ANGIOEDEMA
Pembimbing :
dr. Dame Maria Pangaribuan Sp.KK
Oleh:
Pasu Theresia Br. Tarigan
Pseudoallergic
angioedema
Vasodilatasi dan
Disertai dengan
Menurunnya peningkatan
adanya mediator
integritas vaskular permeabilitas
inflamasi
pembuluh darah
Allergic Non-allergic
Angioedema
Angioedema angioedema
Ekstravasasi cairan
ANGIOEDEMA
ke dalam jaringan
Idiopathic
angioedema
Allergic Angioedema
Reaksi Tipe
Akan muncul 30 menit- 2 jam setelah
terpajan alergen I Ig E
Degranulasi Sel
Allergic Mast Basofil
Angioedema
Eritema Multiforme
Vaskulitis Urtikarial
Dermatitis Herpetiformis
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Menghindari faktor pencetus
Medikamentosa
Antihistamin
Epinefrin untuk kasus darurat pada HAE
Komplikasi
Normalnya, urtikaria tidak menimbulkan
komplikasi meskipun rasa gatal yang
ditimbulkan akan mempengaruhi aktivitas
sehari-hari bahkan menyebabkan depresi.
Pada reaksi anafilaktik akut, edema pada
laring merupakan komplikasi paling serius,
bisa menyebabkan asfiksia, dan edema pada
trakeobronkial bisa menyebabkan asma.
Prognosis
Jika angioedema mempengaruhi tenggorokan,
itu dapat mengganggu jalan napas dimana
dapat mengancam kehidupan seseorang. Pada
kasus yang jarang, angioedema dapat
berkembang menjadi syok anafilaksis, dimana
memerlukan penanganan yang darurat, untuk
mempertahankan jalan napas, tekanan darah,
dan fungsi jantung dan mengurangi gejala.
Kesimpulan
Angioedema adalah pembengkakan yang dsebabkan oleh meningkatnya permeabilitas
vaskular pada jaringan subkutan kulit, lapisan mukosa, dan submukosa, juga dapat mengenai
saluran napas, saluran cerna, dan organ kardiovaskular. Istilah lainnya seperti giant urticaria,
Quincke edema, dan angioneurotic edema.
Angioedema dapat terjadi pada segala tingkatan usia. Orang-orang dengan predisposisi untuk
terjadinya angioedema peningkatan frekuensi serangan setelah dewasa dan insidensi
puncaknya terjadi pada decade ketiga. Reaksi alergi terhadap makanan paling sering pada
anak-anak. Pasien dengan HAE, onset gejala sering kali terjadi di usia pubertas. Usia rata-rata
pada pasien dengan angioedema karena induksi oleh ACE-inhibitor adalah 60 tahun.
Angioedema idiopatik paling sering terjadi pada usia 30-50 tahun dibandingkan grup usia
lainnya.
Manifestasi klinis angioedema yaitu rasa panas, nyeri, bengkak, dan kadang-kadang terasa
gatal. Pada kasus yang jarang, dapat disertai dengan suara serak/parau, tenggorokan yang
bengkak, atau masalah pernapasan.
Dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan klinis yang cermat serta pembantu diagnosis
yang meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan histopatologik dapat membantu
menegakkan diagnosa angioedema. Pengobatan yang paling ideal tentu saja mengobati
penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Dan pemberian epinefrin
dapat diberikan pada orang yang sebelumnya memiliki riwayat gejala yang berat.
Daftar Pustaka
Aisah S. Urtikaria. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: FKUI;2005.h.169-75
Kaplan AP. Urticaria and angioedema. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editor. Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine. Edisi ketujuh. New York: McGraw-Hill
Medical;2009.h.330-42
Djuanda A. Vaskulitis kutis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: FKUI; 2005.h.337-8
Wilkerson RG. Angioedema In the Emergency Departement: An Evidence
Based Review. Emergency Medicine Practice [online].2012. [cited 2016,
Feb 20]. Available from: http://www.ebmedicine.net
Angioedema. University of Maryland Medical Center[online].Available
from: http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/angioedema.
Bingham CO. An overview of Angioedema: Pathogenesis and Causes.
Official reprint from UpToDate[online].2010. [cited 2016,Feb 20]. Available
from: www.uptodate.com.