Anda di halaman 1dari 40

Kelainan Pada Tuba

Nama: R Derry Dwi Putra


NPM: 112170061
Pembimbing: dr. Hj. Farida Yunus
Dahlan, Sp.Rad
Anatomi Tuba
Tuba Uterina bertugas sebagai saluran oosit dari
ovarium ke uterus. Tuba uterine memiliki panjang 10-
12 cm

Tuba fallopi terdiri dari corneal, isthmus, dan ampulla.


Tuba uterine juga memiliki 3 lapisan: lapisan luar
serosa, lapisan tengah otot halus, dan lapisan dalam
mukosa.

Tuba uterin yang berbentuk open-ended structure


dapat memiliki resiko kesehatan yang signifikan apabila
bakteri memasuki vagina
Fisiologi Tuba
Tuba Uterina (juga disebut tuba fallopi atau
oviduct) bertugas sebagai saluran oosit dari
ovarium ke uterus.
Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi
Sebagai tempat terjdinya konsepsi
Dan Tempat pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula
Kelainan Tuba
1. Kongenital
2. Infeksi
3. Endometriosis
4. karsinoma Tuba Fallopi
Kongenital (Duktus Mulleri)
Definisi
saluran berpasangan dari embrio yang berjalan disisi lateral
urogenital, strukturnya menyerupai benang yang mulai
berdiferensiasi dalam embrio saat berusia 6 minggu.

Traktus ini kemudian akan menjadi oviduct patent, kavum uteri,


kanalis cervikalis, dan dua pertiga bagian atas kanalis vaginalis.
Sepertiga bawah vagina terbentuk dari invaginasi kloaka

Adanya gangguan perkembangan duktus mulleri selama


embryogenesis dapat membuat kelainan kongenital yang kompleks
dan luas yang dinamakan mllerian duct anomalies (MDAs).
Etiologi
Proses fusi (penggabungan) duktus Muller kanan
kiri akan selesai pada usia kehamilan 12 minggu.
Sementara itu, proses kanalisasi akan selesai
pada usia kehamilan 5 bulan. Kegagalan fusi
vertical antara duktus Muller dan sinus urogenital
akan menyebabkan kelainan gangguan kanalisasi
organ genitalia. Selanjutnya, kegagalan untuk
melakukan fusi lateral akan menyebabkan
terjadinya duplikasi organ. Gangguan resorpsi
akan mengakibatkan terbentuknya septum
Gejala
Kelainan duktus Mulleri biasanya tidak bergejala. Tetapi
adanya keluhan seperti nyeri pada saat haid,
amenorea, dan bertambahnya volume abdomen
pernah dilaporkan pada kasus anomali duktus Mulleri

Pada kasus uterus unikornu gejalanya berhubungan


dengan kelainannya. Jika rudimenter, tanduk uterus
yang tidak berhubungan disertai adanya fungsi
endometrium maka hematometra dan hematosalfing
dapat ditemukan
Diagnosa
Agenesis atau hypoplasia
- HSG tidak mempunyai peran dalam mengevaluasi
anomali duktus Mulleri tipe agenesis atau hypoplasia.

- Gambaran USG yang dapat ditemukan adalah adanya


ovarium yang normal tanpa ditemukannya uterus.

- Pada pemeriksaan MRI Hypoplasia uterus terlihat


sebagai area hipointens pada T2WI. Kelainan vagina
paling mudah dilihat pada potongan aksial
Gambar 4.Agenesis uterus pada MRI A. Potongan sagittal T2WI menunjukkan vagina dengan
ujung yang buntu. B. Potongan aksial T2WI menunjukkan ovarium yang normal.
Diagnosa
Uterus Unikornu
- Pada HSG dapat ditemukan gambaran uterus yang berdeviasi
dengan satu kanal atau dua kanal yang asimetris.

- Pada USG, gambaran uterus unikornu mungkin dapat terlihat


seperti busur ke satu sisi.

- Pada pemeriksaan MRI akan tampak kurva yang mengarah ke sat


sisi, tampak pula endometrium dan myometrium dengan
perbandingan yang normal.

- Jika tidak terdapat endometrium maka gambaran pada kornu


rudimenter akan tampak hipointens.Jika terdapat jaringan
endometrium, garis endometrium akan tampak hiperintens,
Gambar 5.Uterus unikornu tanpa uterus rudimenter.A. ilustrasi. B. HSG. C. potongan aksial T2WI
tanduk uterus tunggal.D. tidak adanya jaringan lunak disekitar uterus unikornu menandakan
uterus unikornu tanpa uterus rudimenter
Diagnosa
Uterus Didelfis
-Pada HSG yang ditemukan adalah terisinya dua kavum uteri yang
terpisah dengan dua tuba falopii. Jika terdapat obstruksi pada septum
maka hanya satu kornu yang terisi kontras, gambarannya menyerupai
uterus unikornu

-Pada pemeriksaan USG membedakan antara didelfil dengan bikornu


melalui potongan koronal pada fundus uteri.Pada uterus didelfis kedua
kornu uterus terpisah jauh dengan tidak terdapat hubungan antara
kavum endometrium.

-Pada pemeriksaan MRI terdapatnya gambaran kedua kornu uterus


yang terpisah jauh. Celah fundus lebih dari satu sentimeter merupakan
tanda untuk membedakan antara kelainan penyatuan ( didelfis dan
bikornu) dengan kelainan reabsorbsi (uterus bersepta dan arkuata).
Gambar 6.Uterus Disdelfis.A. ilustrasi.B. potongan koronal T2WI tampak celah di antara kedua
tanduk uterus.C. kaudal dari gambar B menunjukan dua vagina.
Diagnosa
Uterus Bikornu
-Pada pemeriksaan HSG kontras mengisi kedua kavum
uteri dan tuba falopii dengan jarak kedua tanduk yang
divergen.

-USG tiga dimensi dapat mengvisualisasi kontur eksterna


fundus dengan lebih baik.

-Pada pemeriksaan MRI dapat mendiagnosis uterus


bikornu dengan tepat. Adanya gambaran tanduk uterus
yang divergen dengan zona anatomi yang normal , ada
tidaknya duplikasi serviks dan celah fundus lebih dari 1cm
Gambar 7.Uterus bikornu. A. Ilustrasi. B. Pada HSG tampak defek pada fundus. C. Potongan
koronal T2WI tampak celah fundus lebih dari 1cm. D. USG potongan koronal tampak celah pada
fundus.
Diagnosis
Uterus septasi
-Pemeriksaan HSG tidak dapat untuk mengevaluasi kontur uterus eksterna,

-Pada pemeriksaan USG tiga dimensi septum yang komplit dibagi menjadi septum dibagian cavum
uteri yang terdiri dari myometrium dengan gambaran hiperekhoik dan pada bagian serviks terdiri
dari jaringan fibrosa dengan gambaran hipoekhoik.Pada septum yang parsial tidak mencapai
serviks, dan bagian tengah dari septum membuat sudut <900. Kontur eksterna dari fundus dapat
berbentuk konveks, datar, atau indentasi dengan kedalaman kurang dari 1cm.

-Pada pemeriksaan USG ditemukan gambaran myometrium yang terinterupsi oleh septum di
bagian fundus uteri.Komponen fibrosis pada septum tampak hipoekhoik

-Pada pemeriksaan MRI, uterus berukuran normal . Adanya gambaran celah yang jelas pada
kontur uterus eksterna merupakan indicator dari kelainan dari gangguan penyatuan seperti
bikornu. Kontur eksterna dari fundus uterus bersepta dapat berbentuk konveks, datar, atau
indentasi dengan kedalaman kurang dari 1cm.. Pada T2WI menampilkan hiperintens pada
myometrium dan hipointens pada septum yang mengandung janringan fibrosa.
Gambar 8.Uterus bersepta.a.ilustrasi,b.HSG,tampak filling defect pada fundus.c.USG3D
menunjukan uterus bersepta parsial.d. T2WI tampak uterus bersepta.
Diagnosis
uterus arkuata
-Pada pemeriksaan HSG didapatkan kavum uterus tunggal
dengan gambaran indentas yang berbentuk pelana kuda pada
fundus uteri. Pada pemeriksaan USG gambaran indemtasi
pada fundus uteri dengan kontur uterus eksterna yang
normal.

-Pada pemeriksaan MRI, ukuran uterus normal, dan kontur


eksterna fundus uteri normal.Pada uterus arkuata tampak
jaringan lunak yang mengindentasi kavum endometrium. Pada
T2WI tampak hiperintens yang menandakan adanya jaringan
myometrium yang prominen tanpa jaringan fibrosis.
Gambar 10.Uterus arkuata.a.HSG, tampak filling defect pada fundus.b.USG3Dkontur luar fundus
konveks.c.T1WI konveks pada eksternal fundus.
Infeksi PID
Penyakit Radang Pelvis adalah penyakit/
keradangan dari saluran genitalia wanita bagian
atas.

Penyebab peradangan pelvis


biasanya polimikrobial, paling banyak
karena infeksi Neisseria gonorrhoeae (30-80%)
atau Chlamydia trachomatis (60%); 25%-40%
penderita gonore juga terinfeksi oleh klamidia.
Kriteria Klinis Diagnosis Peradangan
Pelvis
Kriteria mayor Kriteria minor

Nyeri perut bawah Terdapat tumor masa pada adneksa

Nyeri goyang serviks Demam > 38oC

Nyeri pada perabaan adneksa Diplokokus intraseluler pada preparat Gram

Ada infeksi servikovaginal terutama dengan duh purulen Lekositosis > 10.000

Pemeriksaan USG mendukung

Biopsi endometrium menunjukkan endometritis

LED atau protein C reaktif meningkat

Kultur dari rongga pelvis terhadap C.trachomatis,


N.gonorrhoeae,Mycoplasma dan mikroorganisme anerob
positif.
Standar emas untuk diagnosis PID adalah inspeksi
langsung dari area yang terinfeksi dengan
laparoskopi.
Medical imaging menawarkan sejumlah
pendekatan diagnostik non-invasif yang sekarang
lebih banyak digunakan, antara lain : 15
USG (Ultrasonografi), transabdominal dan
transvaginal
Magnetic Resonance Imaging
HSG (Histerosalpingografi)
USG
Ultrasound adalah modalitas pencitraan pilihan
pertama untuk diagnosis dan evaluasi PID.

Telah diperkirakan bahwa 50% dari pasien dengan PID


dapat menunjukkan cairan bebas dalam cul de sac.
Gambaran yang paling sering adalah bentukan tubular yang
mungkin harus dibedakan dari vena pelvis oleh kurangnya
aliran di dalamnya dan dari loop usus oleh kurangnya gerak
peristaltik.

Pada PID tuba fallopi menjadi memanjang, melebar dan


berliku-liku, dan berisi cairan yang tergantung pada
konsistensinya, dapat muncul anechoic (jelas) atau dengan
elemen echogenic seperti nanah (pyosalpinx) atau darah
(Hematosalpinx).
Pada PID akut dan sekitar 50% dari kasus yang ada terdapat
"string sign", hal ini menunjukkan peningkatan gambaran
dalam salpinx karena adanya eksudat yang purulen. Tanda lain
hydrosalpinx, pada imaging aksial, adalah cog-wheel sign

Gambar, Cog-wheel sign of hydrosalpinx (within dotted circle)


MRI
Tuba fallopi yang berdilatasi muncul berliku-liku, tubuler dan terisi cairan,
dan dapat "membuka" pada imaging multiplanar . Adanya hal tersebut
dari plicae mukosa menunjukkan hydrosalpinx.

Gambar . T2-weighted MRI, sagital plane: unfolded hydrosalpinx (f); bladder (b)
Gambar . T2-weighted MRI,axial view: f hydrosalpinx; a tubo-ovarian abscess.
Note the different signal intensity between salpinx and abscess

Gambar . T2-weighted MRI, sagital view. Tubo-ovarian abscess (a) with fluid/
fluid level (arrows); b bladder
Histerosalpingografi
Pada hydrosalping yang parah didapatkan hilangnya lipatan
rugal. Cavum uterus ditunjukkan berisi cacat yang
menggambarkan synechiae sebagai akibat infeksi sebelumnya.

Gambar . Hysterosalpingography.Moderate degree of hydrosalpinx (f) with


preservation of the rugal folds (arrow)
Endometriosis
Endometriosis didefinisikan sebagai adanya jaringan endometrium yang
tumbuh diluar dari jaringan uterus.
Daerah yang paling sering terkena adalah organ pelvis dan peritoneum,
walaupun daerah lain bisa terkena.

Gambar 1. Lokasi yang sering ditemukan adanya endometriosis


Etiologi
Teori Menstruasi Retrograde
menyatakan bahwa terjadi refluks jaringan endometritik
yang viabel melalui tuba Fallopi saat menstruasi dan
mengadakan implantasi pada permukaan peritoneum dan
organ pelvik.

Teori Metaplasia Selomik


endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel
epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan
hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini akan
menyebabkan metaplasia dari sel-sel epitel itu, sehingga
terbentuk jaringan endometrium
Gejala
Dismenore rasa nyeri waktu haid yang semakin
lama semakin menghebat. Dispareunia yang
merupakan gejala yang sering dijumpai,
disebabkan oleh karena adanya endometriosis di
dalam kavum douglas.
Diskezia atau nyeri pada saat defekasi terutama
pada waktu haid,
Gangguan haid dan siklusnya dapat terjadi
apabila kelainan pada ovarium yang luas
Diagnosis
Imaging
1) Pemeriksaaan dengan USG abdomen didapatkan lesi pada
adneksa, tampak lesi hypoechoic soliter, bentuk membulatdan
berbatas tegas . dari pemeriksaan USG transvaginal
didapatkan gambaran masa kistik yg berlokasi pada
miometrium.
2) Pada pemeriksaan dengn memasukan barium enema dalam
colon (colon in loop) terlihat gambaran dengan filling defect.
3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran,
endometriosis, namun biaya pemeriksaan lebih mahal.
USG Endovaginal pada endometrioma.
Perhatikan karakteristik difus,
gambaran hipoechoic dari
endometrioma (E) menunjukkan
gambaran yang solid

Tampilan sagital menunjukkan


endometrioma (e) di cul-de-sac dengan
difus, hipoechoic. Endometrioma
terletak di posterior rahim (u).

Tampilan melintang dari endometrioma


ovarium kiri menunjukkan tampilan
yang heterogen,difus, hipoechoic
diselingi dengan daerah Echogenic dan
anechoic.
Gambaran MRI endometriosis
T1-pada gambar resonansi magnetik
endometrioma. Perhatikan karakteristik intensitas
sinyal tinggi (mirip dengan lemak) sedangkan sisi
kanan adneksa endometrioma (panah).
Karsinoma
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara otonom,
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal
sehingga sel ini berbeda dari sel normal
dalambentuk dan strukturnya.
Etiologi
Neoplasma atau pertumbuhan baru dari jaringan yang bersifat
abnormal dapat bersifat benigna (jinak) atau maligna (ganas).

Benigna
Neoplasma jinak yang biasanya terjadi adalah tumor berbentuk
kistik Varian ini dinamakan kista morgagni.Lokasi tersering dari
tumor kistik tuba ini adalah pada atau dekat ujung fimbria.

Maligna
Kanker tuba fallopii merupakan jenis kanker yang jarang
dijumpai. Diperkirakan kanker ini memiliki penyebab yang sama
dengan kanker ovarium dari segi kelainan genetic
Gejala
Pada kejadian neoplasma jinak, tidak ada
tanda khas yang menyertaidari
patologitersebut.

Untuk keganasan sendiri,seperti keganasan


lainnya, gejala tidak khas mungkin muncul
sepertiperdarahan pervaginam (terutama
pada usia pascamenopause) disertai
nyeriperut bagian bawah.
Diagnosis
Pada neoplasma tuba yang bersifat jinak, dilakukan pemeriksaan patologi anatomi
dengan temuan kista berisi cairan dilapisi oleh epitel serosa jinak bertipe tuba.
Sementara pada neoplasma yang bersifat ganas, diagnosis dapat di konfirmasi
dengan menggunakan USG abdominal atau vaginal yang dilihat perubahan
morfologi adneksanya dengan yang normal.

Gambar 12. USG Kanker Tuba fallopi


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai