Anda di halaman 1dari 24

EBEN HAIZER

KOTARAJA, 25 OKTOBER 2015


Hans Hamadi
Bagi orang-orang yang sedang
berjauhan dengan orang yang
dikasihinya, entah seorang bapak yang
harus pergi merantau meninggalkan
keluarganya, atau seseorang yang
sedang berjauhan dengan pacar atau
kekasihnya, pasti sangat suka dengan
istilah jauh di mata, dekat di hati. Istilah
ini sudah populer sejak lama, bahkan
sejak saya masih kecil.
Memang dalam beberapa hal, kita harus
mengalami hal yang tidak enak, yaitu
harus berpisah sementara dengan orang
yang kita kasihi, entah karena pekerjaan
kita, studi kita, pelayanan kita, ataupun
hal-hal lain yang kita tidak bisa prediksi
sebelumnya.
Bangsa Israel mengalami jauh dimata
ketika Yosua & tua2x Israel meninggal,
mereka melakukan apa yg jahat di mata
Allah
Mereka jauh dr pandangan & harapan
leluhur mereka, jauh pula dr pandangan
Allah
Allah luaskan kekuasaan diri
memimpin mereka
Mereka berbakti kpd baal,
mempercayai jampi, mempercayai ahli
nujum, mendengar nasehat org
pintar
Mereka jauh dimata Allah
Banyak org didekat mata kita, istri kita,
anak-anak kita, org tua kita, sdr2x kita,
tetangga kita, . . . . Namun mengapa isi
pembicaraannya adalah GOSIP . . .
Gosok semakin Siip.
Melakukan, membicarakan hal-hal yg tdk
berguna, . . . .membuang energi, tdk jadi
berkat, membuat stikma membuat
jurang pemisah iblis sungguh untung
Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan
bersebelahan.
Nisan yang satu bertuliskan,
"Di sini terbaring jenazah Peter yang
meninggal karena terlalu banyak makan
gandum". Sedangkan nisan yang
lain bertuliskan, "Di sini terbaring
jenazah Akharia yang meninggal
karena gandum Peter tidak pernah
singgah di sini". Sebuah sindiran
yang sangat mengena bagi kita.
"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan
ungkapan yang indah tentang
kedekatan batin, kedekatan batin yang
terjalin meski tak berjumpa
secara fisik
Secara fisik mereka terpisah jauh satu
sama lain, namun hubungan yg pernah
terjalin membawa masing-masing
pribadi dekat walau tdk bersama
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
Tetapi kami, saudara-saudara, yang
seketika terpisah dari kamu, jauh di
mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-
sungguh, dengan rindu yang besar, telah
berusaha untuk datang menjenguk
kamu. (1 Tes 2:17)
JemaatTesalonika sendiri mungkin bukan
jemaat yang paling dikasihi Paulus. Tetapi
jemaat Tesalonika adalah salah satu dari
jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus.
Paulus hanya sebentar saja berada di
Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain
untuk meneruskan pelayanannya. Itulah
mengapa dalam suratnya kepada jemaat di
Tesalonika, Paulus mengatakan bahwa
walaupun Paulus seketika terpisah dengan
mereka, yaitu jauh di mata, akan tetapi
mereka selalu dekat di hati (ay. 17a).
Bahkan Paulus sendiri mengatakan
bahwa ia sangat rindu untuk ingin
bertemu kembali dengan jemaat
Tesalonika dan telah berusaha untuk
datang menjenguk mereka (ay. 17).
Keinginan Paulus ini sangat kuat bahkan
ia sudah beberapa kali berniat untuk
datang ke Tesalonika, tetapi Iblis selalu
mencegah Paulus untuk datang (ay. 18).
Rasa kasih dan rindu ini memang tidak
datang begitu saja. Ada suatu chemistry
antara Paulus dengan jemaat-jemat yang
dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat
Tuhan adalah pengharapan dan sukacita
bagi Paulus. Mereka adalah mahkota
kemegahan bagi Paulus ketika Tuhan
Yesus datang untuk yang kedua kalinya
(ay. 19).
Ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, s
ada dua pertanyaan yang diajukan Tuhan
kepada kita: Pertama, apakah kita sudah percaya
kepada Tuhan Yesus? Dan yang kedua, apa yang
sudah kita lakukan bagi Tuhan Yesus?.
Berbahagialah orang-orang seperti Paulus
karena mereka akan mampu menjawab
pertanyaan kedua dengan kepala yang tegak,
karena mereka memiliki bukti nyata yaitu
jemaat-jemaat yang telah mereka layani.
Merekalah kemuliaan dan sukacita bagi Paulus
di hadapan Tuhan (ay. 20).
Mungkin saat ini ada di antara kita yang merindukan
keluarga kita, kekasih kita, atau teman dekat kita. Itu
tidak salah. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita
juga merindukan orang-orang yang kita dahulu
pernah kita layani, atau merindukan para pemimpin
rohani kita. Bukan tanpa alasan kita merindukan
mereka, karena kita pun harus selalu mendoakan
mereka karena merekalah sukacita bagi kita di
hadapan Tuhan. Walaupun kita harus berjauhan
secara jarak, tetapi doa mampu menembus segala
jarak dan membuat kita yang jauh menjadi dekat.
Sudahkah kita mendoakan mereka, sehingga mereka
yang jauh di mata tetap dekat di hati kita?

Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20


2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika
terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di
hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar,
telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.
2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada
kamu -- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali --,
tetapi Iblis telah mencegah kami.
2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau
sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di
hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-
Nya, kalau bukan kamu?
2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita
kami.
Ini adalah suatu realita yg terjadi pada
diri kita, . . . .bagian ini menjadi
penyebab kita tdk masuk surga
Seorang pengasuh sekolah minggu
mengajukan pertanyaan kpd anak2
sekolah minggunya, kalau kakak
menolong org sakit, kk msk surga tdk,
anak a menjawab tdk, kk melanjutkan
kalau kk merawat org tua juga tdk
Kalau kk memberi makan & tumpangan
kpd org yg membutuhkan, anak yg lain
menjawab tidak masuk surga. . . .bgm
cara masuk surga? kk hrs mati dulu
Itu adalah konsep & pemahaman yg
tertanam dlm diri anak-anak skl minggu
bahwa tdk ada jln lain utk msk surga
selain harus mati
Prinsip yg salah ini terbawa dlm
perjalanan hidup kita, . . . .dlm doa
makan kita Allah tolong org2 di
sekitar kita yg membutuhkan
makan . . . .makanan di rumah
sampai basi, busuk, rusak, kita
buang percuma, namun doa ini tdk
pernah terhenti kita doakan
Pengalaman kita yg lain, . . .ketika
ada masalah hati kita menjauh dr
org2 yg kita kasihi saling
mengasihi, . . .suami, istri, anak, org
tua, tetangga, jemaat, gembala, pasti
jauh juga dr Tuhan
Pada saat kita marah, . . .jaraknya dr
kita Cuma 1meter kita berteriak,
Perbedaan org marah dan
jatuh cinta, . . . org marah
hatinya menjauh, org jatuh
cinta hatinya mendekat, . .
.hampir2 tdk bicarapun sdh
dipahami
"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan
ungkapan yang indah tentang
kedekatan batin-kedekatan batin yang
terjalin meski tak berjumpa
secara fisik. Namun, atas perumpamaan
Tuhan yang satu ini berlaku
prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di
mata, jauh di hati".
Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si
orang kaya. Hanya "... dekat pintu
rumah orang kaya itu" (ayat 20). Begitu
dekatnya ia untuk disapa,
diperhatikan, dan ditolong. Namun, Lazarus
malah mati mengenaskan
dalam kemiskinan. Sangat kontras jika
dibandingkan dengan kemakmuran
"si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya.
Persis seperti karikatur
di atas.
Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu
terjadi, jika orang-orang terdekat dari orang yg menderita
mau berbuat sesuatu.Tuhan mengizinkan kedekatan fisik
terjadi agar kita tergerak berbagi kasih dgn mereka. Dgn
anak yg perlu diperhatikan & tetangga yg sakit; dgn
nenek yg duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja
& Bi Inem yg ayahnya (di desa) sakit keras; dgn Pak Pos
yg rutin mengantar surat ke rumah kita dan Pak Jo yg
setia mengangkut sampah dr rumah kita. Dan banyak lagi.
Ya, mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia
tempat di hati kita bagi mereka
HIDUP ADALAH PERJUANGAN
JATUH BERDIRI LAGI,
KALAH MENCOBA LAGI
GAGAL BANGKIT LAGI
SAMPAI TUHAN BERKATA
WAKTUNYA UNTUK KAMU
PULANG

Anda mungkin juga menyukai