Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PEMBINAAN

UMAT/MISI PEMBINAAN
YANG DILAKUKAN
RASULULLAH SAW
Kelompok 1
Strategi Dakwah Rasulullah SAW
Periode Mekkah
Rasulullah SAW lahir di Mekah, mendapatkan wahyu pertamanya pada 17 Ramadhan tahun
611 M
berdakwah secara diam-diam di lingkungan keluarga terdekat dan di kalangan rekan-
rekannya. [Surah Asy-Syuara ayat 214: dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
(Muhammad) yang terdekat]
Selama tiga tahun pertama sejak diutusnya Nabi Muhammad saw dakwah dilakukan
secara sembunyi-sembunyi, selanjutnya dakwah dilakukan dengan terang-terangan secara
lisan, misalnya memberi nasehat, memberi peringatan [QS. Al-Hijr ayat 94: maka
sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang yang musyrik].
secara terbuka, langkah pertama memasukkan gagasan agama ke dalam aktualisasi social
dan kehidupan politik.
Kelompok pengikutnya yang pertama
adalah
kalangan migran, kalangan miskin, warga kalangan yang
lemah, dan anak-anak dari kalangan kalangan kuat (Ali
bin Abi Thalib), dimana mereka merupakan kalangan
yang paling kecewa terhadap pergeseran moral dan
social di Mekah, mereka membuktikan pesan-pesan Nabi
Muhammad saw sebagai sebuah alternative yang vital
(Ira Lapidus, 1999: 34-35).
Metode dilakukan nabi dalam dakwah
secara terang-terangan
Mengundang Bani Abdul Muttalib ke rumahnya dan menjelaskan bahwa dia
telah diutus oleh Allah (A. Syalabi, 2003: 76),
Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat quraisy di bukit Shafa. Nabi
ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat quraisy terhadap kepribadian
beliau. Setelah itu beliau mengumumkan kenabiannya (Wahyu Ilahi dan
Harjani Hefni, 2007:50).
Muhammad saw memproklamirkan ke-Esa-an Tuhan dan mengajarkan
kesatuan dan persamaan antara manusia (Jamil Ahmad, 2000: 3).
Nabi mengadakan pertemuan khusus dengan orang-orang yang percaya kepada
beliau untuk aktivitas pembacaan (tilawah), pengajaran (talim), dan
pensucian (tazkiyah
Setelah dakwah secara terang-terangan, pemimpin
quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul.

Semakin bertambah jumlah pengikut nabi, semakin


keras tantangan yang dilancarkan kaum quraisy.
Substansi Dakwah Rasulullah Pada
Periode Makkah
Memurnikan akidah
Nabi Muhammad SAW memurnikan ajaran Nabi Ibrahim yang telah diselewengkan. Setelah hampir 23 tahun
beliau beserta pengikutnya dapat menaklukkan Makkah dan menghancurkan berhala sembahan mereka
melalui gerakan Futuh Makkah
Menanamkan Kemuliaan Alkhlak
Rasulullah menyatakan bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Membebaskan Tirani terhadap Kaum lemah
Rasulullah diutus juga untuk membebaskan penindasan terhadap kaum lemah, khususnya yang dilakukan
para penguasa. Misalnya, membebaskan eksploitasi budak
Membangun Kebudayaan yang Lebih beradab
Berbudaya dan beradab maksudnya kebudayaan atau peradaban yang dilandasi nilai-nilai luhur ilahiyyah
(ketuhanan). Budaya atau peradaban Islam yang dibangun tersebut akhirnya mampu mengalahkan budaya
jahiliyah yang sangat eksploitatif
Strategi Perjuangan Dakwah Rasulullah
SAW
Hijrah ke Habsyi
Bulan ketujuh tahun kelima kenabian berangkatlah 11 orang laki-laki beserta
4 wanita. Kemudian rombongan berikut menyusul hingga jumlah yang hijrah
ke Habsyi mencapai 70 orang
Kedatangan orang-orang Islam di Habsyi disambut dengan baik oleh Raja
Nejus. Bahkan ia memberikan perlindungan dan diizinkan untuk melaksanakan
ibadah Islam. Dia juga menolak permintaan suku quraisy supaya
mengembalikan orang-orang mukmin ke Mekah.
Di saat pengikut nabi hijrah ke Habsyi, dia tetap berada di Mekah untuk
berdakwah. Dia mendapat perlindungan dari Bani Hasyim. Bahkan dua orang
okoh quraisy masuk ke dalam Islam yakni Hamzah bin Abdul Muttalib dan
Umar bin Khattab.
Pergi Ke Thaif
Paska meninggalnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, penderitaan yang dialami
Nabi Muhammad saw semakin hebat, maka ia berencana memperluas wilayah
dakwahnya di luar Mekah seperti ke Thaif.
Beliau melakukan perjalanan ke Thaif ditemani oleh Zaid bin Haritsah.
Kepergiannya ke Thaif untuk menyebarkan Islam kepada pembesar-pembesar
dan kepala-kepala suku di tempat tersebut.
Nabi berharap dakwahnya diterima masyarakat Thaif, akan tetapi, harapan
tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan beliau diusir dan dihina dengan
cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau diusir dan dilempari batu oleh para
pemuda Kota Thaif.
Perjanjian Aqabah
di awali dengan dakwah yang dilakukan Nabi terhadap orang-orang Yastrib yang datang ke Mekah pada
musim haji. Sebagian mereka menerima seruan Nabi dan masuk ke dalam Islam.
Akhirnya terjadilah perjanjian Aqabah I pada tahun 621 dan setahun kemudian diadakan perjanjian
Aqabah II. Isi perjanjian tersebut, mereka mengundang nabi dan para pengikutnya datang dan tinggal
di kota mereka, dan bahkan menjadikan nabi sebagai penengah dan juru damai dalam pertikaian-
pertikaian yang terjadi di antara mereka.
Mereka juga menyatakan kesanggupan membela nabi dan para pengikutnya dan menyertai beliau
pindah dari Mekah ke kota mereka, sebagaimana halnya mereka membela warga mereka sendiri.
Dari perjanjian ini, nabi mengirimkan kira-kira 60 keluarga ke Yastrib terlebih dahulu, kemudian nabi
menyusul mereka ke Yastrib
Kota Yastrib menjadi pusat keagamaan dan komunitas muslim, nama Yastrib berubah menjadi al-
madinah yang berarti kota.
Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode
Madinnah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah ini berlansung selama 10 tahun,


yakni semenjak tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijrah sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah
dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pada periode madinah ini
adalah ajaran-ajaran islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Targetnya adalah orang-orang yang sudah masuk islam dari kalangan Muhajirin
dan Anshar dan juga orang-orang yang belum masuk islam seperti kaum
yahudi penduduk madinah, para penduduk di luar kota madinah yang
termasuk bangsa arab dan yang tidak termasuk bangsa arab.
Akhirnya setelah Nabi Muhammad SAW menetap di madinah, maka nabi mulai
untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dengan jalan membangun
pemerintahan islam yang bebas dari intimidasi.
pokok-pokok pikiran yang dijadikan
strategi dakwah oleh rasulullah saw
Berdakwah mulai dari diri sendiri
Berdakwah mulai dari diri sendiri disini maksudnya adalah sebelum mengajak
orang lain untuk meyakini kebenaran islam dan mengamalkan ajarannya,
maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran
agama islam dan mengamalkan ajaran nya terlebih dahulu
Dilandasi dengan niat yang ikhlas
Didalam berdakwah, hendaklah dilandasi dengan niat yang ikhlas hanya
kerena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan
keuntungan yang bersifat materi
Menyadari bahwa dakwah adalah wajib bagi Rasulullah dan umatnya
Berdakwah sesuai petunujuk Allah SWT (Firman Allah dalam surat An-Nahl
ayat 125)
Keberhasilan dakwah nabi dapat dilihat pada sikap orang-
orang Yastrib di perjanjian Aqabah I dan II, dimanamereka
mau mengubah sikap dan perilaku mereka, bahkan
bersedia menjadi pelindung nabi.
Dalam mewujudkan semua ini, nabi menempuh langkah-
langkah dakwah sebagai berikut:
1. Membangun masjid
2. Menciptakan persaudaraan baru
3. Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah
4. Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan.
Masa-masa Akhir Dakwah Rasulullah SAW
Di bulan-bulan terakhir kenabian, Rasulullah SAW melaksanakan beberapa
kegiatan, diantaranya:
Melaksanakan Haji Wada
Rasulullah melaksanakan ibadah haji yang pertama dan terakhir. Haji ini
memiliki arti haji perpisahan. Dalam kesempatan itu Rasulullah
menyampaikan khotbah yang berisi tentang prinsip-prinsp yang mendasari
gerakan Islam, dan yang terpenting adalah bahwa umat Islam harus selalu
berpegang pada 2 sumber yaitu Al-Quran dan sunnah
Mengirim ekspedisi ke romawi
Merupakan ekspedisi terakhir yang dikirimkan Rasulullah. Beliau mengirim
pasukan menuju wilayah Balqa dan Darum di Palestina di bawah komando
Usamah bin Zaid untuk menakut-nakuti romawi dan juga mengembalikan
kepercyaan di hati syarakat Arab yang tinggal di perbatasan.
Hari Hari terakhir bersama Rosulullah
SAW
Rasulullah menerita demam selama 13/14 hari mulai tanggal 29 Shafar tahun
11H, setelah menghadiri pemakaman jenazah di Baqi.
Dalam mimbarnya yang terakhir Rasulullah berpesan pada saat itu aku berwasiat
kepada kalian untuk berbuat baik terhadap orang-orang Anshar. Sesungguhnya orng-orang
Anshar adalah oarng-orang dekatku dimana aku berlindung kepada mereka. Karena mereka
telah melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi
hak mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja diantara meraka yang
melakukan kesalahan.
Sifat teladan Rasulullah dalam misi
pembinaan umat
Kesabaran Rasulullah
Kasih Sayang
Kebijakan
Kedermawanan
Ketawadhuan dan Kesederhanaan
PENERAPAN DAKWAH
RASULULLAH DALAM
KEPERAWATAN
Keperawatan dalam Islam
beberapa prinsip keperawatan dalam Islam
1. Aspek Teologi
Setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak (masyiah) dan
kemampuan (istithaah). Atas dasar kehendak maka seorang muslim memiliki cita-cita
untuk melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam kehidupannya yang dibaktikan
karena Allah. Dengan adanya kehendak dan kemampuan maka seorang manusia
melakukan upaya yang sungguh-sungguh tanpa menyisakan kemampuannya dan
setelah itu menyerahkan hasilnya menanti ketentuan Allah
2. Aspek Fungsi kemanusiaan yaitu khilafah dan ibadah
Tugas khilafah adalah mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan umat
manusia. Atas dasar itu, seorang muslim hendaknya menggali seluruh informasi ilmu
pengetahuan tentang alam semesta termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu ada
pada umat lain yang tidak muslim
3. Aspek Akhlak
seorang muslim dalam segala tindakannya tidak memerlukan kendali eksternal untuk
menjadi orang baik karena di dalam hatinya terdapat potensi fitrah yang selalu
menuntunnya untuk menjadi orang yang takut berbuat maksiat.
Prinsip Etika dalam Proses Keperawatan
Sebagaimana disinggung di muka bahwa terdapat empat prinsip etika dalam
profesi keperawatan, maka akan diberi alas teologis dari sudut pandangan Islam:
1. Penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip etik dalam teori
keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang manusia
hendaklah memperbanyak orang yang memberikan pertolongan bukan orang
yang mengharap pertolongan.
2. Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien.
3. Seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen keislaman
yang kuat adalah selalu mempertimbangkan manfaat dari perbuatannya
4. Seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang mampu berlaku adil
baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga juga
memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai