Anda di halaman 1dari 17

TEKNOLOGI REPRODUKSI dan IB

KULIAH VI

SPERMA/SEMEN BEKU
Pembekuan & Penyimpanan Sperma Beku
Kenapa sperma perlu dibebukan ?
Penyimpanan sperma dalam bentuk cair hanya mampu
mempertahankan motilitas (gerakan) dan viabilitas
(kemampuan hidup) dalam waktu 2 3 hari saja. Kenapa ?
Karena spermatozoa masih tetap aktif dan bermetabolisme

Penyimpanan dalam bentuk beku menginaktifkan


spermatozoa secara komplit. Spermatozoa tidak
beraktivitas, sehingga meminimalisir metabolisme yang
menghasilkan zat-zat beracun (asam laktat, CO2, dll)
Pada prinsipnya persiapan sperma untuk dibekukan
sama dengan pembuatan sperma cair, yaitu diperlukan
pengencer.

Bedanya adalah adanya penambahan Glycerol ke


dalam pengencer untuk memodifikasi atau mencegah
pembentukan kristal es saat pembekuan dan simpan
beku.

Penambahan glycerol 8 % dan dibebukan secara


perlahan dari temperatur 2o sampai -79 C dapat mem-
pertahankan spermatozoa tetap hidup hingga 50 - 90%.
Penyimpanan sperma pada suhu -196oC dapat memper-
tahankan kualitas spermatozoa dalam waktu bertahun-
tahun dengan angka pembuahan 65%.

Keuntungan sperma beku :


- Sperma pejantan unggul yang masihh sehat, terluka,
cacat, pincang, tua, bahkan sudah mati, masih dapat
dimanfaatkan sepanjang tahun.

- Dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak (dipakai


kapan saja dan dimana saja).

- Biaya transport sperma menjadi rendah dibanding


transport pejantan (antar wilayah, daerah, pulau/negara).
Kekurangan sperma beku :
- Sekitar 10 20 % pejantan menghasilkan sperma yang
tidak tahan pembekuan.
- Biaya produksi dan penyimpanan mahal, harga
kontainer dan nitrogen (N2) cair semakin tinggi. Tetapi
jika bisa diproduksi sendiri di dalam negeri, bisa lebih
murah.
- Pada proses pembekuan, sekitar 20 -80% (50%) akan mati,
sehingga jumlah spermatozoa per dosis IB harus tinggi
yaitu minimal 12 juta dibanding 5 juta pada sperma cair.
- Berpotensi menyebarkan penyakit viral dan bakterial
jika kesehatan pejantan dan higyne sperma tidak
diperhatikan.
- Pemakaian sperma beku secara besar-besaran akan
membatasi jumlah dan jenis pejantan yang dipakai.
Problema pembekuan dan cara mengatasi
1. Fenomena : cold shock, perubahan intrasel akibat
pengeluaran air air membeku pembentukan
kristal es merusak spermatozoa secara mekanik,
karena pembekuan adalah fenomena pengeringan
fisik.
Bahan elektrolit terlarut terakumulasi berlebihan
dan melarutkan selubung lipoprotein dinding sel.
Pada saat thawing (pencairan kembali) permeabi-
litas membran berubah tiba-2 kematian sel
spermatozoa.
1. Cara mengatasi :
- Penambahan glycerol atau glycerin (7 7,6 atau 10 %
pada susu) berdifusi, menembus masuk dalam sel
spermatozoa dan dapat digunakan untuk aktivitas
metabolisme oksidatif. Glycerol yang masuk
menggantikan sebagian air dan mendesak elektrolit ke
luar sel mengurangi kerusakan spermatozoa.
- Ekuilibrasi 4 jam pada suhu 5oC mengurangi
cold shock .
- Mengatur kecepatan pembekuan, one step (langsung),
double/triple step (bertahap).
Pembuatan Sperma beku
1. Pembekuan dalam ampul : versi Jerman Barat & Amerika.
Prinsipnya sama, Jerman B. menggunakan mesin proses,
Amerika semi mesin (proses akhhir).
- Sperma ditampung, dievaluasi dan diencerkan dengan tris-
kuning telur dengan konsentrasi per dosis 40 60 juta.
- Ampul diidentifikasi, disusun pada alat pengisi(filling).
Ampul akan terbawa secara otomatis oleh cakram/rotor yg
berputar, kmd diisi sperma dan ditutup/disegel oleh nyala
gas dan oksigen.
- Ampul ini kmd akan dibawa ke dalam kotak alumunium
dan disimpan untuk ekuilibrasi pd 5oC selama 8 18 jam.
Selanjutnya disimpan dlm bejana berisi methanol 5oC.
Bejana diangkat ke tempat pembekuan dan dialiri/disemprot
dengan N2 cair.
Penurunan suhu methanol diatur dengan thermoelemen sbb :
1o /menit dari 5o ke 0o C
3o /menit dari 0o ke -12o C
5o /menit dari -12o ke -50o C
20o /menit dari -50o ke -100o C
50o /menit dari -100o ke -196o C
Selanjutnya sperma beku akan dibawa/ditransport dengan
kontainer ke gudang penyimpanan.
Pada versi Amerika :
Step 1, sperma hasil penampungan diencerkan 1 : 4 (sperma
: pengencer tanpa gliserol yang terdiri 1 bgn kuning telur +
4 bgn penyanggah + 1000 IU penicillin dan/atau 1000 g
streptomycin per ml pengencer. Konsentrasi 20-30 juta/ml.
Sperma encer didinginkan secara gradual dalam lemari es
5oC selama 75 menit.
Pengencer kedua yang mengandung glycerol 14% (jml.
sama) ditambahkan sedikit demi sedikit hingga volume
akhir mengandung 7% glycerol selama 60 menit.
Selanjutnya sperma dimasukkan dalam ampul 1 ml,
dipatri (sealed) dan ekulibrasi 5oC selama 4 20
jam.
Ampul yg sdh dipatri ditempatkan pada tongkat
metal (canister) dan dibekukan dalam mesin (uap
N2 cair).
Setelah mencapai suhu -80oC celupkan dalam N2
cair dan simpan dalam kontainer suhu -196oC.
Mesin Pengisian dan Patri
(Filling and Sealing Mecine)

Mesin Pembekuan
(Freezing mecine)
2. Pembekuan dalam straw
Cara pembekuan sederhana : Versi Jerman Barat.
Dipakai blanko straw atau pailette, atau jerami dari plastik
atau polyvinyl chlorida. Panjang 12 cm atau 4 cm (mini),
volume 0,5 atau 0,25 ml, konsentrasi sptz minimal 12 juta.
Salah satu ujungnya disumbat 2 lapis kapas tak menyerap
(non-absorbent cotton).
Straw yang sudah diidentifikasi dijepit pd patron yang berisi
15 straw. Sperma yang sudah diencerkan dihisap ke dalam
straw dengan pompa penghisap listrik, ujung yang terbuka
kmd ditekankan pd serbuk perekat polyvinyl-alcohhol.
Masukkan dalam air suhu 21oC , kmd disimpan dalam suhu
5oC (kulkas) selama 12 jam di atas grill (rak)
Untuk pembekuan, grill yang berisi straw diletakkan
4 cm di atas uap N2cair (di atas permukaan N2cair)
selama 10 menit. Straw dimasukkan ke dalam tabung/
goblet dan dicelupkan langsung dalam N2 cair.
Sperma yang sudah beku disimpan di dalam kontainer
berisi N2cair penuh (-196oC).
Sperma beku dalam kemasan straw bisa dibuat
berbagai warna sesuai jenis spermatozoanya.
Penyimpanan sperma dalam straw bisa menghemat
tempat dan ringan dibawa, baik utk di dalam maupun
ke luar negeri (antar negara).
3. Pembekuan dalam bentuk Pellet
Cara pembekuan yang paling sederhana, berbentuk
butiran/pil. Untuk menguatkan pellet, pengencer harus
mengandung perekat.
Pengencer utk pellet terdiri dari 11% protein laktosa
atau 18,5% rafinossa, 20% kuning telur, 5 8 %
glycerol dan antibiotik.
Sebanyak 3 bagian pengencer hangat ditambahkan
ke dalam sperma (3 : 1) pada suhu 35 atau 22oC dan
di-dinginkan sampai 5oC selama 1,5 jam, ekuilibrasi
selama 3 4 jam.
Pembekuan dilakukan di dalam kamar dingin (5oC).
Dibuat lubang/sumur berdiameter 5 mm pada cakram/
piringan CO2 padat, kmd sperma encer dituangkan ke
dalam lubang dengan pipet atau alat khusus. Setiap
tetesan mengandung 0,07 0,12 ml sperma dengan
konsentrasi sptz 12 30 juta.
Sebelum sperma membeku segera taruh bundaran
kertas kecil dengan identitas sperma, jika sperma
membeku kertas akan menempel.
Biarkan sperma membeku di atas cakram CO2 padat
selama 2 5 menit, kmd dituang di dalam N2 cair dan
disimpan dalam kontainer berisi N2cair.
Penyimpanan sperma dalam bentuk pellet selain
sederhana juga praktis, hanya sulit utk identifikasi dan
perlakuannya (saat IB).
Sekian, selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai