TUJUAN UMUM
1. Epifisis
1. Lempeng
pertumbuhan
1. Metafisis
1. Diafisis
Tulang panjang silindris terbesar, tdd Corpus,
Collum & 2 ujung Proximal dan Distal (Caput &
Condylus)
Corpus : memp 3 permukaan, anterior, lateralis &
media. Linea Aspera memisahkan Facies lateralis &
medial
Caput Femoris mempunyai lekukan di tengah disbt
Fovea Capitis, tempat melekat Lig Capitis Femoris
Distal : Condylus Lateralis & Medialis bergabung ke
anterior menjadi Facies Patellaris
Otot
ADUKTOR PAHA
M. gracillis
M. pectineus
M. adductor brevis
M. adductor longus
M. adductor magnus
M. adductor minimus
Otot
ANTERIOR PAHA
M. Iliacus
M. Sartorius
M. Rectus Femoris
M. Vastus Medialis
M. Vastus Lateralis M. quadriceps
M. Vastus femoris
Intermedius
Otot
POSTERIOR PAHA
(HAMSTRINGS MUSCLES)
M. semitendiosus
M. semimembranosus
M. biceps Femoris
VASKULARISASI
arteri femoralis
arteri profunda femoris
arteri obturatoria
INNERVASI
nervus femoralis
nervus obturatorius
nervus ischiadicus
U.S FDA, 1986
FAKTOR FAKTOR
FRAKTUR PENDERITA
1. Terbuka
2. Mengalami infeksi; 1. Usia
3. Segmental, dengan 2. Jenis kelamin
gangguan peredaran
darah 3. Riw peny terdahulu
4. Comminuted 4. Merokok
5. Tidak terfiksasi dengan 5. Alkohol
baik
6. Immobilisasi dengan
waktu yang kurang lama
7. Diobati dengan reduksi
terbuka yang keliru
8. Terganggu traksi atau
pemasangan implannya
9. Tulang yang diradiasi.
Hipertropik
(elephant foot)
Avaskular
Riwayat
pasien
Rencana Pemeriksaan
preoperasi fisik
Evaluasi Evaluasi
laboratorium Radiologi
Non operatif
fracture brace immobilization
bone stimulators
Operatif
Nonunion infeksi
Perlu membuang semua jaringan lunak yang terinfeksi /
devitalisasi
Gunakan serbuk antibiotik, dressing VAC untuk menangani luka
Jika terdapat bone loss yang signifikan, bone transport bisa
menjadi pilihan
Muscle flap bisa sangat penting dalam penanganan luka dengan
kehilangan soft tissue yang signifikan
Nonunion hipertrofik
Fiksasi internal dengan penerapan kestabilan mekanik yang tepat.
Nonunion oligoatrofik
Fiksasi internal
Nonunion atrofik
Fiksasi perlu stabil secara mekanis.
Cangkok tulang
Autologous iliac crest (osteoinductive) Gold Standard
BMPs
Agen osteokonduktif (yaitu.crushed cancellous chip, DBM)
Pembentukan flap jaringan lunak yang sehat
Bila rekonstruksi gagal
Bila rencana rekonstruksi akan menghasilkan
fungsi yang kurang baik daripada amputasi
dan prostesis yang terpasang dengan benar.
Bila bahaya operasi lebih besar daripada
manfaat yang diantisipasi.
Bila rekonstruksi tidak memungkinkan.
Penyembuhan cara ini terjadi internal
remodelling tulang pada salah satu sisi korteks
kontak langsung dengan tulang pada sisi lainnya
untuk membangun kontinuitas mekanis.
Tidak ada hubungan dengan pembentukan
kalus. Terjadi internal remodelling dari haversian
system.
Ada 3 persyaratan untuk remodeling Haversian
pada tempat fraktur adalah:
Pelaksanaan reduksi yang tepat
Fiksasi yang stabil
Eksistensi suplai darah yang cukup
Fase
Fase
hematom Fase kalus Osifikasi Remodeling
proliferasi
(inflamasi)
KERANGKA TEORI Riwayat trauma
disertai kaki pincang
Fraktur Femur
Yang mempengaruhi
Bone Healing
Nonunion
FAKTOR RISIKO
1. Usia Nonunion Diafisis
2. Jenis kelamin Tulang Femur
3. Insidensi fraktur
4. Riw pengobatan terdahulu
5. Konsumsi alkohol
6. Merokok
BAB 3
Jenis Penelitian Deskriptif
n = ( Z S )2
------------
d2
Keterangan
n : jumlah sample
Z: deviat baku alfa
S : standar deviasi variable yang diteliti
d : kesalahan absolut yang dapat ditolerir
n = ( 1,96 . 14,5 )2
-----------
12
n = 813 orang
Oleh karena berdasarkan pengamatan pertahun
dijumpai sekitar 15 kasus nonunion maka untuk
penelitian ini besar sampel adalah Total Sampling
dari Januari 2015 sampai Desember 2016.
INKLUSI EKSKLUSI
Subjek dengan usia produktif (18-64 tahun), Subjek yang tidak
baik pria maupun wanita. mempunyai data rekam
medis tidak lengkap.
Subjek merupakan penderita nonunion
diafisis tulang femur dengan fraktur terbuka Subjek yang merupakan
maupun fraktur tertutup yang dirawat di penderita selain fraktur
Departemen Orthopaedi dan Traumatologi pada daerah diafisis tulang
RSUP H. Adam Malik Medan dengan data femur.
Rekam Medis yang lengkap.
Subjek yang sudah
Subjek yang mempunyai keluhan pincang. dilakukan tindakan operatif
pada tulang femur.
Data radiologis yang menyatakan nonunion.
Variabel Independen
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya
nonunion
Nonunion
Kegagalan permanen dari penyembuhan
tulang yang luka.
Faktor risiko
Faktor risiko yang akan dinilai berupa usia,
jenis kelamin, insidensi fraktur (fraktur
terbuka atau tertutup), riwayat penyakit
terdahulu, konsumsi alkohol, dan merokok.
Usia
Usia penderita sesuai dengan yang tercantum di dalam
rekam medik penderita, untuk mengetahui distribusi
kasus nonunion diafisis tulang femur pada usia tertentu.
Jenis kelamin
Jenis kelamin sesuai dengan yang tercantum di dalam
rekam medik pasien dan dikelompokkan menjadi skala
nominal, yaitu pria atau wanita.
Insidensi Fraktur
Insidensi fraktur merupakan angka kejadian baru terhadap
kasus fraktur diafisis batang tulang femur baik fraktur
terbuka maupun fraktur tertutup
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit terdahulu didapatkan dari anamnesis
yang tertera di rekam medik.
Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol pada penderita didapatkan dari
anamnesis yang tertera di rekam medik.
Merokok
Kebiasaan merokok pada penderita didapatkan dari
anamnesis yang tertera pada rekam medik.
Rekam
Medis
Anamnesis Rontgen
Nonunion
Nonunion
Nonunion
Nonunion
Data dikumpulkan dalam bentuk data mentah
lalu diurutkan secara sistematis dan dinarasikan
serta diperjelas dalam bentuk tabel dan grafik
BAB 4
Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin
43%
28 57% Laki-laki
Perempuan
Distribusi Frekuensi
Usia
USIA FREKUENSI PERSENTASE
18-30 tahun 15 50%
31-45 tahun 8 27%
45-60 tahun 3 10%
>60 tahun 4 13%
16
14
12
10
8
6
4
2
0
18-30 tahun 31-45 tahun 46-60 tahun >60 tahun
Distribusi Frekuensi
Riwayat Pengobatan
17%
Berobat alternatif
28
Berobat ke
83%
Puskesmas/RS
daerah/RS swasta
Distribusi Frekuensi
Insidensi Fraktur
37%
Fraktur terbuka
63%
Fraktur tertutup
Distribusi Frekuensi
Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol
47%
Mengkonsumsi
53% alkohol
Tidak mengkonsumsi
alkohol
Distribusi Frekuensi
Kebiasaan Merokok
33%
Merokok
67%
Tidak merokok
KASUS
Jumlah penderita laki-laki 17 penderita (57%) lebih banyak
dibandingkan perempuan 13 penderita (43%)
TEORI
Laki-laki lebih sering mengalami fraktur dikarenakan laki-laki
yang usia produktif lebih sering melakukan aktifitas diluar
rumah yang lebih beresiko untuk terjadinya trauma.
TEORI
Ikpeme: 62,9 % pasien lebih memilih untuk berobat alternatif
dan baru datang ke bedah ortopedi setelah terjadi komplikasi
pada rata-rata interval fraktur-operasi 11,35 7,95 bulan.
TEORI
Ikpeme: penderita nonunion banyak ditemukan pada mereka
yang mengalami fraktur terbuka (76%) dibandingkan dengan
mereka yang mengalami fraktur tertutup (24%).
TEORI
Askew: kejadian nonunion lebih banyak ditemukan pada
mereka yang sering mengkonsumsi alkohol dimana waktu
untuk penyembuhan fraktur menjadi lebih lama pada yang
sering mengkonsumsi alkohol (24,1 5.8 minggu)
dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi alkohol (11.4
1.1 minggu).
TEORI
Scolaro: kejadian nonunion ditemukan pada yang grup perokok 2x
lipat lebih banyak dibandingkan dengan grup yang bukan perokok.
Dari segi masa penyembuhan fraktur juga ditemukan lebih lama pada
yang perokok (30-38 minggu) dibandingkan pada yang bukan perokok
(24-30 minggu)