Anda di halaman 1dari 18

Section 2.

Structure of breeding programmes (definitions)


2.3 Examples of breeding structures (The tier system)

One tier breeding structure


Ciri-ciri dari struktur breeding satu tingkat :
Pengganti pejantan dan induk di dalam populasi
adalah anak atau keturunannya sendiri;
Lebih sedikit pejantan dibanding induk yang
diperlukan untuk reproduksi, sehingga pejantan
dapat diseleksi lebih intensif dan induk-induk tidak
dapat diseleksi atau di seleksi dengan intensitas
lebih kecil.

Persyaratan yang harus diperhatikan :


Informasi harus tersedia pada ternak-ternak untuk
mengetahui pejantan terbaik;
Kondisi perkawinan harus menyeluruh. Pejantan
afkir jangan DIKAWINKAN dengan induk-induk.
Pejantan tersebut dapat digemukan, di kastrasi,
atau menjadi bagian dari kelompok betina.
Two tier breeding structure
Ciri-ciri dari struktur breeding dua tingkat :
Struktur breeding ini merupakan yang paling
banyak diterapkan dalam sistem peternakan.
Struktur pertama adalah NUCLEUS (Peternakan
Inti), yaitu sekelompok peternakan yang
melakukan seleksi dan peningkatan mutu genetik
dimana ternak pengganti dihasilkan dan diseleksi
di dalam peternakan tersebut dengan level genetik
tinggi. Peternakan tersebut dikenal pula dengan
nama Peternakan Pembibit (Stud Breeders).
Struktur kedua adalah COMMERCIAL FARMERS (
Peternakan Komersial), yaitu peternakan yang
lebih fokus terhadap usaha produksi dan kurang
memperhatikan masalah seleksi dan peningkatan
mutu genetik. Perbaikan mutu genetik terjadi
karena mereka membeli ternak unggul dari
Nucleus, meskipun kemampuan mutu genetiknya
lebih rendah dari Nucleus, tetapi laju
peningkatannya sama.
Pada Peternakan Komersial umumnya pengganti
pejantan diperoleh dari stud breeders, sedangkan
pengganti induk berasal dari peternakan sendiri.
Mereka dapat meningkatkan mutu genetiknya
tanpa harus memiliki catatan produksi dan
melaksanakan seleksi.

Perbedaan yang terjadi antara Peternakan Inti


dengan Peternakan Komersial adalah JARAK
GENETIK-nya (genetic lag), yaitu Peternakan Inti
akan menggunakan ternak terbaiknya untuk
peningkatan lebih lanjut peternakannya dan
menjual ternak-ternak lainnya kepada struktur di
bawahnya.
Aliran yang terjadi dalam Struktur Breeding Dua
Tingkat adalah sebagai berikut :

Sistem struktur breeding dua tingkat ini dapat


BERJALAN jika PETERNAKAN KOMERSIAL
memiliki kemampuan untuk mendapatkan ternak
bibit dari NUCLEUS.
Three (multiple) tier breeding structure
Struktur ini memiliki kesamaan dengan struktur
breeding dua tingkat.

Seleksi dan peningkatkan mutu genetik dilakukan


pada NUCLEUS, hasil ternak-ternaknya dijual untuk
mendapatkan anak pada tingkat di bawahnya.

Sistim ini adalah disebabkan karena jumlah ternak


yang dihasilkan NUCLEUS tidak mecukupi
kebutuhan bibit pada tingkat Peternakan Komersial,
sehingga untuk menjembatani hal tersebut dalam
Struktur Breeding terdapat peternakan yang
berfungsi memperbanyak ternak- ternak unggul dari
NUCLEUS, yaitu PETERNAKAN PENGGANDA
(Multiplier tier)
Example
Imagine a nucleus with 500 breeding females, producing
250 male offspring every year. Some males are needed within
the nucleus and a few others may die, hence, there will be about
200 males available to breed to commercial females.

However, if the commercial population encompasses 100 000


animals, each of the nucleus males would have to serve 5 000
females. In natural mating conditions, this is not physically
possible.

Suppose a male can be mated to 50 females. A multiplier layer


can be established of 10 000 breeding females. These will all be
mated to the 200 males from the nucleus, bringing 5 000 male
offspring. It is easy enough to sire the whole commercial
population as only 2 000 males (=100 000/50) are needed.
2.4 Exchange and communication between tiers
(Pertukaran dan komunikasi antar tingkat)

Antara NUCLEUS dan tingkatan di bawahnya (baik


multipier maupun Commercial) secara sederhana ada
aliran genetik. Bentuknya dapat berupa ternak, semen,
telur atau embryo.
Intinya terdapat perpindahan gen-gen unggul dari satu
tingkat struktur breeding untuk untuk dikontribusikan
pada generasi berikutnya dalam tingkat struktur
breeding yang lebih rendah.

Tidak ada keharusan bahwa aliran ternak (atau semen) harus


disertai dengan informasi lainnya. Pada kasus sederhana
peternak komersial merasa sudah cukup mendapat pejantan
unggul dan tidak memperhatikan nilai pemuliaannya.
Bagaimanapun, peternakan komersial mempunyai peluang
mendapatkan pejantan dari daftar pejantan yang setiap
pejantan memiliki nilai pemuliaan dan rangking. Informasi
tersebut membutuhkan pemahaman dari peternakan komersial
mengenai konsep nilai pemuliaan dan sistem evaluasi
genetik dalam menghasilkan pejantan di salam nukleus.
Beberapa keuntungan jika peternakan komersial dapat
memperoleh pejantan berdasarkan informasi nilai pemuliaan:

1. Ada jaminan bahwa peternakan komersial lebih pasti untuk


mendapatkan nilai keuntungan;

2. Mereka dapat menggunakan pejantan sesuai situasi


peternakannya. Sebagai contoh, jika peternakan
mempunyai masalah dengan fertilitas, maka dapat memilih
pejantan yang unggul dalam fertilitas;

3. Ada beberapa keuntungan pshikologis dari penyajian nilai


pemuliaan yaitu mungkin dapat merangsang peternakan
komersial untuk menghargai perhatian dalam penggunaan
pejantan unggul dan merangsang partisipasinya dalam
peningkatan mutu genetik.
Peranan tingkatan yang berbeda dalam struktur breeding

Nucleus:
Performance and pedigree recording, selection and genetic
improvement. Diperlukan sedikitnya sebagian dari populasi.
Replacements for nucleus parents are recruited from
selected progeny born from nucleus parents.

Commercial:
Bagian dari populasi ternak dalam sistem produksi, dimana
mereka tidak aktif dalam program pencatatan produksi dan
seleksi dapat meningkatkan mutu genetik dilakukan dengan
mendapatkan ternak unggul dari Nucleus.
Replacements for commercial parents are recruited from
progeny born from nucleus animals (usually the males at
least).
Kebanyakan anak jantan tidak akan mempunyai anak
sendiri, dan anak betina umumnya diperlukan sebagai
pengganti di dalam peternakan sendiri.
Multiplier:
Jika nucleus terlalu kecil untuk menyediakan bibit unggul
bagi melayani populasi peternakan komersial, maka
pejantan-pejantan dari nucleus dikawinkan pada sekelompok
betina yang membentuk tingkatan MULTIPLE (Multiplier).
Anak yang lahir dari induk-induk pada tingkat multiplier
digunakan untuk mengawinkan ternak-ternak komersial.
Pejantan umumnya digunakan meningkatkan mutu genetik
dari nucleus ke tingkatan di bawahnya.
Commercial farmers simply buy (obtain) bulls that were born
from the tier above them, i.e. from the nucleus or from the
multiplier.
Seluruh peningkatn mutu genetik dilakukan di nucleus.
Tingkatan di bawahnya akan meningkat dengan laju yang
sama, tetapi nilai genetik mereka tertinggal beberapa
generasi di belakangnya.
2.5 Further comments on multiple tier structures

Size of nucleus population

Ukuran populasi nucleus terutama ditentukan oleh jumlah


minimum pejantan dan betina yang harus dipelihara agar
dicapai ukuran populasi efektif.
Roughly, this implies that at least ten to 15 males should be
used in each generation for a viable population size.

The nucleus population needs to have an adequate size of a breeding


population, such that the inbreeding rate is limited. The effective size
should be large enough (roughly at least a few hundred animals
(preferably more). The size of the nucleus population is not determined
by the number of animals born, but by the number of male and
female parents used. It is important to realise that the effective
population is mainly determined by the lesser represented sex (usually
males). Enough males should be used in each generation to keep
sufficient population size and therefore to prevent high rates of
inbreeding.
Selection in a multiple tier structure

Ternak terbaik dalam nucleus di pilih sebagai tetua bagi


generasi yang akan datang dalam nucleus. Ternak yang tidak
terpilih dari hasil perkawinan dalam nucleus akan digunakan
sebagai tertua dalam tingkatan struktur breeding di bawahnya.
Dengan demikian taksiran ratan produksi dalam nucleus akan
lebih tinggi dibanding tingkatan di bawahnya.

If genetic improvement only takes place in the breeding nucleus, this


group of individuals will have the highest genetic mean. The multiple
tier will have a lower genetic mean, equal to two generations of genetic
improvement if only males are transferred from nucleus to multiplier
and one generation if both males and females are transferred. The
difference is referred to as genetic lag. The same lag will appear for the
difference between multiplier and commercial. In a three-tier structure
with only males contributing to lower tiers, the genetic mean of nucleus
and commercial tiers is expected to be equal to four generations of
genetic improvement. When some selection takes place in a lower tier,
this will decrease the genetic lag (with a higher tier), but the lower tier
will not have a higher rate of response than a higher tier.
Open nucleus systems
Suatu nucleus yang terbuka untuk menggunakan
ternak terbaik dari tingkatan di bawahnya atau dari
sesama nucleus merupakan ciri dari NUCLEUS
TERBUKA ( open nucleus ).
Genotype by environment interaction

Jika lingkungan nucleus sangat berbeda dengan


lingkungan peternakan komersial, maka efisiensi seleksi
pada level nucleus akan turun secara proporsional akibat
korelasi genetik antara kemampuan produksi dengan
lingkungan di dalam nucleus dan lingkungan di
peternakan komersial.

Kondisi lingkungan untuk uji kemampuan


produksi harus meniru kondisi lingkungan
peternakan komersial.
2.6 Who are the key players in a breeding programme?

Identifying nucleus and commercial herds


The nucleus is identified as the group of elite breeders.
Formally, it is the group of animals with the best
(estimated) genetic merit. With a genetic evaluation
system and genetic links across herds/flocks, the best
animals can easily be identified.

The nucleus consists of the group of animals with the highest


genetic mean. Usually, those are owned by elite breeders or by
a central cooperative, where an active recording and selection
policy is in operation;
ideally, an across herd/flock system of genetic evaluation
confirms these roles (if selection takes place in a group of
animals performing at several locations);
producers that do not record or select should obtain
replacements from the nucleus. In practice, they buy males (or
semen);
occasionally, outstanding performers at the commercial level (if
detected) could become part of a nucleus.

Anda mungkin juga menyukai