Anda di halaman 1dari 36

Dialog, Diskusi, Debat

Triono Soendoro
RDS
Apakah Dialog itu?
Apakah Diskusi?
Apakah Debat?
Apakah Debat Kusir?
Bagaimana Mempraktekkan?
Dia-logos: Arti (Yunani)
Dia : melalui/satu sama lain
Logos : makna yang mengalir
Dialog IGD: Penyelidikan bersama yang
berkelanjutan terhadap pengalaman
setiap hari dari apa yang kita anggap
semestinya
Menuju shared meaning/pemahaman
makna bersama
Dia-logos: Sasaran
Adalah untuk membuka wadah
sebagai area baru bagi penyelidikan
(eksplorasi gagasan/pendapat)
sehingga sadar atas konteks seputar
perjalanan tim
Merasakannya ketika mengalami
keunggulan dan keutuhan
Wadah analog dengan IKLIM:
sejuk/panas
Dia-logos & TIM: Prinsip
Basket: bukan cetak goalego prestasi
Berbagai carafokus potensi kolektif
Bukan disiplin meningkatkan keahlian,
komunikasi
Keselarasanberfungsi keseluruhan
Adalah peningkatan kapasitas utk berpikir
dan bertindak dg cara yang sinergis dg
koordinasi penuh & rasa persatuan; krn
anggota tim saling mengenal hati dan
pikiran (saling berterima)
Dialog: Makna
Tidak bertujuan untuk menang, tetapi
untuk mendapatkan pemahaman, yang
melampaui pemahaman setiap orang
Masing-masing mendapatkan pemahaman
yang tidak dapat dicapai oleh tiap individu,
bila ia berfikir sendiri
Individu menggali isu-isu kompleks dari
berbagai sudut pandang
Dialog: Menuju Cerdas
Thought atau fikiran sebagian besar
adalah fenomena kolektif
Fikiran secara terisolasi umumnya
tidak koheren dan bersifat
konterproduktif
Fikiran adalah fenomena sistemik
yang muncul akibat bagaimana kita
berinteraksi (verbal) dengan sesama
Dialog: Kekuatan
Kekuatan dialog terletak pada sinergi
yang dihajatkan
Tidak ada sinergi tanpa adanya
pemahaman yang memadai, tentang
perspektif masing2 pembicara
Kemenangan adalah tujuan dari
diskusi tradisionalbagaimana agar
ide kita diterima kelompok--- bukan
tujuan dari dialog
Dialog - Diskusi Mahir - Debat

Debat yang Diskusi yang


kasar sopan Dialog
Diskusi
Mahir

Lebih Lebih disesuaikan dengan sumber-


Konvensional sumber pemikiran kelompok dan
membawanya ke permukaan
Diskusi Tradisionil vs Mahir
Mengadu gagasan, Gali isu2 dan makna
mana yang terkuat baru mendalam, tetapi
Meremehkan arah pemikiran
pembelajaran konvergen
Tergantung siapa yang Putusan, kesepakatan,
mengatakannya prioritas2
Dominan aspek Utk mencapai tujuan
pembelaan penutup
Buruk untuk kerjasama
tim
Dialog vs Debat
Keseluruhan Membahas isyu bagian
Melihat interkoneksi (reduksi)
Eksplorasi, penemuan, Melihat perbedaan antar
wawasan bagian
Belajar melalui rasa Justifikasi, bertahan pada
ingin tahu asumsinya
Menuju pemahaman Mempengaruhi, argumen,
makna bersama telling
Tujuan: bukan Mencapai kesepakatan
mencapai sepakat tentang istilah
Jenjang kesimpulan Untuk menang
EVOLUSI Undangan Fase 1
Ketidakstabilan
DIALOG Percakapan
dari wadah
(berbelok bersama)
Pertimbangan yang mendalam
(mempertimbangkan secara mendalam)

Krisis Inisiatif Fase 2


Ketidakstabilan
Diskusi Penggantungan dalam wadah
(memecah-mecah) (menggantung di depan)
Fase 3
Krisis Penggantungan Penyelidikan
Dialog (aliran makna)
Debat Diskusi mahir dalam wadah
(menjatuhkan) (aliran pembicaraan: Krisis Rasa Sakit Bersama
analisis logis)
Fase 4
Metalog Kreativitas
(makna bergerak bersama, diantara) dalam wadah
Dialog dan Kolega
Hilangkan kebiasaan untuk harus
didengar
Hilangkan kebiasaan menjadi
pengikut ide orang lain
Belajar agar membuat Dialog menjadi
menyenangkanbermain dengan ide,
mengevaluasi dan mengujinya
Dialog, Kolega, dan Hirarki
Pandanglah lawan sebagai kolega
yang memiliki pandangan yang
berbeda
Dalam dialog, perbedaan pendapat
dilihat sebagai sarana untuk
menemukan pandangan yang baru
bersama
Hierarchy is antithetical to dialogue
Dialog: Idealnya

Belajar tidak memberikan


value judgement
(interupsi sebelum usai)
Fase Perubahan Dialog
Fase pertama:
membangun interaksi simetris
belajar menjadi pendengar (syarat
keberterimaan)
Fase kedua: membongkar
asumsimenahan rasa sakit
Fase ketiga: sintesis/konstruksi
dunia baru
Membangun Interaksi Yang
Simetris: Langkah Awal
1. Membangun kepercayaan
(trust)
2. Menerima orang lain tanpa
syarat (keberterimaan tanpa
syarat)
Membangun Trust (1)
Perhatian/fokus
Kepedulian yang tulus untuk memahami
gagasan orang lain
Motif terselubung (niat dan ekspresi
tidak konsisten)
Memanfaatkan posisi untuk keuntungan
diri
Membangun Trust (2)
Mendengarkan dengan penuh empati
Mendengarkan:
memberikan perhatian yang mendalam
dan tulus--- dengan mata yang terbuka
dan melihat, dengan pikiran yang terbuka
dan belajar, serta dengan hati yang
terbuka dan merasa (Cooper and Sawaf, 97)

Dimulai dari diri: membangun kemampuan


mendengarkan
Membangun Trust (3)
Belajar memahami jalan pikiran
pembicara (kita terbiasa mengikuti
jalan pikiran sendiri)
Menahan memberikan value judgment
Mengeksplisitkan asumsi-asumsi
Membangun shared meaning
Belajar bertindak sesuai shared
meaning
Saling Berterima: Tanpa Syarat
Kesejajaran dalam hubungan, melahirkan
ruang interaksi yang rileks, tidak tegang.
Muncul plastisitas dalam interaksi; lahirlah
toleransi, kreativitas, dan potensi
kecerdasan.
Semua orang dalam tim akan memiliki
kecerdasan yang semakin berkembang.
Kesejajaran juga bermakna pengakuan,
terhadap adanya intelegensi yang sama,
dalam suatu tim.
Plastisitas & Kesejajaran
Kesejajaran dalam hubungan, melahirkan
ruang interaksi yang rileks, tidak tegang.
Muncul plastisitas dalam interaksi; lahirlah
toleransi, kreativitas, dan potensi
kecerdasan.
Semua orang dalam tim akan memiliki
kecerdasan yang semakin berkembang.
Kesejajaran juga bermakna pengakuan,
terhadap adanya intelegensi yang sama,
dalam suatu tim.
Tipe Pembelajar: Dialog-Diskusi
Lebih A
konkret Tindakan
terkoordinasi Perenungan
umum
Pemikir
Divergen
D B
Perencanaan
Makna
bersama
bersama

Lebih
C
abstrak

Lebih banyak Lebih banyak


tindakan perenungan
Belajar Mempraktekkan
1) Bukan sekedar akuisisi informasi, ia
adalah sebuah tranformasi hidup
bersama.
2) Transformasi dalam proses melakukan
sesuatu bersama dengan orang lain.
3) Bila kita belajar mendengar, ia akan
menjadi mitra kita.
Pembelajaran Terstruktur
Core group sebagai inkubator ide
tempat mempraktikkan teori
Digerakkan oleh komitmen, bukan
oleh otoritas (learning driven)
Virtuous reinforcing cycle
Pohon & Hutan
Daya Pemersatu: POHON
Pohon: batang, cabang, daun, dan akar
Pohon tak berdaun, perbedaan antar cabang
tampak jelas.
Pohon rimbun, cabang2 tampak terhubung.
Dipandang dari jauh, daun-2 kehilangan ciri
khasnya dan saling mengaburkan.
Makna?
Daun-2 mencairkan ketegangan antar cabang,
merangkul cabang dalam kesatuan yang lebih
tinggi.
Kesatuan dlm Keberagaman
llmuwan mempelajari daunnya, bukan
pohonnya.
TUPOKSI, akibatkan FRAGMENTASI2, konflik
Jadi, pohon, daun, akar, dan batang
tubuhnyadisebut kesatuan dalam
keragaman.
berlawanan: memahaminya kita harus
berpikir dengan memakai logika sintetik
Wawasan berpikir (sistem) keseluruhan,
bukan bagian2, bukan daun.
Mendung & Cerah
Mendung: benda-2 yang kita lihat tidak
seterang dibawah cuaca terang; namun, kita
dapat menengadah ke arah matahari
Cerah: sulit menatap matahari (bisa buta);
namun, sumber cahaya tidak bisa dilihat.
Apa Makna/Artinya?
Makin terang sesuatu, makin sukar bagi kita
untuk mengamatinya.
Hari terang, benda yang diteranginya bisa
dipandang dengan lebih jelas....
Kemauan: MAKNA
Harus ada Niat untuk melakukan sesuatu:
ekspresinya KATA yaitu JANJI
Adalah ikatan diri atau komitmen diri yang dibuat
secara sadar dan bebas untuk melakukan sesuatu,
dan tidak memberikan ruang untuk melakukan
sesuatu yang lainnya.
Janji juga bersifat self causal yang berarti
bahwa sesuatu itu kita lakukan bukan karena
suatu sebab tertentu yang lain (rasional,
emosional, material dll) selain karena janji itu
sendiri.
Kemauan: TAHAP
Step I : berkaitan dengan niat dan janji
untuk melakukan sesuatu.
Step II: memenuhi janji atau melakukan
tindakan sesuai janji dan disebabkan
karena janji.
Jadi anatomi kemauan/kehendak adalah
adanya (1) Niat dan janji untuk melakukan
sesuatu,
(2) melakukan sesuatu itu karena (1).
Problem KEMAUAN: Tanda?
Berkaitan dan tidak dengan (1) dan (2)
Jadi, karena kemauan memang tidak
pernah ada, yang ada hanya baru
keinginan, keinginan yang masih lemah.
Motivasi intrinsik, simptom dari kuatnya
fragmentasi, niat, dan tindakan
dayacipta (akal), dayamau (kehendak)
Outward vs inward looking
Orientasi Kreatif Orientasi Reaktif

Apa yang ingin saya ciptakan Siapa yang


untuk orang2 yang saya melakukan hal ini
pedulikan? Bagaimana saya kepada saya?
menciptakan situasi ini?
Perbaikan Kinerja:
Self dan Team Learning

Lepaskan-lah
Belenggu Mereka
Karyawan kita adalah
sumber SDM terbaik
kita.
Teamwork Climate
Together
Everyone
Achieves
More

Nobody wins until we all do!

Anda mungkin juga menyukai