Anda di halaman 1dari 41

Suntono

Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat


Dasar Konseptual IDI
IDI disusun sebagai alat ukur kuantitatif untuk melihat tingkat
kemajuan demokrasi Indonesia

IDI disusun pada level provinsi untuk menunjukkan tingkat


kemajuan demokrasi di setiap provinsi di Indonesia

Pengukuran Kemajuan demokrasi pada IDI didasarkan pada realitas


pelaksanaan dan tingkat perkembangan tiga aspek demokrasi:
kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi

IDI dikembangkan berdasarkan keadaan Indonesia, bukan adopsi


langsung dari instrumen yang dikembangkan di luar
Perlunya Pengembangan IDI

Di dalam RPJP,
Pelaksanaan otonomi
tertuang bahwa
daerah yang telah
membuat
dilaksanakan selama Indeks yang ada,
perencanaan
13 tahun lebih telah seperti Freedom
pembangunan yang
menciptakan House, hanya
memperkuat upaya
keragaman segala memberi gambaran
konsolidasi
aspek regional, salah nasional dan tidak
demokrasi dan
satunya adalah mencukupi untuk
memperdalam
keragaman keperluan
budaya demokrasi.
pelaksanaan perencanaan
Karena itu,
demokrasi yang tidak pembangunan
diperlukan alat
menutup kemungkinan politik tingkat
untuk menilai
mengarah pada provinsi
keadaan demokrasi
terjadinya penurunan
sampai tingkat
nilai-nilai Demokrasi.
daerah

3
Tujuan disusun IDI

Mengukur secara kuantitatif tingkat pelaksanaan


1 demokrasi karena selama ini perkembangan demokrasi
1 hanya diukur secara kualitatif hanya berdasarkan
perkiraan yang bersifat subjektif tanpa tolok ukur yang
jelas

2 Mengukur perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi


di Indonesia

3 Memperoleh gambaran tingkat dan perkembangan


demokrasi antar provinsi
Manfaat IDI
Dapat menunjukkan tingkat dan perkembangan demokrasi di tingkat
provinsi

Membantu perencanaan pembangunan di bidang politik pada tingkat


provinsi

Data IDI mampu menunjukkan aspek, variabel atau indikator yang tidak/kurang
berkembang sebagai penghambat tumbuh kembangnya nilai-nilai demokrasi
sehingga perlu mendapat perhatian dan prioritas oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah

Pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat dapat


mengambil langkah-langkah kongkrit berdasar kajian ilmiah untuk
memperbaiki kinerja provinsi masing-masing di masa mendatang
Metodologi
Komponen IDI: 3 Aspek, 11 Variabel, dan 28 Indikator

Aspek Variabel Indikator

Kebebasan Sipil Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator

Kebebasan Berpendapat 2 indikator

Kebebasan Berkeyakinan 3 indikator

Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator

Hak-Hak Politik Hak Memilih dan Dipilih 5 indikator

Hak Partisipasi Politik: Pengambilan Keputusan dan


2 indikator
Pengawasan Pemerintahan

Kebebasan Sipil Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator

Peran DPRD 3 indikator

Peran Partai Politik 2 indikator

Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 2 indikator

Peradilan yang Independen 2 indikator


Metodologi
Metode Pengumpulan Data

Sumber Data

Review (koding) berita surat kabar

Review (koding) dokumen (contoh perda, pergub, dll.)

Focus Group Discussion (FGD)

Wawancara mendalam (indepth interview)


Metodologi
Review Surat Kabar

Surat kabar terkemuka di setiap provinsi periode Januari - Desember


(Radar Sulbar)

Review Dokumen Resmi

Dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah daerah provinsi,


kabupaten/kota, dinas yang masih berlaku selama tahun berjalan,
contoh: Perda, Pergub, Perbup/Perwali, surat kepala dinas, dll

Dokumen catatan administrasi seperti data demonstrasi dari kepolisian,


jumlah anggota DPRD terpilah jenis kelamin dari sekretariat Dewan,
data pemilih dari KPU, data kegiatan kaderisasi dari partai politik, dll.
Metodologi
Tahapan Penghitungan IDI

Pembobotan Pembobotan
Review
suratkabar

Skor Skor Skor Skor


variabel IDI
kuantitatif indikator Aspek

Review
dokumen

FGD dan
wawancara Pembobotan
mendalam
Metodologi
Makna Nilai IDI
Rentang nilai IDI: 0 - 100, semakin mendekati angka
100 tingkat pelaksanaan demokrasi semakin baik

Indeks Makna

< 60 kinerja demokrasi rendah

60 - 80 kinerja demokrasi sedang

> 80 kinerja demokrasi tinggi


Peran Instansi dalam IDI
IDI merupakan usaha bersama antar instansi:

Kemenkopolhukam, Bappenas, Bappeda provinsi


sebagai koordinator untuk pemanfaatan IDI
1

Kemendagri/Kesbangpol sebagai koordinator


untuk pokja provinsi
2

BPS sebagai koordinator pengumpulan data dan


penyusunan IDI
3
Surat Menteri Negara
PPN/Kepala Bappenas No.
0081/M.PPN/04/2009 tgl. 17
April 2009 perihal Permintaan
Surat Penunjukkan Pelibatan
Pemerintah Provinsi
(Sekretariat Provinsi, Bappeda
Provinsi, Dinas Kesbanglinmas
Provinsi) pada Kelompok Kerja
Surat Kementerian Dalam Provinsi untuk Pengembangan Surat Kementerian Dalam
Indeks Demokrasi Indonesia Negeri kepada Para
Negeri kepada Para Gubernur di seluruh
Gubernur di seluruh Indonesia No. 200/2693/
Indonesia No. 200/1537/ SJ tgl. 21 Juli 2009
SJ tgl. 6 Mei 2009 tentang
Penunjukkan Pejabat tentang Pembentukan
Daerah pada Pokja Pokja Provinsi untuk
Pengembangan IDI Penyempurnaan dan
Pemanfaatan IDI

DASAR
PEMBENTUKAN
POKJA IDI
Peran POKJA IDI Di DAERAH

Membantu Enumerator IDI dalam memperoleh dukungan data serta


melakukan pengawasan terhadap proses pengumpulan dan kualitas data
IDI
Membuat IDI Sulbar menjadi bagian dari wajah Demokrasi Sulbar
Menjadikan IDI sebagai bagian dari Pembangunan Politik dan Demokrasi
Sulbar
Menjadikan IDI sebagai mimpi dan cita-cita Perwujudan Demokrasi di
Sulbar, di Kabupaten/Kota, dan dimana-mana

MEMASUKKAN IDI SULBAR MENYUSUN KERANGKA ACUAN KERJA


DALAM RPJMD SULBAR 2015- (KAK) IDI DAN MELAPORKAN
2019 PELAKSANAANNYA
Indonesia
Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

Kebebasan berkumpul dan berserikat adalah kebebasan


setiap individu atau kelompok masyarakat untuk
melakukan aktivitas kemasyarakatan dan kebebasan
untuk mendirikan organisasi.

Aktivitas kemasyarakatan dimaksud dapat berbentuk


pertemuan yang melibatkan 2 orang atau lebih selama
tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


15
Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
Indikator 1
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat
pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan
berserikat

Indikator 2
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat
yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

*Termasuk yang dilakukan oleh aparat kepada aparat

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


16
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat

Kebebasan berpendapat adalah kebebasan individu/


kelompok masyarakat untuk menyampaikan pikiran
secara bebas, yaitu mengeluarkan pendapat, pandangan,
kehendak, perasaan yang bebas dari tekanan fisik, psikis
dan pembatasan.

Kebebasan berpendapat harus dilakukan secara bebas


dan bertanggung jawab.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


17
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat
Indikator 3
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat
pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

Indikator 4
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat
yang menghambat kebebasan berpendapat

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


18
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan berkeyakinan adalah kebebasan


individu/kelompok masyarakat untuk menjalankan
agama/keyakinan yang dianutnya tanpa adanya paksaan
ataupun hambatan dari siapapun
Membatasi kebebasan :
Aturan tertulis dll yang mengharuskan atau melarang
masyarakat melaksanakan kegiatan keagamaan tertentu
Adanya prosedur administratif yang berbelit /sulit bagi
masyarakat dalam menjalankan kegiatan keagamaan
sesuai dengan keyakinan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


19
Variabel 3
Indikator 5
Kebebasan Berkeyakinan
Jumlah aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat
menjalankan agamanya
Membatasi adalah tindakan atau pernyataan yang membuat orang untuk mengurangi, merintangi,
menentukan banyaknya, atau tidak membolehkan seseorang melakukan aktifitas tertentu.
Aturan tertulis yang dicakup adalah seluruh aturan tertulis yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah
daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten

Indikator 6
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi kebebasan atau
mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya
Perbuatan pejabat pemerintah dalam bentuk penangkapan, penggerebekan, penutupan dan atau
ucapan mengancam yang dikutip di dalam surat kabar.
Pejabat = semua aparat pemerintah (kepala/wakil daerah) dan kepala/wakil dinas, camat,
lurah/kades, kepolisian.
Tidak termasuk tindakan law enforcement.
Indikator 7
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat
terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama
Ancaman kekerasan = suatu usaha yang dilakukan secara konsepsional yang diperkirakan akan
menimbulkan kesulitan atau bahaya yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan
Masyarakat = seluruh elemen di luar birokrasi pemerintah, termasuk perusahaan dan organisasi
kemasyarakatan (ormas)

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


20
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Diskriminasi gender perlakuan yang berbeda yang tidak adil
terhadap perempuan atau terhadap laki-laki saja.
Diskriminasi etnis perlakuan yang berbeda yang tidak adil
terhadap sekelompok etnis tertentu. Ancaman atau tindakan yang
tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap etnis atau
memberikan keistimewaan perlakuan terhadap etnis tertentu saja.
Diskriminasi kelompok rentan lainnya perlakuan yang berbeda
yang tidak adil terhadap kelompok tertentu seperti para manula,
anak-anak, orang miskin, penyandang cacat dan pengidap penyakit
tertentu misalnya ODHA.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


21
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Indikator 8
Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok
rentan lainnya
Semua aturan yang diskriminatif dicatat, termasuk yang terkait dengan affirmative action
Aturan tertulis yang dicakup adalah seluruh aturan tertulis yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah
daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten
Indikator 9
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis atau kelompok rentan lainnya
Perbuatan pejabat pemerintah dalam bentuk penangkapan, penggerebekan, penutupan dan atau
ucapan mengancam yang dikutip di dalam surat kabar.
Pejabat = semua aparat pemerintah (kepala/wakil daerah) dan kepala/wakil dinas, camat,
lurah/kades, kepolisian.
Indikator 10
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan
gender, etnis atau kelompok rentan lainnya
Ancaman kekerasan = suatu usaha yang dilakukan secara konsepsional yang diperkirakan akan
menimbulkan kesulitan atau bahaya yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan
Masyarakat = seluruh elemen di luar birokrasi pemerintah, termasuk perusahaan dan organisasi
kemasyarakatan (ormas)

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


22
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Hak memilih dan dipilih adalah hak politik yang mendasar
dalam demokrasi.

Seluruh indikator yang berkaitan dengan penyelenggaraan


pemilu HANYA MERUJUK PADA PEMILU LEGISLATIF
TAHUN 2014.

Hal-hal terkait Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres)


serta Pilkada, tidak termasuk dalam penilaian pengukuran IDI
2014.
23
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Indikator 13
Kualitas daftar pemilih tetap (DPT)
Indikator 14
Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih
dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih
dalam pemilu (voters turnout)
Indikator 15
Persentase anggota perempuan terhadap total anggota
DPRD provinsi dan kabupaten/kota
24
Variabel 6
Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan mulai
sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,
termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan
keputusan
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan menunjukkan
keterlibatan masyarakat secara langsung dalam mengawasi
pelaksanaan keputusan/kebijakan
Baiknya partisipasi politik juga dinilai dari kualitas atau
karakternya. Kualitas atau karakter yang bernuansa kekerasan
bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


25
Variabel 6
Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Indikator 16
Jumlah demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan
Demonstrasi/mogok : tindakan massa yang mendukung, menolak atau mengkoreksi
kebijakan pemerintah pusat atau daerah. Demo yang dimaksud adalah demo yang
memprotes kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat dan daerah dan bahkan
kebijakan di luar negeri/ internasional.
Kekerasan : merusak secara fisik (bangunan, fasilitas umum), jatuh korban, digunakan
benda-benda fisik (batu, kayu, pentungan, water canon, bom asap dll) yang dilakukan
oleh pendemo maupun aparat. Tidak termasuk sekedar dorong-mendorong.
Indikator 17
Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan
Pengaduan masyarakat merupakan cerminan peran masyarakat baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok dalam mengawasi jalannya pemerintahan
Topik pengaduan dapat berupa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah,
prosedur atau atat cara, tingkah laku aparat penyelenggara maupun hasil-hasil kerja
pemerintah , baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi
Keluhan terhadap perusahaan negara yang menguasai kepentingan orang banyak dan
bersifat monopolistik, misal PLN, PDAM, PT Kereta Api dicatat sebagai pengaduan
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
26
Variabel 7
Pemilu yang Bebas dan Adil
Salah satu esensi demokrasi yaitu terlaksananya pemilu yang
bebas dan adil, hal ini tertuang ke dalam dua indikator, yaitu:
Indikator 18, kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD daalam
Pemilu
Indikator 19, kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam
penghitungan suara

Pada tahun 2016, data untuk indikator 18 dan 19 tidak perlu


dicari lagi

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


27
Variabel 8
Peran DPRD
Fungsi pokok DPRD :

Fungsi anggaran indikator 20

Fungsi legislasi indikator 21

Fungsi pengawasan indikator 22

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


28
Variabel 8
Peran DPRD
Indikator 20
Persentase alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan terhadap total APBD
Alokasi anggaran pendidikan: alokasi APBD pada fungsi pendidikan
Alokasi anggaran kesehatan: alokasi APBD pada fungsi kesehatan
Alokasi anggaran yang dicatat adalah besaran angka yang dianggarkan (alokasi), bukan
besaran angka realisasi
Indikator 21
Persentase jumlah Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total
Perda yang dihasilkan
Perda inisiatif adalah peraturan daerah yang rancangannya berasal dari inisiatif Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
Cakupannya adalah seluruh Perda yang diterbitkan oleh DPRD Provinsi pada tahun 2016
Indikator 22
Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif
Rekomendasi DPRD adalah masukan dari legislatif kepada eksekutif yang memberikan
perbaikan kebijakan
Rekomendasi yang tidak dicatat adalah rekomendasi yang dikeluarkan secara pribadi
untuk kepentingan yang sifatnya perseorangan.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


29
Variabel 9
Peran Partai Politik

Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir


yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-
nilai dan cita-cita yang sama.

Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh


kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


30
Variabel 9
Peran Partai Politik
Indikator 23
Jumlah kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta
pemilu
Kaderisasi : proses pendidikan jangka panjang untuk menanamkan
nilai-nilai tertentu kepada seorang kader (anggota) sebagai calon
penerus organisasi, baik yang sifatnya berkala maupun insidental
Kegiatan kaderisasi yang dicatat kegiatan yang berkaitan langsung
dengan pelatihan pendidikan politik, pelatihan kepemimpinan dan
penguatan organisasi pada kadernya yang diselenggarakan pengurus
partai politik di tingkat provinsi atau kabupaten selama tahun 2016

Indikator 24
Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat
provinsi
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
31
Variabel 10
Peran Birokrasi Pemerintah Daerah

Indikator 25
Jumlah kebijakakan pejabat Pemerintah Daerah yang
dinyatakan bersalah oleh Keputusan PTUN

Indikator 26
Upaya penyediaan informasi APBD oleh Pemerintah Daerah

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


32
Variabel 11
Peran Peradilan yang Independen
Indikator 27
Jumlah keputusan hakim yang kontrovesial
Kontroversial = mencedrai rasa keadilan masyarakat
Indikasinya :
Keputusan yang menimbulkan protes dari masyarakat karena dianggap tidak
sesuai dengan aspirasi masyarakat/ bertentangan dengan rasa keadilan
masyarakat.
Ada demo dari masyarakat dan ramai diberitakan di media masa.

Indikator 28
Jumlah penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa
atau polisi

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA


33
Perkembangan IDI
Sulawesi Barat 2009-2015
100
Baik
76.69
80
67.99 67.57 66.36 68.25
Sedang 63.65 64.02
60

Buruk

0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015


Perkembangan Indeks Aspek IDI
Sulawesi Barat, 2009-2015
Perkembangan Indeks Variabel IDI
Sulawesi Barat, 2014-2015
Perkembangan Skor Indikator IDI Sulawesi Barat, 2014-2015

No Indikator 2014 2015

Kebebasan Sipil
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat 100,00 62,50
1
kebebasan berkumpul dan berserikat

Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat


2 100,00 100,00
kebebasan berkumpul dan berserikat
Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
3 90,00 25,00
kebebasan berpendapat
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
4 90,00 0,00
kebebasan berpendapat
5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 82,61 82,61
Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan ibadah
6 100,00 100,00
agama
7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran agama 100,00 100,00

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 100,00 100,00

9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 75,00 87,50

10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender 100,00 100,00


Perkembangan Skor Indikator IDI Sulawesi Barat, 2014-2015

No Indikator 2014 2015

Hak-Hak Politik

11 Hak memilih atau dipilih terhambat 98,72 98,72

Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat


12 60,00 60,00
menggunakan hak pilih

13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 69,61 69,61

14 Voters turnout 77,77 77,77

Persentase perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD


15 59,26 51,85
Propinsi

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 29,13 5,43

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 76,88 91,97


Perkembangan Skor Indikator IDI Sulawesi Barat, 2014-2015

No Indikator 2014 2015


Lembaga Demokrasi
18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 100,00 100,00
19 Kecurangan dalam penghitungan suara 100,00 100,00
20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 38,68 40,71
21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 0,00 0,00
22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 3,57 10,71
23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 71,43 0,00
24 Persentase perempuan pengurus partai politik tingkat propinsi 100,00 76,54
25 Kebijakan pejabat pemda yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN - 97,37
Penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan parpol 100,00 -
26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah - 58,33
Keterlibatan PNS dalam kegiatan parpol peserta pemilu 100,00 -
27 Keputusan hakim yang kontroversial 100,00 100,00
28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100,00 100,00
Perbandingan IDI Tahun 2009-2015
Provinsi di Sulawesi dan Nasional

76.77
Gorontalo 73.82
67.21
79.40
Sulut 83.94
73.11
69.44
Sultra 70.13
52.61
76.67
Sulteng 74.36
64.50
67.97
Sulsel 75.30
65.20
68.25
Sulbar 76.69
64.02
72.82
Indonesia 73.04
63.72

2015 2014 2013


BAPPENAS

Terima Kasih

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai