Gangguan Psikosomatik
Gangguan Psikosomatik
2. Asma Bronkial
Beberapa keadaan yang merupakan stressor psikososial, sebagai berikut:
- Pengalaman luar biasa: permulaan masuk sekolah, ujian, pertama masuk kerja, menderita
penyakit, berpisah dengan orang tua, dll
- Kejadian-kejadian traumatic: perkelahian/pertentangan dengan orang tua, permusuhan,
kejengkelan dalam kerja.
- Pengalaman yang menyedihkan: kematian orang tua, atau anak, kehilangan harta benda, dan
musibah lainnya
ENDOKRIN
1. Kelainan Tiroid
Pasien tirotoksikosis umumnya datang dengan keluhan yang dianggap bersifat psiksi belaka.
Misalnya rasa cemas, mudah marah, paranoid, rasa seperti leher tercekik atau terikat, rasa takut
tanpa sebab yang jelas, insomnia dengan mimpi buruk, dan gugup.
Keluhan ini sering diikuti dengan hiperaktivitas saraf otonom seperti keringat banyak, mulut
kering, pupil lebar, kulit pucat, nadi cepat, dan sebagainya.
2. Diabetes Melitus
Depresi terjadi akibat faktor psikologis dan psikososial yang berhubungan dengan penyakit atau
terapinya. Depresi pada diabetes terjadi akibat meningkatnya tekanan pasien yang dialami dari
penyakitnya yang kronik. Hubungan ketidakmampuan adaptasi dengan gejala depresi ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu: 1,4
a. Pandangan terhadap penyakit yang diderita.
b. Dukungan sosial yang kurang baik
c. Coping strategy, mencegah pikiran untuk lari dari kenyataan dan adaptasi psikologis menjadi
lebih baik sehingga mengurangi kemungkinan gejala depresi.
Pengobatan depresi dan diabetes dilakukan bersama-sama dengan psikoterapi, psikoedukasi,
psikofarmaka secara serentak.
MUSKULOSKELETAL
1. Arthritis Rheumatoid
Hubungan stress dengan AR masih belum jelas, meskipun pada berbagai
penelitian terdapat perkembangan bahwa faktor stressor lingkungan,
psikologis, dan biologis menjadi faktor predisposisi.
Sebelum timbulnya penyakit AR, pasien menunjukkan ciri-ciri psikodinaik dan
kepribadian yang khas, yaitu:
- Ketelitian yang berlebihan, perfeksionisme, kepatuhan, dengan
kecenderungan menekan semua dorongan agresi dan permusuhan.
- Ciri mesokistis-depresif dengan tendensi pengorbanan diri, sifat menolong
yang berlebihan, bermoral tinggi dan cenderung depresif.
- Kebutuhan aktivitas badaniah seperti olahraga, kerja di rumah dan berkebun
sebagai penyaluran agresi.
UROLOGI
1. Irritable bladder
Secara psikofisiologis yang mendasari terjadinya irritable bladder ialah
sensibilitas fungsi kandung kemih yang berlebihan atau ambang
rangsang yang rendah yang bersifat psikovegetatif, yang dapat
ditemukan dengan pengukuran tegangan intravesikal. Dengan
demikian perubahan-perubahan pengisian kandung kemih yang
berlebihan. Secara psikodinamik hal ini dapat terjadi pada situasi
konflik seksual, rasa malu dan takut pada percobaan koitus, rasa segan
terhadap pasangan.
Beberapa contoh lain gangguan psikosomatik saluran kemih:
- Fobia mengenai buang air kecil yang tak diinginkan
- Polakisuria tanpa ada kelainan organ
- Retensio urin tidak organik yang sepintas lalu atau residivans
- Bercampur aduknya fungsi berkemih dengan fungsi seksual.
PENATALAKSANAAN
Terapi penyakit psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan
beberapa cara. Komponen-komponen yang harus dibedakan, ialah:
Terapi somatik
Hanya bersifat somanya saja dan pengobatan ini bersifat simtomatik.
Psikoterapi dan sosioterapi
Pengobatan dengan memperhatikan faktor psikisnya atau kepribadian secara
keseluruhan.
Psikofarmakoterapi
Pengobatan psikosomatik dengan menggunakan obat-obat psikotrop yang
bekerja pada sistem saraf sentral. Tiga golongan senyawa psikofarmaka:
obat tidur (hipnotik)
obat penenang minor
obat penenang mayor (neuroleptik)
antidepresan