Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

Angioedema in the Emergency Department: A Practical Guide


to Differential Diagnosis and Management

Pembimbing:
dr. Heryanto Syamsudin, Sp.KK

Disusun Oleh:
Ihsan Alwi (2017730057)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin


RS Islam Jakarta Sukapura
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Periode 24 Januari – 26 Februari 2022
ABSTRAK

• Angioedema merupakan kasus umum yang ditemukan di UGD, terutama angioedema pada saluran
nafas.
• Review ini bertujuan untuk memberikan panduan terkait diagnosis dan manajemen angioedema yang
di mediasi oleh bradykinin ataupun histamin.
• Bentuk paling umum yang ditemukan di UGD adalah angioedema yang di mediasi oleh histamin.
• Angioedema bradykinin disebabkan multifaktoral seperti induksi ACE inhibitor, maupun defek
herediter pada C1-INH.
• Dari review ini mengatakan beberapa dekade terakhir, ditemukan banyak kasus angioedema yang di
mediasi oleh induksi ACE inhibitor.
LATAR BELAKANG
Invasi Aktivasi Pelepasan
alergen IgE sel mast
• Angka kejadian angioedema dan atau
urtikaria di AS sekitar 25% dan >
Histamin
1.000.000 jiwa kunjungan UGD tiap Angioedema
dilepaskan
tahunnya, (110.000) diantaranya
digolongkan sebagai angioedema.
• Sekitar 30% kunjungan UGD di AS Perubahan
prekallikrein kinninogen
disebabkan oleh angioedema karena menjadi kallikrein
induksi ACE-I
• Angioedema mediasi bradykinin jarang B2 reseptor Bradikinin
terjadi, sehingga tidak ada protocol yang
diterapkan di UGD
Angioedema
KLASIFIKASI

ANGIOEDEMA DI MEDIASI ANGIOEDEMA DI MEDIASI


HISTAMIN BRADIKININ

• Hipersensitivitas yang diperantarai oleh IgE


tipe I dari degranulasi sel mast.
• Terjadi setelah sensitisasi allergen terhadap
sengatan, makanan, ataupun obat-obatan Angioedema Angioedema
• Sering muncul bersamaan dengan urtikaria, Herediter Induksi ACE-I
edema mereda dalam 24-37 jam.
Angioedema
Didapat
Respon terhadap kortikosteroid,
antihistamin & epinefrin

Mengi
KLASIFIKASI

• Timbul dari mutasi gen untuk inhibitor C1-INH  Konsentrasi plasma C1-INH
rendah  Akumulasi bradykinin  Angioedema.
ANGIOEDEMA • Mempengaruhi sekitar 1:50.000 orang
HEREDITER • Gejala: muncul dermatografis 2-3 menit post pelepasan histamin/bradykinin dan
menimbulkan edema. Didapat riwayat edema mendadak subkutan/submukosa pada
keluarga

• Disebabkan oleh reaksi alergi yang diperantarai IgE dan pada orang yang memiliki
ANGIOEDEMA riwayat atopi.
DIDAPAT • Angioedema bradikinin yang berkembang dikemudian hari.
• Prevalensi 1:100.000 hingga 1:500.000
• Gejala: dermatografis

• Mencegah perubahan bradykinin menjadi metabolit tidak aktif dan memperpanjang


ANGIOEDEMA efek potensial sehingga terjadi akumulasi bradykinin  angioedema.
INDUKSI ACE-I • Gejala: terlokalisir di wajah atau saluran cerna atas, berupa eritema tanpa gatal
berlangsung 24-72 jam.
MANAJEMEN UGD
Observasi pasien 4-6 jam
setelah timbul gejala

STADIUM ANGIOEDEMA:
Infus kristaloid pada
(1) Terbatas pada wajah dan bibir Terdapat gejala pasien dengan
anafilaksis imbalance elektrolit /
(2) Edema Palatum mole
risiko hipotensi
(3) Edema Lingual
(4) Edema laring Epinefrin 0,2-0,5 mg (IM)
Berikan oksigen pada
dapat diulang 5-15 menit
pasien dengan hipoksia
observasi dalam 24 jam
dan persiapan intubasi
TATALAKSANA ANGIOEDEMA: terkait anafilaksis berulang

• Stadium 1 dan 2 rawat jalan


• Stadium 3 rawat inap Post evaluasi dan patensi
airways  identifikasi &
• Stadium 4 rawat inap ICU.
eliminasi faktor pencetus
• Terapi Antihistamin H1 generasi pertama untuk angioedema yang dimediasi oleh alergi
 dipenhidramin 25-50 mg/4 jam (IV), pada anak 1 mg/kgbb.
• Antihistamin H1 generasi kedua  cetirizine 10 mg/hari
• Glukokortikoid  Methylprednisolone 125mg/(IV)
KESIMPULAN

• Angioedema terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler akibat mediator inflamasi sehingga timbul edema
berbatas tegas, pucat dan tidak gatal yang melibatkan lapisan yang lebih dalam dari kulit yaitu dermis, jaringan
subkutan, mukosa dan submukosa. Angioedema dapat timbul bersamaan dengan urtikaria sehingga bisa disertai
gatal-gatal dan kemerahan.
• Berdasarkan penyebabnya, Angioedema dibedakan menjadi Angioedema yang diperantarai histamin, dan
Angioedema yang diperantarai bradykinin (angioedema herediter, angioedema didapat, dan angioedema induksi
ACE-I).
• Stadium angioedema dibagi menjadi 4 : (1) edema terbatas pada wajah dan bibir; (2) edema pada palatum mole,
(3) edema pada lingual; (4) edema pada laring.
• Tatalaksana manajemen angioedema di UGD dapat dilakukan sesuai alur diatas, usahakan jalan napas bersih,
kemudian lakukan tatalaksana lanjutan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai