SPONDILITIS
TUBERKULOSA
Destruksi makrofag
Resolusi
Kelenjar Limfe
Pembentukan tuberkel
Kalsifikasi
Penyebaran hematogen
Perkejuan
Pecah
Lesi di hepar, lien ,
ginjal,TULANG,
Lesi sekunder paru
otak, dll
Penyebaran ke Vertebra
• Spondilitis TB merupakan
hasil dari fase reaktivasi.
• Vertebra yang paling sering
Torakolumbal.
• Masuk melalui 3 jalur:
• Jalur arteri
• Jalur Vena
• Jalur perkontinuitatum
Klasifikasi Berdasarkan Lokasi
Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran
Radiologis
Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2
vertebra yang
berdekatan. Diskus
intervertebralis akan
menyempit
Central Infeksi menyebar Melibatkan bagian
sepanjang plexus Batson tengah dari salah satu
vertebra, proksimal
dan diskus
intervertebralis intak.
Anterior marginal Perluasan abses melalui Dimulai dengan lesi
ligament longitudinal destruktif pada salah
anterior dan periosteum satu margin anterior
dari corpus vertebrae,
hanya sedikit
melibatkan diskus
intervertebralis.
Perjalanan penyakit
spondylitis TB dibagi dalam 5
stadium:
1. Stadium implantasi
2. Stadium destruksi awal
3. Stadium destruksi lanjut
4. Stadium gangguan
neurologis
5. Stadium deformitas residual
1.Stadium implantasi
Stadium destruksi awal
Stadium destruksi lanjut
Stadium gangguan
neurologis
Stadium gangguan
neurologis
Stadium gangguan
neurologis & deformitas
Manifestasi Klinis:
• Nyeri punggung
• Deformitas tulang belakang (kifosis)
• Defisit neurologis (paraplegia,
paresis, gangguan sensasi)
• Cold abscess
• Nyeri tekan
• Spasme otot
• Gerakan spinal yang terbatas
• Gejala umum (demam, keringat
malam, penurunan berat badan,
lemah, cepat lelah)
PEMERIKSAAN FISIK
•Look
Inspeksi: pasien spondilitis kelihatan
lemah, pucat, terdapat benjolan di
punggung (gibbus) dan tulang
belakang terlihat bentuk kifosis
(membungkuk)
•Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area
tulang yang mengalami infeksi
•Move
Motorik:
C-5: Fleksi dari sendi siku
C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan
C-7: Ekstensi dari sendi siku
C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger
(jari tengah)
T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan
L-2: Fleksi dari sendi pinggul
L-3: Ekstensi dari sendi lutut
L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle
L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki
S-1: Fleksi dari telapak kaki
•PEMERIKSAAN PENUNJANG
•LABORATORIUM
1. Laju Endap Darah (LED)
2. Tuberculin skin test / Mantoux
test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media
Loweinstein-Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Gold Standard
• CT scan - guided
needle biopsy
merupakan
modalitas gold
standard untuk
diagnosis
histopatologis awal
dari spondylitis TB
Radiologi
• Foto polos : deformitas yang tampak
seperti kifosis, fraktur
• CT scan : lesi diskus intervertrabralis
dan abses paravertebral.
• MRI merupakan pemeriksaan
radiologis terbaik untuk
memvisualisasikan keterlibatan soft
tissue dan canalis spinalis.
• MRI digunakkan juga untuk deteksi
dini spondilitis TB.
X-Ray
• Tanda infeksi dengan gambaran
“lytic” di bagian depan vertebrae.
• Penyempitan celah sendi.
• Erosi endplate
• Sclerosis akibat dari infeksi
kronik.
• Fractur kompresi
• Kyphosis; gibbous (kyphosis
berat)
Radiographs: Erosi
Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification;
these features are highly diagnostic of spinal
TB
Noncontrast axial CT
Destruksi corpus vertebra yang luas
menyebabkan terbentuknya fragmen
tulang.
MRI:
• Sensitifitas dan spesifisitas tinggi untuk
spondilitis TB.
• Mampu mendeteksi fase awal spondilitis
TB.
• Modalitas terbaik untuk membedakan
keterlibatan medulla spinalis dan jaringan
lunak.
• Gambaran:
- Edema vertebrae dan celah sendi.
- Tanda gangguan yaitu kompresi MS
- Kekurangannya: kurang mampu
menunjukkan kalsifikasi dalam abses.
MRI: Keterlibatan MS
Keterangan :
Gambar (a,b) :
X-ray pra operasi,
(c): MRI pra-
operasi, (d,e) : X-
ray post operas
Prognosis
• Prognosis spondylitis TB meningkat
dengan diagnosis dan intervensi yang
cepat
• Pada umumnya, prognosis baik pada
pasien tanpa defisit dan deformitas
neurologis.
• Studi varietas menunjukkan 82–95%
kasus memberikan respon pada terapi
medikamentosa tunggal dengan
berkurangnya nyeri, peningkatan
deficit neurologis dan koreksi
deformitas
Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada
Asegmen S4-5
Fungsi sensorik utuh, fungsi motorik tidak utuh di bawah
Bsegmen lesi neurologis dan segmen S4-5
Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis, dan lebih
C dari separuh otot kunci* di bawah segmen lesi neurologis setidaknya
memiliki kekuatan motorik di bawah 3