Anda di halaman 1dari 14

Referat

TETANUS
Penyaji : Muhammad Alvin Robbani

Pembimbing : dr. R.A Neilan Amroisa, Sp. S, M.Kes.

SMF NEUROLOGI UNIVERSITAS MALAHAYATI


PROGRAM KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
BANDAR LAMPUNG
2017
Definisi
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai
dengan meningkatnya tonus dan spasme otot,
yang disebabkan oleh tetanospamin, suatu toksin
protein yang kuat yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani yang merupakan basil Gram
positif anaerob.
Etiologi
Clostridium Tetani:
berbentuk batang yang langsing dengan panjang 25 um dan lebar 0,3
0,5 um, termasuk gram positif dan bersifat anaerob.
membentuk spora khas seperti batang korek api (drum stick), tahan
pada suhu 100C selama 4 jam, antiseptic, dan dapat hidup di tanah
berbulanbulan bahkan sampai tahunan bila tidak terkena cahaya
tetapi mati dalam autoclaf bila dipanaskan selama 1520 menit pada
suhu 121C.
Spora >> vegetatif dalam keadaan anaerob dan berkembang biak,
Bentuk vegetatif sensitif terhadap panas dan beberapa antiseptic.
Mengeluarkan eksotoksin: teteanolisin dan tetanospamin
Tetanolisis & Tetanospamin
Tetanolisin:
diketahui dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang sehat pada
daerah yang terinfeksi dan juga dapat melisiskan selsel darah merah.

Tetanospamin:
protein dengan berat molekul 150.000 Dalton, disebut juga
neurotoksin karena toksin ini melalui beberapa jalan dapat mencapai
susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala berupa kekakuan (rigiditas),
spasme otot dan kejangkejang.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Tetanus Lokal
Tetanus Umum
Tetanus Sefalik
Tetanus Neonatorum
Diagnosis

Adanya riwayat adanya luka yang sesuai dengan masa inkubasi,


Gejala klinis: rigiditas, kekakuan dan spasme otot.
Penderita biasanya belum mendapatkan imunisasi.
Kriteria Diagnosis Menurut Albett yang
telah dimodifikasi
Trismus ringan hingga sedang, spastisitas general, tidak ada
I (Ringan) distres pernapasan, tidak ada spasme dan disfagia.
Trismus sedang, rigiditas yang tampak, spasme ringan hingga
II (Sedang) sedang dengan durasi pendek, takipnea 30 kali/menit, disfagia
ringan.
Trismus berat, spastisitas menyeluruh, spasme spontan yang
memanjang, distres pernapasan dengan takipnea 40 kali/menit,
III (Berat) apneic spell, disfagia berat, takikardia 120 kali/menit, keringat
berlebih, dan peningkatan salivasi.

Keadaan seperti pada grade III ditambah disfungsi otonom berat


yang melibatkan sistem kardiovaskuler: hipertensi menetap (>
IV (Sangat Berat) 160/100 mmHg), hipotensi menetap (tekanan darah sistolik < 90
mmHg), atau hipertensi episodik yang sering diikuti hipotensi.
Kriteria menurut Phillips
< 48 jam 5

2-5 hari 4

6-10 hari 3
Masa inkubasi 2
11-14 hari
> 14 hari 1

Internal dan umbilikal 5

Leher, kepala, dinding tubuh 4

Lokasi infeksi Ekstremitas atas 3

Ekstremitas bawah 2

Tidak diketahui 1

Tidak ada 10

Mungkin ada/ibu mendapatkan imunisasi (pada neonatus) 8

Status imunisasi > 10 tahun yang lalu 4

< 10 tahun yang lalu 2

Imunisasi lengkap 0

Penyakit atau trauma yang mengancam nyawa


10

Keadaan yang tidak langsung mengancam nyawa 8

Faktor pemberat Keadaan yang tidak mengancam nyawa 4

Trauma atau penyakit ringan 2

ASA derajat I 0

Skor tetanus ringan : <9


Skor tetanus sedang : 9-18
Skor tetanus Berat : >18
Penatalaksanaan
Umum :
Isolasi penderita untuk menghindari rangsangan
Perawatan luka dengan Rivanol, Betadin, cairan H202
Diberikan oksigen, dan kadang diperlukan tindakan trakeostomi untuk menghindari
obstruksi jalan napas (saat darurat)
Bersihkan penumpukan saliva akibat kejang dengan suction
Pemberian makanan dan minuman melalui NGT, bila pasien tidak sadar

Khusus:
Anti toksin Tetanus
Antikonvulsan
Antibiotik
Kompilakasi

Saluran pernapasan

Kardiovaskuler

tulang dan otot

Komplikasi yang lain


Pencegahan

Perawatan luka yang baik

Imunisasi pasif

Imunisasi aktif
Prognosis
Dipengaruhi oleh beberapa factor:
Masa inkubasi
Umur
Onset dari gejala
Panas
Pengobatan
Ada tidaknya komplikasi
Frekuensi kejang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai