Tahun 2015 830 perempuan/hari meninggal diseluruh dunia akibat komplikasi selama
kehamilan dan persalinan (WHO)
Target AKI
70/100.000 KH
(SDGs) Belum
tercapai
KB
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2017
dalam satu dekade terakhir capaian Contraceptive Prevalence Rate
(CPR), Age Specific Fertility Rate (ASFR) perempuan usia 15-19
tahun dan unmet need belum menunjukkan hasil yang optimal.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan antara lain dengan pendekatan
pelayanan yang berkelanjutan ((Continuum of Care)
Hal yang tidak kalah penting upaya penguatan manajemen
pelayanan Keluarga Berencana meliputi pengorganisasian,
perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi.
Keluarga Berencana sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak).
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2017
DEFINISI
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan KB merupakan :
seluruh tugas yang menjadi Upaya kesehatan masyarakat esensial Puskesmas
tanggung jawab profesi dan pelayanan medik umum di Rumah Sakit
Pelayanan keberlanjutan (Continuum of Care) dalam pelayanan KB, meliputi pendidikan kesehatan reproduksi pada
remaja, konseling WUS/ calon pengantin, konseling KB pada ibu hamil/ promosi KB pasca persalinan, pelayanan KB
pasca persalinan, dan pelayanan KB interval
ORGANISASI
Organisasi= organon (Bahasa Yunani)= alat
Chester I. Barnad, organisasi adalah sistem kerja
sama antara dua orang atau lebih
James D. Mooney, organisasi adalah setiap
bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama
Didin Haifudin dan Hendri Tanjung, organisasi
adalah sebuah proses yang dilakukan bersama-
sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang
sama dan juga dengan cara yang sama
ORGANISASI KB
Yayasan
didirikan di Yogyakarta pada
Kesejahteraan tanggal 12 November 1952
Keluarga
Didirikan 1957 di Jakarta
PKBI gedung IDI A Dr. Sam
Ratulangi no 29
Didirikan 17 Oktober
LKBNBKBNBkkbN 1968 dengan Surat
Keputusan nomor 36/-
Kpts/Kesra/X/1968
PENGORGANISASIAN PELAYANAN KB
Pengorganisasian dalam manajemen pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber
daya manusia dan sumber daya fisik lainnya untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan guna
mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Menjamin ketersediaan alat, obat kontrasepsi serta bahan habis
pakai penyimpanan dan distribusinya
PERENCANAAN PELAYANAN KB
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk mengatasi
permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna
Perencanaan pelayanan KB mulai dari tingkat fasilitas
pelayanan tingkat pertama sampai dengan tingkat lanjutan
difokuskan pada analisis situasi dengan memanfaatkan data/
informasi KB yang ada, baik data rutin maupun survei.
Salah satu bentuk perencanaan KB adalah perencanaan
kebutuhan alokon di Puskemas dan RS
Di Puskesmas
Tingkat Bentuk Kegiatan
Pelaksana perencanaan
Pelayanan Pengumpulan data
Di rumah sakit sasaran program
KB, jenis dan
PERENCANAAN jumlah stok
alokan, jaringan
Di tingkat pelayanan
Tingkat Provinsi puskesmas
Manajemen Perencanaan
Pelayanan kebutuhan alat
Di Tingkat Pusat dan obat
kontrasepsi
kompetensi petugas;
Buku KIA
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2017
Alur pencatatn dan Pelayanan KB
Puskesmas • Audit
dan Rumah medik
pelayanan
Sakit
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
KB
TAHUN 2017
SKEMA PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAYANAN KB
Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang perbedaan manajemen perencanaan anggaran yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menjalankan program pelayanan KB
Pada masa pemerintahan Orde Baru dengan sistem pemerintahan yang sentralistik, sistem penganggaran lebih dominan
ditangani oleh pemerintah pusat. Sejak awal pelaksanaan otonomi daerah tahun 2001merupakan masa transisi bagi
Pemerintah daerah dari kebiasaan sentralisasi berubah ke permulaan tugas menyusun sendiri anggarannya (APBD).
Sejak berlakunya sistem otonomi daerah, pimpinan daerah dalam menyusun kebijakan lebih berorintasi pada kepentingan
jangka pendek dan kepentingan lokal dan kurang memperhatikan pengaruh jangka panjang dari program pengendalian
penduduk.
Di era tersebut kependudukan dan KB tidak termasuk skala prioritas dalam perencanaan pembangunan daerah khususnya
dilihat dari tiga indikator yaitu : (1) alokasi anggaran untuk pengendalian penduduk dan pelayanan KB sangat kecil; (2)
penempatan urusan pengendalian penduduk dan pelayanan KB pada level organisasi perangkat daerah terendah (tingkat
Seksi atau Sub Bidang); dan (3) penempatan tenaga (SDM) yang menangani urusan tersebut
diperlukan adanya komitmen yang tinggi dan perhatian yang lebih serius Pemerintah Kabupaten dan Kota terhadap
penyelesaian masalah kependudukan memasukkan masalah kependudukan dalam perencanaan pembangunan daerah
sebagai salah satu issu strategis dan pengendalian penduduk dan pelayanan KB sebagai salah satu program prioritas
pembangunan di daerahnya .