Anda di halaman 1dari 29

M.

Atoillah Isfandiari
Diabetes mellitus, DM diabanein (bhs yunani):
,, tembus atau pancuran air
Mellitus (bahasa Latin): rasa manis
dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing
manis
Merupakan penyakit kelainan metabolik yang
disebabkan oleh banyak faktor, dengan gejala berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya
defisiensi transporter glukosa.
Dua-duanya
Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
Diabetes dalam Kehamilan
Diabetes Tipe Lain
WHOmengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan gejala :
Diabetes tipe 1 :
Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang
disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat
idiopatik (tidak khas).
Diabetes tipe 2:
yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes gestasional:
meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan
gestational diabetes mellitus, GDM.
Diabetes tipe lain
Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus
(MRDM) tidak lagi digunakan karena walaupun
malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, tetapi hingga saat ini
belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau
defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes.
Subtipe MRDM; Protein-deficient pancreatic
diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih
dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang
diinduksi oleh diabetes mellitus dan
memerlukan penelitian lebih lanjut
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak atau juvenile diabetes,
insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM adalah diabetes yang terjadi
karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya
sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan,
bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes
tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini
mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini,
terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas.
Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada
tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati
dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat
glukosa darah. Pengobatan dasar diabetes
tipe 1 adalah penggantian insulin. Tanpa
insulin bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibatkan kematian.
Penekanan juga diberikan pada penyesuaian
gaya hidup (diet dan olahraga).
Diabetes mellitus tipe ( adult-onset diabetes, obesity-related
diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan
oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan
kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak
gen yang menyebabkan :
disfungsi sel
gangguan sekresi hormon insulin
resistansi sel terhadap insulin yang yang menyebabkan sel jaringan,
terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin
serta penekanan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun terjadi
peningkatan sekresi gula darah oleh hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul


adalah berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang ditandai dengan meningkatnya
kadar insulin di dalam darah.
namun semakin parah penyakit, sekresi
insulin pun semakin berkurang, dan terapi
dengan insulin kadang dibutuhkan
Ada beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui
sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, dalam kaitan dengan
pengeluaran dari adipokines ( suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa.
Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien
dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis.
Faktor lain adalah riwayat keluarga
glukosa

Energi
sel
PERAN INSULIN

The Best Prescription is


Knowledge
Copyright.MediFa2004/Adip/
Witri
Kelainan pada DM tipe 2

Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel
karena sel resisten
terhadap insulin

