Anda di halaman 1dari 25

Chordoma

Faizatul Ummah
131611133097
2

Definisi
Chordoma adalah tumor skeletal maligna primer yang langka dan
tingkatnya rendah. Kejadian chordoma 1-4% dari semua tumor skeletal
utama yang tingkat insidensinya lebih rendah dari 1,0 individu per juta
setahun dengan dominasi pada laki-laki (rasio laki-laki-perempuan 2 : 1).
Chordoma merupakan tumor dengan lobulus dan sel-sel neoplastik yang
sangat atipikal dan sel neoplastik melintasi stroma myxoid yang
dipisahkan oleh pita fibrosa. Hal ini terutama muncul di sacrum( 50% ),
skull base (35%), dan sepanjang axis dari tulang belakang ( 15%). dan
memiliki karakter agresif dan invasif lokal yang lambat.
3

Etiologi
» Pertusis biasanya disebabkan diantaranya Bordetella
pertussis (Hemophilis pertusis). Suatu penyakit
sejenis telah dihubungkan dengan infeksi oleh
bordetella para pertusis, B.Bronchiseptiea dan virus
4

Patofisiologi
» Chordomas berasal dari sel sisa-sisa dari notochord primitif, struktur
embrio pentingselama perkembangan embryologi dari sistem saraf pusat,
sumsum tulang belakang, dan tubuhvertebralis. Patologis, chordomas
adalah tumor gelatin diisi dengan sel-sel stellata vacuolated dilatar
belakang matriks glikoprotein. Dalam dasar tengkorak, situs dominan mana
chordomas berasal adalah clivus garis tengah. Sebagai tumor tumbuh dan
mengikis tulang sekitarnya,mungkin memperpanjang anterior ke dalam
sinus sphenoid dan nasofaring, lateral ke dalamsinus kavernosa dan tulang
temporal, dan posterior untuk kompres batang otak. Chordoma
jarangmenyebar ke intradural.
»
5

Manifestasi Klinis
Bergantung pada
6

2. Stadium paroksimal / stadium spasmodic


» Lamanya 2-4 minggu
» Batuk menjadi hebat, 5 – 10 kali. Selama batuk anak tak dapat
bernafas dan pada akhir serangan batuk anak menarik nafas dengan
cepat dan dalam. Sehingga terdengar bunyi melengking (whoop) dan
diakhiri dengan muntah.
» Batuk ini dapat berlangsung terus menerus, selama beberapa bulan
tanpa adanya infeksi aktif dan dapat menjadi lebih berat.
» Selama serangan, wajah merah, sianosis, mata tampak menonjol, lidah
terjulur, lakrimasi, salvias dan pelebaran vena leher.
» Batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosional misal menangis dan
aktifitas fisik (makan, minum, bersin dll).
7

3. Stadium konvaresens
» Terjadi pada minggu ke 4 – 6 setelah gejala awal
» Gejala yang muncul antara lain :
a) Batuk berkurang
b) Nafsu makan timbul kembali, muntah berkurang
c) Anak merasa lebih baik
d) Pada beberapa penderita batuk terjadi selama
berbulan-bulan akibat gangguan pada saluran
pernafasan.
8

Pemeriksaan Penunjang
» Pemeriksaan darah lengkap (DL)
» Kultur Bordetella Pertusis
» Foto Thoraks
9

Penatalaksanaan

» Anti mikroba : pada stadium kataralis yang dini


» Kortikosteroid : pada bayi muda dengan seragan
proksimal.
» Salbutamol
10

Komplikasi

Saluran Pernafasan Saluran Pencernaan Sistem Saraf Pusat


» Bronkopnemonia » Emasiasi » Hipoksia dan anoksia
» Otitis media » Prolapsus » Perdarahan sub
» Bronkhitis rectum / hernia arcnoid
» Atelaktasis » Ulkus » Ensefalopat
» Emphisema » Stomatitis. » Gangguan elektrolit
Pulmonum
» Bronkhiektasis
» Kolaps alveoli paru
11

Pencegahan
Diberikan vaksin pertusis yang terdiri dari kuman bordetella pertusis
yang telah dimatikanuntuk mendapatkan imunitas aktif. Vaksin ini
diberikan bersama vaksin difteri dan tetanus.Dosis yang dianjurkan 12
unit diberikan pada umur 2 bulan. Kontra indikasi pemberianvaksin
pertusis :
» Panas lebih dari 33ºC
» Riwayat kejang
» Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT sebelumnya misalnya:
suhu tinggi dengankejang, penurunan kesadaran, syok atau reaksi
anafilatik lainnya.
12
WOC Bordetella pertusis

Inhalasi droplet

Alveolus

Rangsangan antigen-antibodi

Tuberkel pecah Reaksi radang paru Peningkatan aktivitas seluler

Eksudasi Peningkatan produksi sekret metabolisme meningkat

Fibrosis jaringan paru Pemecahan KH, protein, lemak dan


Akumulasi sekret
penekanan saraf pusat lapar di otak

Iskemia jaringan paru


Obstruksi jalan nafas
tidak efektif Kurang nafsu makan
Merangsang reseptor saraf
mengeluarkan neurotransmeter
bradikinin, serotonin, dan histamin Batuk BB turun

Perubahan nutrisi kurang


Nyeri Pola nafas tidak efektif
dari kebutuhan
13

Kasus
An. A tinggal bersama orang tuanya ditempat yang padat
penduduk. Satu minggu terakhir An. A mengeluh pusing
kepada ibunya. Ibu mengetahui an. A demam dan batuk
yang timbul mula-mula malam hari. Setiap kali batuk an. A
disertai rasa muntah, terkadang sampai muntah. Nafsu
makan an. A menurun karena seringnya batuk. Hingga
karena batuknya semakin hebat, ibunya memutuskan untuk
dibawa ke rumah sakit.
14

Asuhan Keperawatan
Identitas Klien
» Nama Bayi : An A
» TTL : 7/09/03
» Umur : 7 tahun 1 hari
» Nama ayah/ibu : Tn. M (Alm) / Ny. M
» Pekerjaan Ibu : Buruh
» Alamat : Penanggulan RT 04 RW I
Pegandon – Kendal
» Agama : Islam
» Suku Bangsa : Jawa
» Pendidikan ayah : SD
» Pendidikan ibu : SD
» Diagnosa : Pertusis
15

Riwayat Sakit dan Kesehatan


1. Keluhan utama : Batuk rejan
2. Riwayat penyakit sekarang :
An. A tinggal bersama orang tuanya ditempat yang padat penduduk.
Satu minggu terakhir An. A mengeluh pusing kepada ibunya. Ibu
mengetahui an. A demam dan batuk yang timbul mula-mula malam hari.
Setiap kali batuk an. A disertai rasa muntah, terkadang sampai muntah.
Nafsu makan an. A menurun karena seringnya batuk. Hingga karena
batuknya semakin hebat, ibunya memutuskan untuk dibawa ke rumah
sakit.
3. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
4. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN 16

FISIK

1. Keadaan umum : baik, kesadaran kompos mentis


2. Tanda-tanda vital
» S : 37,40
» N : 102 x/mnt
» TD : 110/80 mmHg
» RR : 30 x/mnt
17

Review of System
1. Pernafasan B1 (breath)
» Bentuk dada : normal
» Pola nafas : tidak teratur
» Suara nafas : ronchi
» Batuk : ya, ada secret
» Retraksi otot bantu nafas : ada
» Alat bantu pernafasan : nasal kanul 3 Ipm
2. Kardiovaskular B2 (blood)
» Irama jantung : regular
» Nyeri dada : tidak
» Bunyi jantung : normal
» Akral : panas
18

3. Persyarafan B3 (brain)
» Keluhan pusing (+)
» Gangguan tidur (+)
» Penglihatan (mata) : anemia
» Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan
» Penciuman (hidung) : tidak ada gangguan
4. Perkemihan B4 (bladder)
» Kebersihan : bersih
» Bentuk alat kelamin : normal
» Uretra : normal
19

5. Pencernaan B5 (bowel)
» Nafsu makan : menurun
» Porsi makan : tidak habis, 3x sehari
» Mulut : bersih
» Mukosa : lembap
6. Musculoskeletal/integument B6 (bone)
» Kemampuan pergerakan sendi : bebas
20

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi
mucus
2. Pola napas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ventilasi
3. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d aktivitas batuk yang
meningkat
21

Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang berlebihan dan kental
NOC NIC Rasional
Tujuan : status ventilasi • Memberikan cairan hangat • Secret kental dapat
saluran pernafasan baik. sedikitnya 1,9 – 2,8 menyebabkan atelektasis
kriteria hasil : liter/hari (penyempitan bronkus)
1. RR normal : 18-30 • Beritahukan orang tua • Jelaskan dan
x/mnt tentang perlunya batuk demonstrasikan manfaat
2. Suara nafas tambahan efektif bagi anak, sekalipun latihan batuk yang dapat
tidak ada upaya itu menyakitkan. meningkatkan kerjasama
3. Pernafasan menjadi • Kolaborasi : pemberian antara orangtua dan anak
mudah obat depresan batuk, • Untuk menurunkan sekresi
ekspektorant sesuai secret dijalan nafas dan
indikasi. menurunkan resiko
keparahan.
22

Intervensi Keperawatan
2. Pola napas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ventilasi

NOC NIC Rasional


Tujuan : menunjukkan pola • Posisikan anak dalam • Posisi semifowler
nafas efektif dengan keadaan semifowler. membantu mempermudah
frekuensi dan kedalaman • Memberikan pernafasan
dalam rentang normal. oksigenasi dengan • Dengan pemberian
Criteria hasil : pemberian nasal kanul 3 oksigenasi kebutuhan
1. Frekuensi pernafasan Ipm oksigen terpenuhi
normal (18-30 x/menit) sehingga pola nafas
2. Retraksi otot bantu menjadi efektif.
nafas normal.
23

Intervensi Keperawatan
3. Resiko kekurangan nutrisi b/d adanya mual dan muntah

NOC NIC Rasional


Tujuan : kebutuhan nutrisi • Berikan asupan gizi • Nutrisi yang kurang
terpenuhi. dengan jumlah kalori = menyebabkan daya tahan
Kriteria hasil : 80/kkal kg BB. Berikan tubuh semakin menurun
1. Menunjukkan protein sebanyak 40 gram • Pilihan intervensi
peningkatan nafsu makan • Identifikasi faktor yang tergantung pada penyebab
2. Mempertahankan/meni menimbulkan masalah
ngkatkan berat badan. mual/muntah, misalnya • Susu yang terlalu manis
sputum yang banyak, dan gorengan dapat
pengobatan aerosol, merangsang reflek batuk
dispnea berat, nyeri yang meningkat.
• Meminimalkan pemberian
susu yang terlalu manis
atau makanan yang
digoreng atau terlalu asin.
Evaluasi

1. Status ventilasi saluran pernafasan baik.


2. Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi
dan kedalaman dalam rentang normal dan paru
jelas atau bersih.
3. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tidak terjadi
25

Sumber
» Ngastiah.2005.Perawatan Anak Sakit. Edisi 2.Jakarta : EGC
» Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985.Ilmu Kesehatan
Anak.Jakarta : Info Medika
» Suriadi, dan Yuliani Rita.2001.Asuhan Keperawatan Pada
Anak.Edisi 1. Jakarta : PT Fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai