Anda di halaman 1dari 19

PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) UU KUP

Dalam jangka waktu 5 (lima tahun) setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur
Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam
hal-hal sebagai berikut :

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang
tidak atau kurang dibayar;
b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;
c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan
PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya dikenai tarif 0 % (nol persen);
d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak
dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.
e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4a). Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf a
a UU KUP

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain


pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua
persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. {Pasal 13 (2) UU KUP}
Contoh: SPT PPh badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2009.

Berakhirnya Terbit
tahun pajak SKPKB

31/12/08 1/1/09 12 bulan 20/12/09


Compile by Akang Hendar
Contoh
PT Pangeran adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2011 (tahun
takwim) pada tgl 30 April 2012, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2012.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto


seharusnya adalah Rp1.100.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya
adalah Rp312.500.000,00.
Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00
DJP
menerbitkan Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00
SKPKB
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00
tanggal 10
Oktober Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) Rp 6.000.000,00
2012
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 36.000.000,00
Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf b
b UU KUP
apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara
tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam
Surat Teguran;
Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan
dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.
{Pasal 13 (3) UU KUP}

Compile by Akang Hendar


Contoh
PT Anak Jalanan adalah WP badan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Sampai
dengan tanggal 30 April 2011, PT Anak Jalanan belum menyampaikan SPT Tahunan
PPh badan tahun 2010. Oleh KPP diterbitkan Surat Teguran pd tgl 20 Mei 2011 agar
menyampaikan SPT dimaksud paling lambat tgl 3 Juni 2011. PT Anak Jalanan baru
menyampaikan SPT tersebut tgl 5 Juni 2011, dengan perincian sbb:
Rugi (Rp200.000.000,00)
PPh terutang Rp --
Kredit Pajak Rp --
Pajak yang kurang dibayar Rp --

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata menunjukan laba neto


sebesar Rp100juta sehingga PPh terutang seharusnya adalah
Rp12.500.000,00.

DJP Jumlah Pokok Pajak Rp12.500.000,00


menerbitkan Jumlah Kredit Pajak Rp --
SKPKB
tanggal 10 Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp12.500.000,00
Desember Sanksi administrasi (50%) Rp 6.250.000,00
2011
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp18.750.000,00
Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf c
c UU KUP
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol persen);

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar : c. 100 % (seratus persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

Compile by Akang Hendar


Contoh
PT Elif adalah perusahaan PH yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
melaporkan SPT Masa PPN Desember 2012 dengan rincian sbb:
Pajak Keluaran Rp200.000.000,00
Pajak Masukan Rp230.000.000,00
Kurang/(Lebih) bayar (Rp30.000.000,00)
Atas kelebihan tersebut dikompensasikan ke Masa Januari 2013.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Pajak Keluaran adalah sebesar


Rp220juta sehingga terdapat jumlah yang tidak seharusnya dikompensasi,

DJP Jumlah Pokok Pajak Rp220.000.000,00


menerbitkan Jumlah Kredit Pajak (Rp230.000.000,00)
SKPKB
tanggal 10 Jumlah Lebih bayar (Rp10.000.000,00)
Desember Dikompensasikan ke Masa Jan13 Rp 30.000.000,00
2013
Jumlah kekurangan Pokok Pajak Rp 20.000.000,00
Sanksi adm. Pasal 13 (3) c (100%) Rp 20.000.000,00
Jumlah pajak yang masih
Compile by Akang harus
Hendar dibayar Rp 40.000.000,00
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf d
d UU KUP
apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29
tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.
Ketentuan mengenai Kewajiban WP ketika dilakukan
PEMBUKUAN pemeriksaan
Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan
dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.
{Pasal 13 (3) UU KUP}

Compile by Akang Hendar


Contoh
PT SHinee adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-
barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2011 (tahun takwim) pada
tgl 30 April 2012, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2012.

Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT SHinee tidak meminjamkan buku2,


catatan2 serta dokumen yang menjadi dasar pengisian SPT sehingga pajak terutang tidak
dapat dihitung. Berdasarkan data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto sebesar
Rp1,1milyar dan PPh yang terutang sebesar Rp312.500.000.

DJP Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00


menerbitkan Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00
SKPKB Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00
tanggal 10
Oktober Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 15.000.000,00
2012 Jumlah pajak yang masih
Compile by Akang harus
Hendar dibayar Rp 45.000.000,00
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf e
UU KUP
e
apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

{Pasal 13 (2) UU KUP}

Compile by Akang Hendar


Contoh
CV G Generation adalah pengusaha di bidang perdagangan barang elektronik yang
mulai berusaha sejak awal Januari 2007, tetapi belum mendaftarkan diri sampai dengan
tanggal 10 Oktober 2009 ketika Dirjen Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan.
Berdasarkan data yang ada, diperoleh penghasilan neto selama tahun 2007 adalah sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 0,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 282.500.000,00
Atas kekurangan pembayaran PPh badan tahun 2007 sebagai akibat
penerbitan NPWP secara jabatan, Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB.
Misalkan diterbitkan tgl 10 Oktober 2009 maka SKPKB tersebut adalah sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp282.500.000,00
Jumlah Kredit Pajak Rp 0,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp282.500.000,00
Sanksi administrasi (bunga 22 bulan) Rp124.300.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar
Compile by Akang Hendar
Rp406.800.000,00
PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP
ayat 1
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah
dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan.

Apabila skp terdahulu terbit


berdasarkan pemeriksaan maka
sudah pernah dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila
termasuk data
diterbitkan skp terbit berdasarkan keterangan lain
baru adalah
surat ketetapan maka dilakukan pemeriksaan, bukan
data yang
pajak pemeriksaan ulang
semula belum
terungkap
Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

ayat 2

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak


Kurang Bayar Tambahan ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
kekurangan pajak tersebut.

ayat 3
Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan
apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu diterbitkan
berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas
kehendak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai
melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

Compile by Akang Hendar


Contoh
Terhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2010 a/n PT Shehrazat telah
dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2012
dengan perincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00
Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00
Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00
Pada bulan Mei 2013 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang
belum dipotong oleh PT Shehrazat dan seharusnya dilaporkan dalam SPT
Masa Desember 2010 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga
seharusnya jumlah pokok pajak pada Masa Des10 adalah Rp120juta.
DJP Jumlah Pajak Rp120.000.000,00
menerbitkan Jumlah Pajak yang telah ditetapkan Rp100.000.000,00
SKPKBT Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00
tanggal 25 Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00
Mei 2013 Tambahan jumlah pajak yang
masih harus dibayar
Compile by Akang Hendar Rp 40.000.000,00
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR
(SKPLB)

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan


pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak
karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutang atau seharusnya tidak terutang.
(Pasal 1 angka 19 UU KUP)

PAJAK YANG TERUTANG Rp10.000.000,00


JUMLAH KREDIT PAJAK Rp16.000.000,00
JUMLAH KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Rp6.000.000,00

Compile by Akang Hendar


PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP
ayat 1
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang.

ayat 2
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal
Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
terdapat pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.

ayat 3
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan
lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau data baru
ternyata pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar
daripada kelebihan pembayaran pajak yang telah
ditetapkan.
Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP
ayat 1
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang.

untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.
Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang
terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak
yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang.

SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP
yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan
menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Compile 11 ayatHendar
by Akang (2).
Contoh
PT Novanto Said adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan
Tahun 2011 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2012, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2012.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto


seharusnya adalah Rp900.000.000,00 sehingga PPh terutang seharusnya
adalah Rp252.500.000,00.

Pajak Yang Terutang Rp252.500.000,00


DJP
menerbitkan Jumlah Kredit Pajak (Rp282.500.000,00)
SKPLB Jumlah Kelebihan Pembayaran Pajak (Rp 30.000.000,00)
Compile by Akang Hendar
PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP
ayat 2 Per. Menkeu No. 10/PMK.03/2013
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak,
setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atas
kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang
kepada Direktur Jenderal Pajak dalam hal:

a. terdapat pembayaran pajak oleh Wajib Pajak yang bukan


merupakan objek pajak yang terutang atau yang seharusnya
tidak terutang;
b. terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yang
mengakibatkan pajak yang dipotong atau dipungut lebih besar
daripada pajak yang seharusnya dipotong atau dipungut;
c. terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yang bukan
merupakan objek pajak; atau
d. terdapat kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak yang
terkait dengan pajak-pajak dalam rangka impor.

Compile by Akang Hendar

Anda mungkin juga menyukai