Orang normal:
Glukosa dapat masuk ke
dalam sel dengan mudah

The Best Prescription is


Knowledge
Copyright.MediFa2004/Adip/
Witri
Diabetes mellitus gestasional (gestational
diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes,
double diabetes, type 2 diabetes which has
progressed to require injected insulin, latent
autoimmune diabetes of adults, LADA) atau
diabetes melitus yang terjadi hanya selama
kehamilan dan pulih setelah melahirkan
GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari
wanita penderita GDM bertahan hidup.
manuskrip Mesir di th 1500 SM menyebutkan "pengosongan terlalu besar dari
urin".
Tabib-tabib India sekitar waktu yang sama mengidentifikasi penyakit dan
diklasifikasikan sebagai madhumeha atau "madu urin" , mencatat urin akan
menarik semut
Istilah "diabetes pertama kali digunakan pada 230 SM oleh Appollonius dari
Yunani
Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 diidentifikasi sebagai kondisi yang terpisah untuk
pertama kalinya oleh Sushruta dokter India dan Charaka di th 400-500 dengan
tipe 1 berhubungan dengan pemuda dan tipe 2 dengan kelebihan berat badan
Thomas Willis yang pada tahun 1675 menambahkan "mellitus" ke "diabetes" kata
sebagai sebutan untuk penyakit ini, ketika ia melihat air seni diabetes memiliki
rasa manis
Sumber lain mengatakan Istilah "mellitus" atau " dari madu "ditambahkan oleh
pembalap Inggris John Rolle di akhir 1700-an untuk memisahkan kondisi dari
diabetes insipidus, yang juga dikaitkan dengan sering buang air kecil
Frederick Banting dan Charles Herbert mengembangkan insulin pada tahun 1921
dan 1922
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
Defek genetik sel -cell
Maturity onset diabetes of the young
Mutasi Mitochondrial DNA
Defek genetik pada pemrosesan insulin atau kinerja insulin
Defects in proinsulin conversion
Insulin gene mutations
Insulin receptor mutations
Defek pada pankreas
Chronic pancreatitis
Pancreatectomy
Pancreatic neoplasia
Cystic fibrosis
Hemochromatosis
Kelainan endokrin
Growth hormone excess (acromegaly)
Sindrom Cushing
Hyperthyroidism
Infeksi
Cytomegalovirus
Coxsackievirus B
Obat-obatan
Glucocorticoids /steroid
Hormon Thyroid
-adrenergic agonists
Statins (obat kholesterol)
Secara global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang
menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus
insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun
2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat.
Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih
umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih
maju. Peningkatan terbesar dalam prevalensi, dipekirakan
terjadi di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien
mungkin akan ditemukan pada tahun 2030
Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti
tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga
meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit
pemahaman tentang mekanismenya.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat
12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.
Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan :
prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun
diperkotaan 5,7%.
Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan
sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral
pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi
diatas nasional.
prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan
adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional.
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan
menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6
yaitu 5,8%.
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini:
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria,
serta pruritus vulvae pada wanita
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM
2. Pemerksaan glukosa plasma puasa
126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik
dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan
tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena
membutuhkan persiapan khusus
Efek jangka panjang

Menyebabkan stroke & serangan jantung


Menyebabkan kebutaan
Peredaran darah ke tungkai atau lengan
terganggu, luka sukar sembuh
Ginjal menjadi rusak dan gagal berfungsi
Gangguan sel saraf, sehingga reaksi
terhadap rangsang terganggu
Gangguan fungsi seksual
The Best Prescription is
Knowledge
Copyright.MediFa2004/Adip/
Witri
Semua bentuk diabetes mempunyai risiko komplikasi jangka panjang. Komplikasi
Jangka panjang terutama berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, baik "macrovascular (
atau yang berhubungan dengan aterosklerosis arteri besar)seperti penyakit
jantung iskemik (angina dan infark miokard), stroke dan penyakit pembuluh
darah perifer, juga "mikrovaskuler" komplikasi-kerusakan pada pembuluh darah
kecil, misalnya :
Diabetic retinopathy, yang mempengaruhi pembentukan pembuluh darah di retina mata,
dapat menyebabkan gejala visual, visi berkurang, dan berpotensi kebutaan
Nefropati diabetes, dampak diabetes pada ginjal, dapat menyebabkan jaringan parut
perubahan dalam jaringan ginjal, hilangnya jumlah kecil atau semakin besar protein dalam
urin, dan akhirnya memerlukan dialisis/cuci darah.
Neuropati diabetik merupakan dampak diabetes pada sistem saraf, yang paling sering
menyebabkan mati rasa, kesemutan dan nyeri pada kaki. neuropati juga berkontribusi pada
risiko yang berhubungan dengan masalah kaki (seperti ulkus kaki diabetik) yang dapat sulit
untuk mengobati dan kadang-kadang memerlukan amputasi.
Sidang Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor
61/225/2006 yang mendeklarasikan bahwa epidemic
Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius
sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitik-
beratkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di
seluruh dunia menetapkan tanggal 14 Nopember
sebagai Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day)
yang dimulai tahun 2007
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005,
pembentukan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian
faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit
DM yang mempunyai faktor risiko bersama
Pilar penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
Nutrisi :
Kurangi total lemak terutama lemak jenuh.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10
kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol
diabetes
Penurunan berat badandapat diusahakan dicapai
dengan penurunan asupan energi yang moderat
dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

Anda mungkin juga menyukai