Anda di halaman 1dari 33

FOTOKIMIA

Oleh :
Baiq Asnayati
Nurul Hidayani
Rabiatul Adawiyah
Indikator
Menjelaskan hukum fotokimia

Menghitung jumlah kuantum suatu proses penyerapan radiasi

Menjelaskan berbagai proses intramolekuler (flourosensi dan


fosforisensi)

Menjelaskan reaksi fotosintesis

Menghitung efisiensi energi dalam proses fotosintesis


Lampu penarangan jalan tenaga
surya (PJU-TS)

Kunang-kunang

Fotodegradasi botol obat


Fotokomia

Hukum Interaksi dalam fotosintesis


Fotokimia fotokimia

Stark
Grotus Einstein
Drapper intramolekuler antarmolekuler Rekasi Terang Reaksi Gelap
(fotoekuivalen)

flouresensi fosforesensi
Pengertian Fotokimia

Fotokimia adalah bagian dari ilmu


kimia yang mempelajari interaksi
antara atom, molekul kecil dan cahaya
(atau radiasi elektromagnetik)
Pengertian Reaksi Fotokimia

Reaksi fotokimia adalah reaksi kimia yang


disebabkan oleh cahaya atau radiasi
ultraviolet. Foton yang masuk diserap oleh
molekul pereaksi menghasilkan molekul
tereksitasi atau molekul radikal bebas,
yang selanjutnya bereaksi lagi.
Energi eksitasi dari masing-masing partikel
yang mengabsorpsi radiasi adalah sama seperti
energi kuantum yang diberikan oleh Planck:
E = h
Energi eksitasi per mol diperoleh dengan
mengalikan energi eksitasi molekul dengan
bilangan Avogadro, N. Jadi:
E = Nh

Keterangan:
E = energi radiasi
= frekuensi
h = tetapan Planck = 6,63 x 10-34 J.s
N = bilangan avogadro = 6,02 x 1023 mol-1
Hukum Fotokimia

Hukum Grothus (1817) Hukum Stark dan Einstein


dan Draper (1843) (1908 -1912)

Satu foton hanya diserap oleh satu


Hanya cahaya yang benar-benar terabsorbsi
molekul yang berperan dalam
(diserap) oleh sistem yang dapat
proses fotokimia primer.
menghasilkan perubahan fotokimia

A+h A*
Hukum Grothus dan Draper
Intensitas cahaya yang muncul (It)) dari media yang dilalui
dinyatakan sebagai berikut :

Itotal = I0 Ia - Ir
Keterangan:
I0 = Intensitas cahaya yang memasuki medium
Ir = Intensitas cahaya yang terpantulkan pada permukaan
Ia = Intensitas cahaya yang diserap oleh media
Itotal = Intensitas cahaya yang muncul

Kelemahan : tidak dapat menggambarkan radiasi yang tidak


diserap tetapi dapat mendorong molekul tereksitasi untuk
memancarkan sinar.
Hukum Stark dan Einstein

jl
Pengecualian :
1. Jika berupa radikal maka dapat mengalami
rekombinasi (bersatu lagi sebelum reaksi
berlangsung) akibatnya hasil reaksi menjadi
kurang dari yang diprediksi dengan persamaan
fotokimia.
2. Pengaruh intensitas radiasi, contoh: Intensitas
laser sangat besar sehingga satu molekul dapat
mengabsorbsi beberapa foton.
Quantum Yield

Hukum Stark Einstein merupakan dasar


dari perhitungan jumalah kuantum untuk
suatu proses tertentu

Quantum yield dapat didefinisikan sebagai


jumlah mol reaktan yang hilang atau jumlah
mol produk yang terproduksi per einstein
cahaya yang terserap.


=

Dengan kata lain, hasil kuantum


dinyatakan dengan :

= =

Keterangan: Ia merupakan intensitas radiasi
elektromagnet terabsorbsi.
Contoh Soal
Dalam suatu eksperimen fotolisis gar HI
dengan radiasi pada = 253.7 nm
Diperoleh data, bahwa absorpsi 307 J
cahaya mampu menguraikan 1.3 103
mol HI. Berapa hasil kuantum untuk proses
tersebut ?.
Penyelesaian :
1 Einstein = Bil. Avogadro, maka
Jumlah Einstein cahaya yg diserap adalah =
Energi kuantum pada = 3.92 1019
253.7 nm adalah : 6.02 1023
8)
(6.62 1034) (3.0 10 = 6.5 105
= =
(2.537 105 )
= 7.84 1020
/()
=
/()

3
1.3 10
Jumlah Kuanta cahaya yg =
307 6.5 105
diserap HI =
7.84 1020 / = 0.2 102
= 3.92 1019 kuanta
Intramolekuler Antarmolekuler

fluoresensi fosforesensi
Intramolekuler
Intramolekular merupakan suatu interaksi
yang terjadi di dalam satu molekul yang
disebabkan oleh adanya molekul diamgnetik
yang menyerap cahanya sehingga electron
berpindah dasar (S0) ke singlet bereksitasi
Fluoresensi dan fosforesensi
Fluoresensi
Fluoresensi adalah proses pemancaran
radiasi cahaya oleh suatu materi setelah
tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi
tinggi
fosforesensi
Fosforesensi adalah proses pemancaran
kembali sinar oleh molekul yang telah
menyerap energy sinar dalam waktu yang
relative lebih lama (10-4 detik)
Molekul tereksitasi dapat mengalami transisi
tanpa radiasi dari keadaan tinggi ke keadaan
yang rendah (S1 ke S0), karena kehilangan
energi vibrasi
Diagram berikut menunjukkan interaksi
intramolekuler :
S1 penyilangan antar sistem
kisc, 104-1012 s-1
konversi T1
dalam
Eksitasi kisc106-1012s-1
fluoresensi penyilangan
6 9 -1
kf 10 -10 s fosforesensi antar sistem
kp, 10-2-104s-1 k'isc 104-1012s-1

S0
Keterangan :
Konversi dalam merupakan molekul yang tereksitasi dapat
mengalami transisi tanpa radiasi yang sangat cepat pada
multiplisitas yang sama (singlet ke singlet atau triplet ke triplet)

Fluoresensi merupakan pemancaran cahaya secara spontan yang


mengalami transisi pada multiplisitas yang sama

Penyilangan antar sistem merupakan molekul tanpa pemancaran


cahaya yang mengalami transisi pada multiplisitas yang berbeda

Fosforesensi merupakan pemancaran cahaya yang mengalami


transisi pada multiplisitas yang berbeda.
S1 penyilangan antar sistem
kisc, 104-1012 s-1
konversi T1
dalam
Eksitasi kisc106-1012s-1
fluoresensi penyilangan
6 9 -1
kf 10 -10 s fosforesensi antar sistem
-2 4 -1
kp, 10 -10 s k'isc 104-1012s-1

S0

Gambar ini menjelaskan bahwa :


1. keadaan S1 dapat dikonversi ke S0 lewat
konversi dalam,
2. berflouresensi ke keadaan S0,
3. mengalami penyilangan antar sistem ke
keadaan triplet T1.
FOTOSINTESIS
Fotosintesis :
[fto- ] cahaya
[snthesis] menggabungkan,
penggabungan

Fotosintesis adalah proses penyusunan atau


pembentukan dengan menggunakan energi cahaya
atau foton
Reaksi umum :
cahaya

6CO2 + 12H2O energi + C6H12O6 + 6O2+6H2O


klorofil
Reaksi Terang
Terdiri dari fotofosforilasi nonsiklik

fotofosforilasi siklik

Fotofosforilasi adalah reaksi


penambahan gugus fosfat kepada senyawa
organik untuk membentuk senyawa fosfat
organik dengan bantuan cahaya
FOTOFOSFORILASI NONSIKLIK
Menghasilkan :
NADPH , ATP , Oksigen (produk sampingan)
Tahap :
fotosistem II rantai transfer elektron

fotosistem I
FOTOFOSFORILASI SIKLIK :

hanya menghasilkan ATP


yang berperan hanya PS I
elektron tereksitasi menuju ke tranfer elektron
untuk menghasilkan ATP

disebut siklik karena elektron yang dieksitasi dari


P700 akan kembali lagi ke P700 yang sama
REAKSI GELAP
Ada 3 tahap :

FIKSASI REGENERASI
REDUKSI
CO2 DAN SINTESIS
FAKTOR PEMBATAS LAJU
FOTOSINTESIS

Faktor utama yang mempengaruhi laju


fotosintesis :

Intensitas
cahaya
Konsentrasi karbon dioksida
Suhu
Intensitas Cahaya
Dengan meningkatnya intensitas
cahaya, laju reaksi fotosintesis
meningkat secara proporsional
Jika intensitas cahaya meningkat lebih
lanjut, laju fotosintesis dibatasi oleh
faktor lainnya laju menjadi
konstan
Pada intensitas cahaya yang sangat
tinggi, klorofil mungkin rusak dan laju
turun tajam (tidak ditampilkan dalam
grafik)
Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi CO2 meningkat : laju
fotosintesis meningkat, karena karbon
bergabung menjadi karbohidrat pada
reaksi gelap.
Laju meningkat sampai dibatasi oleh
faktor lain.
Di atmosfer konsentrasi CO2 sangat
rendah (sekitar 0,04%), peningkatan
konsentrasi karbon dioksida menyebabkan
peningkatan pesat dalam laju fotosintesis,
yang akhirnya konstan ketika tingkat
maksimum fiksasi tercapai.
Suhu
Jika terlalu dingin, laju fotosintesis
akan menurun. Tanaman tidak
dapat berfotosintesis jika terlalu
panas.
Reaksi gelap tergantung pada
suhu. Reaksi dikatalisis oleh enzim.
Enzim-enzim yang bekerja dalam
proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis
meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas
toleransi enzim.
Reaksi terang menggunakan energi
cahaya sehingga tidak terpengaruh
oleh perubahan suhu.
Faktor pembatas lainnya...
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata
menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.

Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi
pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan
dewasa. Hal ini dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai