Anda di halaman 1dari 20

ANGIOEDEMA

(INSECT BITE)Dr. Dita Permata Ayu


Internsip Puskesmas Kecamatan Kalideres
Periode Februari 2016
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M

Usia : 10 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Berat badan : 25 kg
ANAMNESA
An. M 10 tahun laki-laki, datang ke puskesmas dengan keluhan bentol
pada wajah sisi kanan sejak 1 hari yang lalu. Bentol awalnya berukuran
sebesar uang koin, tetapi dirasakan semakin lama semakin membesar hingga
ke daerah mata kanan. Orang tua pasien mengaku, sebelumnya pasien
bermain di sebuah kebun dan kemudian pasien merasakan wajahnya seperti
digigit serangga berukuran kecil. Bentol terasa perih, gatal dan memerah.
Keluhan seperti demam, lemas, tidak nafsu makan, sesak nafas, gangguan
penglihatan hingga penurunan kesadaran disangkal oleh ibu pasien. Riwayat
alergi obat dan makanan disangkal oleh ibu pasien.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal ibu pasien
Riwayat alergi obat-obatan dan makanan, disangkal ibu pasien.
Riwayat Keluarga
Riwayat alergi pada keluarga disangkal ibu pasien
Riwayat Pengobatan
Pasien belum mendapat pengobatan untuk keluhan saat ini
Lain lain
Riwayat imunisasi lengkap, riwayat tumbuh kembang pasien sesuai
dengan umur
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (GCS 15)
Nadi : 96 kali/menit
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu : 37,5 C
Status Generalis
Kepala : dalam batas normal
Mata : palpebral superior dan inferior sinistra edema, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat,
isokor (3mm/3mm), refleks cahaya +/+
THT : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : pergerakan dada simetris
Paru : sonor +/+, bunyi napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, bising usus normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-)
Status lokalis
Pada regio bucca kanan terdapat edema eritema berukuran
10cm x 5 cm. Rubor (+) Kalor (+) Dolor (+)
Pada regio ophthalmic dextra terdapat edema eritema pada
palpebra superior dan inferior dengan ukuran 5cm x 3cm.
Rubor (+) Kalor (+) Dolor (+)

Diagnosis : Angioedema ec Insect Bite


PENATALAKSANAAN
Observasi edema dan tanda-tanda distress pernafasan
CTM 3 x 2 mg
Dexamethasone tab 3 x 0,5 mg
Paracetamol tab 3 x 250 mg
Amoxicillin tab 3 x 250 mg
Edukasi keluarga pasien
Memberitahu keluarga bahwa penyakit ini membutuhkan observasi.
Apabila edema semakin membesar, ada gejala gangguan pernafasan
dan penurunan kesaradaran pasien harus dibawa ke unit gawat darurat
terdekat
Daerah wajah yang bengkak boleh dilakukan kompres air dingin untuk
membantu mengurangi bengkak
Pasien tidak memiliki pantangan dalam hal makanan
Menjelaskan bahwa pasien perlu kontrol ulang dalam 3 hari untuk
melihat perkembangan penyakitnya
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Insect bite ( gigitan serangga) adalah kelainan akibat gigitan atau
tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau allergen
yang dikeluarkan artropoda penyerang.
Insect bite reaction (reaksi gigitan serangga) adalah reaksi yang
disebabkan oleh gigitan yang biasanya berasal dari bagian mulut serangga
dan terjadi saat serangga berusaha untuk mempertahankan diri atau saat
serangga tersebut mencari makanannya
Urtikaria adalah erupsi kulit menyeluruh, menonjol, berbatas tegas,
umumnya berbentuk bulat, gatal, eritematus, dan berwarna putih di bagian
tengah bila ditekan.
Angioedema adalah pembengkakan asimetris, non pitting, dan
umumnya tidak gatal. Patofisiologi keduanya sama, akibat perembesan
plasma ke kulit superfisial pada urtikaria dan ke dalam lapisan kulit yang
lebih dalam pada angioedema. Keduanya mudah dikenali secara klinis,
bahkan juga oleh pasien atau keluarganya
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi antara pria dan wanita sama. Bayi dan anak-anak
lebih rentan terkena gigitan serangga dibandingkan orang
dewasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit ini adalah lingkungan sekitar seperti tempat mencari
mata pencaharian yaitu perkebunan, persawahan dan lain-lain.
ETIOLOGI
Insect bite reaction disebabkan oleh artropoda kelas insekta
Secara sederhana gigitan dan sengatan serangga dibagi
menjadi 2 grup Venomous (beracun) dan non-venomous
(tidak beracun).
PATOFISIOLOGI
Allergen
dari gigitan
serangga Terjadi
tersebut pelepasan Peningkatan
Gigitan Antigen mengakibat mediator permeabilit
serangga yang akan kan yaitu as vaskular
akan masuk terjadinya histamin, local pada
Pembengka
menyebabka langsung pengktifan prostaglandi jaringan
kan
n kerusakan direspon IgE yang n, submukosa
kecil pada oleh sistem melekat leukotriene, dan
kulit imun tubuh. pada serotonin, subkutaneus
permukaan asam formic .
sel mast atau kinin
atau
basophil.
GEJALA KLINIS

Pada reaksi lokal Pada reaksi lokal berat Pada reaksi sistemik atau
Rasa tidak nyaman Eritema yang luas anafilaktik
Gatal Urtikaria Pasien bisa mengeluhkan adanya
Nyeri sedang maupun berat Edema pruritis. gejala lokal sebagaimana gejala
Eritema yang tidak terkait dengan lokasi
Edema pada jaringan sekitar gigitan.
gigitan Ruam yang luas
Panas Urtikaria
Pruritus
Angioedema.
Gejala ini dapat berkembang dan pasien dapat mengalami ansietas,
disorientasi, kelemahan, gangguan gastrointestinal, kram perut pada
wanita, inkontinensia urin atau alvi, pusing, pingsan, hipotensi,
stridor, sesak, atau batuk. Seiring berkembangnya reaksi, pasien
dapat mengalami kegagalan napas dan kolaps kardiovaskuler.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium jarang dibutuhkan. Pemeriksaan
laboratorium yang sesuai harus dilakukan apabila pasien
mengalami reaksi yang berat dan membutuhkan penanganan
di rumah sakit atau dicurigai mengalami kegagalan organ
akhir atau membutuhkan evaluasi akibat infeksi sekunder,
seperti sellulitis.
Pemeriksaan mikroskopis dari apusan kulit dapat bermanfaat
pada diagnosis scabies atau kutu, namun tidak berguna pada
kebanyakan gigitan serangga
PENATALAKSANAAN
Pra rumah sakit
Perawatan luka rutin dengan sabun dan air untuk meminimalisasi kemungkinan infeksi.
Untuk reaksi lokal yang luas, kompres es dapat meminimalisasi pembengkakan.
Pemberian kompres es tidak boleh dilakukan lebih dari 15 menit dan harus diberikan
dengan pembatas baju antara es dan kulit untuk mencegah luka langsung akibat suhu
dingin pada kulit.
Medikamentosa
Antihistamin H1 generasi I, misal klorfeniramin maleat dengan dosis: 0,25
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis atau antihistamin HI generasi II yang kurang sedatif
dibandingkan yang generasi I. Contoh: cetirizin dengan dosis: 0,25 mg/kgBB/kali (usia
<2 tahun: 2 kali per hari; >2 tahun: 1 kali perhari)
Kortikosteroid jangka pendek ditambahkan bila urtikaria disertai angioedema, atau bila
urtikaria diduga berlangsung akibat reaksi alergi fase lambat
Topikal : Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam borat 3%, atau
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1-2%. Jika reaksi berat dengan gejala
sistemik, lakukan pemasangan torniket proksimal dari tempat gigitan dan diberi obat
sistemik.
Sistemik : Injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50mg.
Adrenalin 1% 0,3-0,5 ml subkutan. Kortikosteroid sistemik diberikan pada penderita
PERAWATAN UNIT GAWAT
DARURAT
Intubasi endotrakeal dan ventilator mungkin diperlukan untuk menangani
anafilaksis berat atau angioedema yang melibatkan jalan napas.
Penanganan anafilaksis emergensi pada individu yang atopik dapat
diberikan dengan injeksi awal intramuskular 0,3-0,5 ml epinefrin dengan
perbandingan 1:1000. Dapat diulang setiap 10 menit apabila dibutuhkan.
Bolus intravena epinefrin (1:10.000) juga dapat dipertimbangkan pada
kasus berat. Begitu didapatkan respon positif, bolus tadi dapat dilanjutkan
dengan infus dicampur epinefrin yang kontinu dan termonitor.
Eritema yang tidak diketahui penyebabnya dan pembengkakan mungkin
sulit dibedakan dengan sellulitis. Sebagai aturan umum, infeksi jarang
terjadi dan antibiotik profilaksis tidak direkomendasikan untuk digunakan
PROGNOSIS
Prognosis dari insect bite reaction bergantung pada jenis
insekta yang terlibat dan seberapa besar reaksi yang terjadi.
Pemberian topikal berbagai jenis analgetik, antibiotik, dan
pemberian oral antihistamin cukup membantu, begitupun
dengan kortikosteroid oral maupun topikal. Pemberian
insektisida, mencegah pajanan ulang, dan menjaga higienitas
lingkungan juga perlu diperhatikan. Sedangkan untuk reaksi
sistemik berat, penanganan medis darurat yang tepat
memberikan prognosis baik
INDIKASI RAWAT
Urtikaria yang meluas dengan cepat (hitungan menit-jam)
disertai dengan angioedema hebat, distres pernapasan, dan
nyeri perut hebat
DAFTAR PUSTAKA
Zuraw BL. Urticaria dan angioedema. Dalam: Leung DYM, Sampson HA, Geha RS, Szefler SJ, editor. Pediatric
allergy. Principles and practice. Mosby, Philadelphia. h. 574-583.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia, edisi I. Jakarta, 2004, h 7-9. American
Academy of Allergy Asthma and immunology. Diunduh dari http://www.aaaai.org/aadmc/ate/urticaria.html.
Ben-Amitai D, Metzker A, Cohen HA. Pediatric cutaneous mastocytosis: a review of 180 patients . Isr Med Assoc
J. 2005;7:320-2.5. Black AK. Unusual urticarias.J Dermatol. 2001;28:632-4.
Moffitt JE, Golden DB, Reisman RE. Stinging insect hypersensitivity: a practice parameter update. J Allergy Clin
Immunol. 2004;114 :869 886.
Leung DYM, Dreskin SC. Urticaria (hives) and angioedema. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB,
Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Ed ke-18. Philadelphia: Saunders; 2007. h. 979-84.
Moffitt, John E. MD. Allergic Reactions to Insect Bites and Stings on Southern Medical Journal, November 2003.
Insect Bites and Infestations. In : Freedberg IM at al, eds, Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 5th.
2007. USA: McGrawHill.
Amiruddin MD. Skabies. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin ; 2003.

Anda mungkin juga menyukai