Bagian Biokimia Kedokteran FK UHT PENDAHULUAN Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk dari gabungan empat cincin pIrol melalui jembatan metenil Sifat khas porfirin adalah MEMBENTUK kompleks dengan ion-ion logam yang terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol. Contoh : Heme merupakan porfirin besi Klorofil merupakan porfirin magnesium
Di alam, metalloporfirin terkonjugasi dengan protein
membentuk senyawa-senyawa penting dalam proses biologi, antara lain: Hemoglobin Merupakan porfirin besi yang terikat pada globin dan mempunyai fungsi penting pada mekanisme transport oksigen dalam darah Eritrokruoria Mempunyai fungsi seperti hemoglobin dan terdapat pada beberapa invertebrata Mioglobin Merupakan pigmen pernafasan yang terdapat dalam sel-sel otot Sitokrom Berperan sebagai transfer electron pada proses oksidasi dan reduksi Katalase Triptofan Pirolase STRUKTUR PORFIRIN Dengan menghilangkan jembatan metenil, rumus porfirin (yang tersusun atas 4 rantai pirol) dapat disingkat dengan setiap cincin pirol diperlihatkan sebagai tanda kurung dengan 8 posisi substituen Berdasarkan susunan gugus substituen, maka didapatkan 4 macam porfirin. Seadangkan di alam , hanya terdapat tipe I dan III saja. Kimia Porfirin Porfirin mengandung nitrogen tertier pada 2 cincin pirolen sehingga bersifat basa lemah dan dengan adanya gugus karboksil pada rantai sampingnya menyebabkan senyawa ini bersifat asam juga. Titik iso elektriknya berkisar pada pH 3,0-4,0 sehingga pada pH tersebut porfirin mudah dilarutkan dalam aquadest. Yang berwarna adalah porfirin dan derivatnya yang mempunyai spektrum absorbsi pada daerah yang dapat dilihat dan daerah ultraviolet BIOSINTESIS HEME 1. Sintesa Protoporfirin 2. Sintesa Heme Sintesa Protoporfirin
1. Kondensasi glisin dan
suksinil Ko-A membentuki ALA Rangkaian reaksi ini dikatalisa oleh enzim ALA sintetase yang juga mengatur kecepatan biosintesa porfirin dan ini terjadi di dalam mitokondria. 2. Pembentukan porfobilinogen ALA keluar kedalam sitosol dan dua molekul ALA dengan bantuan enzim ALA dehidratase membentuk porfobilinogen yang merupakan unsur pertama cincin pirol 3. Pembentukan Uroporfirinogen Kondensasi empat monopirol membentuk tetrapirol yang dikatalisa oleh enzim spesifik Dalam keadaan normal hampir keseluruhannya dalam entuk isomer III kecuali dalam keadaan tertentu dibentuk juga isomer I dalam jumlah yang tertentu 4. Pembentukan Koproporfirinogen pada gugus A (Asetat) menjadi substituen metil (M) membentuk koproporfirinogen oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilasi 5. Pembentukan Protoporfirin koproporfirinogen III masuk ke dalam mitokondria dan mengalami oksidasi dekarboksilasi dari gugus propionate (P) menjadi Vinil (V) membentuk protoporfirinogen III oleh enzim koproporfirinogen oksidase yang hanya mampu bekerja pada tipe III. Yang kemudian akan mengalami oksidasi kembali dari jembatan metilen menjadi metenil membentuk protoporfirin III oleh enzim protoporfirinogen oksidase. Sintesis Heme Langkah terakhir biosintesa heme yaitu penggabungan unsur logam ( besi ferro) ke dalam protoporfirin yang dikatalisa oleh enzim heme sintetase atau ferokelatase membentuk heme, dimana proses ini terjadi di dalam mitokondria Biosintesa ini terjadi hampir di semua jaringan mammalian Aplikasi Klinis Pita Soret Fluoresensi Foto Terapi Kanker
Tumor seringkali mengambil porfrin tebih banyak dari
pada jaringan normal tissues. Thus, hematoporphyrin dapat diberikan pada pasien dengan tumor tertentu yang sesuai. Tumor tersebut kenmudian dipaparkan dengan laser Argon , yang memicu porfirin tersebut memiliki efek sitotoksik. KATABOLISME HEME Dalam keadaan normal umur sel darah merah (eritrosit) lebih kurang 120 hari , sehingga 1-2 x 108 eritrosit dihancurkan setiap jam atau dalam sehari = 6 gram hemoglobin dihancurkan. Proses degradasi ini terjadi di jaringan RES, yaitu pada bagian mikrosom dari sel RES. Bagian proteinglobin dapat dipakai kembali sebagai protein atau asam-asam aminonya dan besi masuk dalam pool besi Proses yang pertama dari katabolisme heme yang dilakukan oleh kompleks enzim heme oksigenase, di sini besi dioksidasi menjadi ferri membentuk hemin dan berikatan dengan albumin membentuk methalbumin. Selanjutnya dengan NADPH dan oksigen ditambahkan pada jembatan -metenil antara cincin pirol I dan II membentuk gugus hidroksil Dengan penambahan oksigen kembali ion ferri dibebaskan dan terbentuk karbon monooksida dan biliverdin (hijau) dari pemecahan cincin tetra pirol. KATABOLISME HEM Selanjutnya dengan bantuan enzim biliverdin reduktase pada mammalia, jembatan - metenil antara cincin pirol IV dan III di reduksi menjadi gugus metilen menjadi bilirubin yang berwarna kuning (red-orange). Akhirnya biliribin mengalami 3 proses metabolisme lebih lanjut dalam hepar, yaitu: 1.Up take oleh sel-sel hepar 2.Konjugasi bilirubin 3.Sekresi kedalam empedu TRANSFER BILIRUBIN Uptake of bilirubin by liver
hydrophobic harus diangkut dengan Albumin
- Beberapa obat yang bersifat anion, dapat menggeser ikatannya dengan Albumin, Kerusakan CNS pada infants
empedu dalam liver - Membutuhkan energi rentan terjadi gangguan pada penyakit2 liver
- unconjugated bilirubin tidak dapat
diekskresikan Jaundice (icterus) REGULASI BIOSINTESIS HEME Yang terutama memegang peranan dalam regulasi sintesa heme yaitu enzim ALA sintetase, dan heme juga bertindak sebagai inhibitor terhadap enzim ini. Sehingga diduga heme bersama suatu apo repressor menghambat sintes enzim ALA sintetase ini. Glukosa ternyata dapat meghalangi induksi ALA sintetase Insektisida, bahan karsinogen, obat-obatan, dapat meningkatkan ALA sintetase Steroid justru meningkatkan sintesa ALA sintetase. Logam berat ( Pb) KELAINAN PADA GANGGUAN METABOLISME PORFIRIN Porfiria adalah kelompok penyakait yang menunjukkan gangguan berupa ekskresi porfirin atau prekursornya. Secara garis besar porfiria dibagi: 1. Porfiria Herediter Porfiria yang disebabkan oleh karena cacat bawaan/ cacat genetik . 2. Acquired Phorphyria Kelainan porfiria yang diakibatkan dari zat-zaat yang toksik seperti, Heksachloro benzene, Pb, logam berat lainnya