bed rest).
b. Memberi korset yang
mencegah gerakan vertebra/
membatasi gerak vertebra.
c. Memperbaiki keadaan umum
penderita.
d. Pengobatan antituberkulosa .
Terapi OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1
1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ
2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH

Jenis Obat Tiap Tiap 3xseminggu Dosis per


hari/mg hari/mg mg Kg BB
BB<50 kg BB>50 kg
R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12)
H-INH 300 400 600 5 (4-6)
E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20)
Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30)
S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18)
T-Thiazetazone - - 100 2.5
2. Terapi operatif
A.Tanpa komplikasi neurologis
• Kerusakan tulang progresif
meskipun terapi OAT
• Kegagalan dalam terapi
konservatif.
• Evakuasi abses paravertebral
• Alasan teknik: ketidakstabilan
tulang belakang, kifosis.
• Pencegahan kifosis parah pada
anak-anak
• Large paraspinal abscess
B.Dengan komplikasi
neurologis
•Komplikasi saraf baru atau
perburukan atau kurangnya perbaikan
dengan pengobatan konservatif.
•Paraplegia onset cepat atau
paraplegia parah.
•Late-onset paraplegia.
•Neural arch disease.
•Nyeri paraplegia pada geriatri
•Spinal tumor syndrome
Prosedur Bedah (Jutte et all, 2006)
• Debridement lokasi yang terinfeksi.
• Pada operasi ini tidak ada upaya
menstabilkan tulang belakang.
• Debridement dengan stabilisasi
tulang belakang (spinal rekonstruksi).
• operasi dengan prosedur yang lebih
luas
• rekonstruksi dengan cangkok tulang
• Stabilisasi: bahan baja, serat
karbon, atau titanium.
Hong Kong
Operation
(debridement
anterior dan strut
grafting) +
instrumentasi
posterior

Keterangan :
Gambar (a,b) :
X-ray pra operasi,
(c): MRI pra-
operasi, (d,e) : X-
ray post operas
Prognosis
• Prognosis spondylitis TB meningkat
dengan diagnosis dan intervensi yang
cepat
• Pada umumnya, prognosis baik pada
pasien tanpa defisit dan deformitas
neurologis.
• Studi varietas menunjukkan 82–95%
kasus memberikan respon pada terapi
medikamentosa tunggal dengan
berkurangnya nyeri, peningkatan
deficit neurologis dan koreksi
deformitas
Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada
Asegmen S4-5
Fungsi sensorik utuh, fungsi motorik tidak utuh di bawah
Bsegmen lesi neurologis dan segmen S4-5
Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis, dan lebih
C dari separuh otot kunci* di bawah segmen lesi neurologis setidaknya
memiliki kekuatan motorik di bawah 3

DSama seperti C, namun dengan kekuatan motorik di atas 3


TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai