Amphibia berasal dari kata amphi yang artinya rangkap
dan bios yang artinya hidup. Yakni, di dalam siklus hidupnya memerlukan 2 macam habitat, air dan darat. Metamorfosis Amphibia dikenal sebagai perubahan bentuk berudu menjadi anak katak. Yang dapat diamati secara langsung yaitu pertumbuhan kaki dan hilangnya ekor. Lama kehidupan larva Amphibia bervariasi dari satu bulan sampai dua tahun. Metamorfosis terjadi karena penyesuaian lingkungan hidup dari air kedarat. Oleh karena itu terjadi perubahan sistem organ tubuh untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya. Antara lain terjadi perubahan sistem pernafasan dari insang ke paru- paru, ekskresi dari pronefros ke mesonefros, sistem saraf: linea lateralis kemudian hilang; sistem pencernaan : dari herbivora menjadi carnivora dan sebagainya. METAMORFOSIS PADA KATAK
Dimulai dari telur setelah memakan waktu kurang lebih sepuluh
hari, telur katak tersebut akan bertransformasi menjadi berudu. Berudu ini seperti ikan kecil berwarna hitam yang memiliki struktur tubuh yang belum sempurna. Meski demikian, pada usia dua hari, berudu tersebut akan memiliki insang yang digunakannya untung bernafas. Menginjak usia kurang lebih 3 minggu, insang pada berudu secara alamiah akan hilang sebab tertutup oleh kulit yang tumbuh. Memasuki umur delapan minggu, pada berudu akan dijumpai kaki belakang yang mulai tumbuh. Selanjutnya, saat kaki belakang telah besarm baru kemudian kaki depan perlahan muncul sampai akhirnya tumbuh secara terus menerus hingga berudu mencapai usia kira-kira dua belas minggu. Selanjutnya, pada berudu juga akan muncul ekor yang terlihat pendek. Selanjutnya, berudu juga akan mulai bernafas menggunakan paru-paru dan secara perlahan menjelma menjadi katak yang dewasa dengan struktur badan yang sempurna. SIKLUS HIDUP
1. Tahap telur 2. Tahap kecebong (3 hari)
Telur kodok ditutupi dengan Kecebong memiliki kepala kapsul mirip agar-agar yang besar dan tegak. Bernafas dengan mengembang saat menyentuh air. insang dan mulut yang terbuka untuk Pengembangan ini membuat makan. Insang luar muncul tiga hari volumenya membesar dan janin setelah kecebong keluar dari telur terlindungi. Telur-telur ini bertumpuk dan melekat pada tumbuhan air dalam satu tumpukan agar dengan alat hisapnya. Makanannya kelangsungan hidup lebih terjaga dan berupa pitoplankton sehingga berudu panas juga lebih dapat bertahan. tahap awal merupakan herbivor Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan kecebong mereka. 3. Tahap kecebong lanjutan (4 minggu) Insang luarnya tertutup kulit 5. Perubahan lanjutan kedua (9 minggu) tubuh dan digantikan oleh insang Sejenis jaringan terbentuk dan dalam. Mereka memakan ganggang. membagi atrium jantung. Akibatnya Kaki belakang muncul seperti berudu jantungnya kini memiliki tiga ruangan, berkaki. yang membantu aliran darah antara 4. Perubahan kedua (6 minggu) jantung dan paru-paru. Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. 6. Perubahan lanjutan ketiga (16 Mereka berenang di tepi sungai minggu) secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai Kecebong telah memiliki kaki berbentuk seperti bumerang. belakang yang kuat. Matanya juga telah Bersamaan dengan itu, mulai menonjol. Ekornya sangat pendek. terbentuk lubang hidung dan paru- paru. Serta celah-celah insang mulai tertutup dan celah-celah insang digantikan dengan anggota gerak depan. 8. Ibu dan bapak kodok 7. Perubahan terakhir Walaupun naluri bertahan Kodok-kodok dewasa hidup anura (katak) tidak berkumpul di tepian sungai sebelum berkembang baik, katak dan kodok meninggalkan air untuk pertama juga merawat anak mereka. Mereka kalinya. Mereka melakukan ini secara bertelur dalam jumlah besar untuk berkelompok. Dan pernapasan yang memastikan ada banyak kecebong digunakan adalah paru-paru dan yang dapat lolos dari predator yang kulit. Kulit katak selalu basah agar memakan telur. Lapisan gelatin juga dapat berfungsi sebagai alat melindungi telur dari predator lain. pernapasan ketika katak berada di air Beberapa jenis kodok bahkan atau pun di darat. Kulit katak sangat memelihara anak mereka dengan tipis, mengandung kapiler darah dan menjadikan punggung mereka sendiri dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar sebagai sarang. Contoh kodok penghasil lendir di bagian dermis dan demikian adalah katak suriname. di bawah kulit. Metamorfosis pada Amphibi mengalami perubahan metamorfik yang terjadi melalui tiga tahapan, antara lain :
1. Premetamorfosis yaitu pertumbuhan larva sangat dominan.
2. Prometamorfosis, pertumbuhan berlanjut dan beberapa perkembangan berubah seperti mulai munculnya membran belakang. 3. Metamorfik klimaks, dimulainya perkembangan membra depan dan merupakan suatu periode perubahan morfologi dan fisiologi yang luas dan dramatik Perubahan-perubahan ini disertai regresi ekor katak dan penyusunan kembali cara makan, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem ekskresi, sistem gerak dan sistem syaraf pada katak. Tiga kategori perubahan ini selama metamorfosis meliputi hilangnya struktur dan jaringan larva (misalnya ekor dan insang), modifikasi struktur larva yang telah ada sebelumnya (misalnya mulut dan perut) pemrograman ulang aktivitas metabolik tingkat sel (misalnya hati) dan munculnya struktur dewasa paru-paru. PENGENDALIAN HORMON PADA METAMORFOSIS AMFIBIA
Pemacu (trigger) metamorfosis Amfibia adalah hormon tiroksin. Besar
kecilnya kadar troksin diekspresikan dalam tahapan metamorfosis. Pengaturan skresi tiroksin dilakukan oleh poros hipothalamus-hipofisis-kelenjar tiroid. Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) dari hipothalamus mempengaruhi sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) dari hipofise. TSH mempengaruhi pertumbuhan dan sekresi kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin. Kadar tiroksin paling kecil menstimulasi pembentukan kaki belakang. Bila kadar tiroksin meningkat sedikit mempengaruhi resorbsi intestinum. Kadar meningkat lagi mempengaruhi pembentukan kaki depan. Kadar paling tinggi menyebabkan pembentukan resorbsi ekor. Percobaan untuk membuktikan peranan tiroid yaitu dilakukan thyroidectomi; maka metamorfosis tidak terjadi. Sebaliknya bila larva dipelihara dalam lingkungan tiroksin, maka metamorfisis lebih cepat, tetapi tidak sempurna karena pertumbuhan kaki tertinggal. Selain tiroksin, hormon yang terkait dalam metamorfosis yaitu prolaktin dari adenohipofisis. Prolaktinsebagai imbangan tiroksin. Bila pengaruh tiroksi terlalu kuat maka ditahan oleh prolactin (sebagai antimetamorfosis). Tiroksin tinggi menyebabkan banyak kehilangan air, sedangkan prolaktin menghambat kehilangan air. Interaksi tiroksin-prolaktin menyebabkan metamorfosis sekunder pada salamandra.