Hans Hamadi Bagi orang-orang yang sedang berjauhan dengan orang yang dikasihinya, entah seorang bapak yang harus pergi merantau meninggalkan keluarganya, atau seseorang yang sedang berjauhan dengan pacar atau kekasihnya, pasti sangat suka dengan istilah jauh di mata, dekat di hati. Istilah ini sudah populer sejak lama, bahkan sejak saya masih kecil. Memang dalam beberapa hal, kita harus mengalami hal yang tidak enak, yaitu harus berpisah sementara dengan orang yang kita kasihi, entah karena pekerjaan kita, studi kita, pelayanan kita, ataupun hal-hal lain yang kita tidak bisa prediksi sebelumnya. Bangsa Israel mengalami jauh dimata ketika Yosua & tua2x Israel meninggal, mereka melakukan apa yg jahat di mata Allah Mereka jauh dr pandangan & harapan leluhur mereka, jauh pula dr pandangan Allah Allah luaskan kekuasaan diri memimpin mereka Mereka berbakti kpd baal, mempercayai jampi, mempercayai ahli nujum, mendengar nasehat org pintar Mereka jauh dimata Allah Banyak org didekat mata kita, istri kita, anak-anak kita, org tua kita, sdr2x kita, tetangga kita, . . . . Namun mengapa isi pembicaraannya adalah GOSIP . . . Gosok semakin Siip. Melakukan, membicarakan hal-hal yg tdk berguna, . . . .membuang energi, tdk jadi berkat, membuat stikma membuat jurang pemisah iblis sungguh untung Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan bersebelahan. Nisan yang satu bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Peter yang meninggal karena terlalu banyak makan gandum". Sedangkan nisan yang lain bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Akharia yang meninggal karena gandum Peter tidak pernah singgah di sini". Sebuah sindiran yang sangat mengena bagi kita. "Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin, kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik Secara fisik mereka terpisah jauh satu sama lain, namun hubungan yg pernah terjalin membawa masing-masing pribadi dekat walau tdk bersama Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh- sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. (1 Tes 2:17) JemaatTesalonika sendiri mungkin bukan jemaat yang paling dikasihi Paulus. Tetapi jemaat Tesalonika adalah salah satu dari jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus. Paulus hanya sebentar saja berada di Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain untuk meneruskan pelayanannya. Itulah mengapa dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus mengatakan bahwa walaupun Paulus seketika terpisah dengan mereka, yaitu jauh di mata, akan tetapi mereka selalu dekat di hati (ay. 17a). Bahkan Paulus sendiri mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk ingin bertemu kembali dengan jemaat Tesalonika dan telah berusaha untuk datang menjenguk mereka (ay. 17). Keinginan Paulus ini sangat kuat bahkan ia sudah beberapa kali berniat untuk datang ke Tesalonika, tetapi Iblis selalu mencegah Paulus untuk datang (ay. 18). Rasa kasih dan rindu ini memang tidak datang begitu saja. Ada suatu chemistry antara Paulus dengan jemaat-jemat yang dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat Tuhan adalah pengharapan dan sukacita bagi Paulus. Mereka adalah mahkota kemegahan bagi Paulus ketika Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya (ay. 19). Ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, s ada dua pertanyaan yang diajukan Tuhan kepada kita: Pertama, apakah kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus? Dan yang kedua, apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan Yesus?. Berbahagialah orang-orang seperti Paulus karena mereka akan mampu menjawab pertanyaan kedua dengan kepala yang tegak, karena mereka memiliki bukti nyata yaitu jemaat-jemaat yang telah mereka layani. Merekalah kemuliaan dan sukacita bagi Paulus di hadapan Tuhan (ay. 20). Mungkin saat ini ada di antara kita yang merindukan keluarga kita, kekasih kita, atau teman dekat kita. Itu tidak salah. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita juga merindukan orang-orang yang kita dahulu pernah kita layani, atau merindukan para pemimpin rohani kita. Bukan tanpa alasan kita merindukan mereka, karena kita pun harus selalu mendoakan mereka karena merekalah sukacita bagi kita di hadapan Tuhan. Walaupun kita harus berjauhan secara jarak, tetapi doa mampu menembus segala jarak dan membuat kita yang jauh menjadi dekat. Sudahkah kita mendoakan mereka, sehingga mereka yang jauh di mata tetap dekat di hati kita?
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. 2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu -- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali --, tetapi Iblis telah mencegah kami. 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan- Nya, kalau bukan kamu? 2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. Ini adalah suatu realita yg terjadi pada diri kita, . . . .bagian ini menjadi penyebab kita tdk masuk surga Seorang pengasuh sekolah minggu mengajukan pertanyaan kpd anak2 sekolah minggunya, kalau kakak menolong org sakit, kk msk surga tdk, anak a menjawab tdk, kk melanjutkan kalau kk merawat org tua juga tdk Kalau kk memberi makan & tumpangan kpd org yg membutuhkan, anak yg lain menjawab tidak masuk surga. . . .bgm cara masuk surga? kk hrs mati dulu Itu adalah konsep & pemahaman yg tertanam dlm diri anak-anak skl minggu bahwa tdk ada jln lain utk msk surga selain harus mati Prinsip yg salah ini terbawa dlm perjalanan hidup kita, . . . .dlm doa makan kita Allah tolong org2 di sekitar kita yg membutuhkan makan . . . .makanan di rumah sampai basi, busuk, rusak, kita buang percuma, namun doa ini tdk pernah terhenti kita doakan Pengalaman kita yg lain, . . .ketika ada masalah hati kita menjauh dr org2 yg kita kasihi saling mengasihi, . . .suami, istri, anak, org tua, tetangga, jemaat, gembala, pasti jauh juga dr Tuhan Pada saat kita marah, . . .jaraknya dr kita Cuma 1meter kita berteriak, Perbedaan org marah dan jatuh cinta, . . . org marah hatinya menjauh, org jatuh cinta hatinya mendekat, . . .hampir2 tdk bicarapun sdh dipahami "Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin-kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik. Namun, atas perumpamaan Tuhan yang satu ini berlaku prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di mata, jauh di hati". Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si orang kaya. Hanya "... dekat pintu rumah orang kaya itu" (ayat 20). Begitu dekatnya ia untuk disapa, diperhatikan, dan ditolong. Namun, Lazarus malah mati mengenaskan dalam kemiskinan. Sangat kontras jika dibandingkan dengan kemakmuran "si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya. Persis seperti karikatur di atas. Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu terjadi, jika orang-orang terdekat dari orang yg menderita mau berbuat sesuatu.Tuhan mengizinkan kedekatan fisik terjadi agar kita tergerak berbagi kasih dgn mereka. Dgn anak yg perlu diperhatikan & tetangga yg sakit; dgn nenek yg duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja & Bi Inem yg ayahnya (di desa) sakit keras; dgn Pak Pos yg rutin mengantar surat ke rumah kita dan Pak Jo yg setia mengangkut sampah dr rumah kita. Dan banyak lagi. Ya, mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia tempat di hati kita bagi mereka HIDUP ADALAH PERJUANGAN JATUH BERDIRI LAGI, KALAH MENCOBA LAGI GAGAL BANGKIT LAGI SAMPAI TUHAN BERKATA WAKTUNYA UNTUK KAMU PULANG